Nunu Nurul Qomariyah
Assalamu'alaikum warga Huda
adab bertetangga
>> jika tetangga punya pohon buah dan sebagian besar pohonya (mangklung) bahasa jawa hehe bahasa indonya gak tau,
pohonnya sebagian besar mangklung ke tanah halaman rumah kita, bolehkah kita mengambil buahnya tanpa bilang kepada yang punya pohon?
JAWABAN
Siroj Munir
Kalau ada ranting-ranting pohon yang mangklung diatas tanah milik tetangga, maka orang yang memiliki pohon tersebut harus mau "memindahkannya". Jika ia tidak mau, maka diperbolehkan bagi tetangga tersebut untuk mengalihkannya, lalu memotongnya meskipun dengan tanpa izin.
ولو انتشرت أغصان شجرة أو عروقها إلى هواء ملك الجار أجبر صاحبها على تحويلها ، فإن لم يفعل فللجار تحويلها ثم قطعها ولو بلا إذن حاكم كما في التحفة
( Bughyatul Mustarsyidin, Hal : 291 )
>>
Jika pemilik tanah (tetangga) diam saja, dan membiarkan ranting tersebut tumbuh, bahkan sampai berbuah diatas tanahnya, maka yang berha atas buah tersebut adalah pemilik pohon
ثم إن لم تكن لصاحب البذر يد على الأرض فلصاحبها قطعه مجاناً لأنه لم يأذن فيه ، كما لو انتشرت أغصان شجرة في هواء ملكه فيجبر على إزالتها وتسوية الأرض بلا أجرة مدة التسوية لعدم تعديه ، فإن رضي صاحب الأرض ببقائه فالغلة لمالك البذر
( Bughyatul Mustarsyidin, Hal : 548 )
>>
Jika ia membiarkan ranting tersebut tumbuh diatas tanahnya, dan mengadakan kesepakatan dengan pemilik pohon, dia akan membiarkan ranting tersebut tetap tumbuh namun dengan ganti rugi harta, maka hal tersebut tidak sah secara agama, sebab itu hanya sekedar membiarkan ranting tumbuh diudara. Namun jika memang akar pohon tersbut sampai merusak temboknya, maka ia boleh meminta ganti rugi.
للشخص تحويل أغصان شجرة لغيره مالت إلى هواء ملكه الخالص أو المشترك إن امتنع مالكها من تحويلها وله قطعها، ولو بلا إذن قاض إن لم يمكن تحويلها ولا يصح الصلح على بقاء الأغصان بمال لأنه اعتياض عن مجرد الهواء فإن اعتمدت على الجدران صح الصلح عنها يابسة لا رطبة لزيادتها وانتشار العروق
( Hasyiyah Al Bujairomi Ala Syarhil Manhaj, Juz : 3 Hal : 13 )
afwan, dalil diatas mungkin bisa dilengkapi dengan periwayatnya. Jazakallah
BalasHapus