فصْل في تابع المنادى
FASAL MENERANGKAN TABI’ MUNADAتَابعَ ذِيْ الضَّمِّ المُضَافَ دُونَ ألْ ¤ ألْزِمْهُ نَصْباً كَأَزَيْدُ ذَا الْحِيَلْ
Terhadap
Tabi’ yg mengikuti Munada mabni dhommah (munada mufrod alam/nakirah
maksudah) yang mana Tabi’ tsb mudhaf tanpa AL, hukumilah ia wajib
Nashob, contoh: “A, Zaidu dzal-hiyal” (Wahai, Zaid si empunya ide..!)
وَمَا سِوَاهُ ارْفَعْ أوِ انْصَبْ وَاجْعَلَا ¤ كَمُسْتَقِلٍّ نَسَقاً وَبَدَلا
Selain
Tabi’ Munada yg mudhaf tanpa Al sebagaimana diatas (yakni berupa tabi’
munada yg mufrod atau mudhaf menyandang AL) maka boleh rofa’kanlah atau
nashobkanlah. Sedangkan tabi’nya yg berupa Athaf Nasaq dan Badal,
hukumilah sebagaimana Munada itu sendiri (yakni, mabni dhammah jika
mufrod atau Nashab jika Mudhaf).
وَإنْ يَكُنْ مَصْحُوبَ ألْ مَا نُسِقَا ¤ ففِيهِ وَجْهَانِ وَرَفْعٌ يُنْتَقَى
Jika
Tabi’nya yg berupa Athaf Nasaq yg disandangi AL, maka boleh dua jalan
(Rofa’ atau Nashob) sedangkan Rofa adalah jalan yg terpilih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar