PERTANYAAN
Narti Khoir
Assalamualaikum...bolehkah seorang majikan muslim memberikan
THR (tunjangan natal,galungan dlsb) kepada karyawannya yg non muslim?
JAWABAN
Siroj Munir
MADZHAB HANAFI
قَالَ - رَحِمَهُ اللَّهُ - (وَالْإِعْطَاءُ بِاسْمِ النَّيْرُوزِ
وَالْمِهْرَجَانِ لَا يَجُوزُ) أَيْ الْهَدَايَا بِاسْمِ هَذَيْنِ
الْيَوْمَيْنِ حَرَامٌ بَلْ كُفْرٌ، وَقَالَ أَبُو حَفْصٍ الْكَبِيرُ -
رَحِمَهُ اللَّهُ - لَوْ أَنَّ رَجُلًا عَبَدَ اللَّهَ خَمْسِينَ سَنَةً
ثُمَّ جَاءَ يَوْمُ النَّيْرُوزِ، وَأَهْدَى لِبَعْضِ الْمُشْرِكِينَ
بَيْضَةً يُرِيدُ بِهِ تَعْظِيمَ ذَلِكَ الْيَوْمِ فَقَدْ كَفَرَ، وَحَبِطَ
عَمَلُهُ، وَقَالَ صَاحِبُ الْجَامِعِ الْأَصْغَرِ إذَا أَهْدَى يَوْمَ
النَّيْرُوزِ إلَى مُسْلِمٍ آخَرَ، وَلَمْ يُرِدْ بِهِ التَّعْظِيمَ
لِذَلِكَ الْيَوْمِ، وَلَكِنْ مَا اعْتَادَهُ بَعْضُ النَّاسِ لَا
يَكْفُرُ، وَلَكِنْ يَنْبَغِي لَهُ أَنْ لَا يَفْعَلَ ذَلِكَ فِي ذَلِكَ
الْيَوْمِ خَاصَّةً، وَيَفْعَلُهُ قَبْلَهُ أَوْ بَعْدَهُ كَيْ لَا يَكُونَ
تَشَبُّهًا بِأُولَئِكَ الْقَوْمِ، وَقَدْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - «مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ
مِنْهُمْ» ، وَقَالَ فِي الْجَامِعِ الْأَصْغَرِ رَجُلٌ اشْتَرَى يَوْمَ
النَّيْرُوزِ شَيْئًا لَمْ يَكُنْ يَشْتَرِيهِ قَبْلَ ذَلِكَ إنْ أَرَادَ
بِهِ تَعْظِيمَ ذَلِكَ الْيَوْمِ كَمَا يُعَظِّمُهُ الْمُشْرِكُونَ
كَفَرَ، وَإِنْ أَرَادَ الْأَكْلَ وَالشُّرْبَ وَالتَّنَعُّمَ لَا
يَكْفُرُ
Imam Az-Zaila'i menyatakan Pemberian hadiah pada hari raya orang
kafir seperti hari raya "Nairuz" dan "Mahrijan" hukumnya harom, Imam
Abu Hafsh menambahkan, apabila tujuannya untuk mengagungkan hari raya
mereka maka orang tersebut dihukumi kafir (murtad), dan semua pahala
amalnya akan musnah
( Tabyinul haqo'iq, Juz : 6 Hal : 228 )
MADZHAB MALIKI
وَكَرِهَ ابْنُ الْقَاسِمِ أَنْ يُهْدِيَ لِلنَّصْرَانِيِّ فِي عِيدِهِ
مُكَافَأَةً لَهُ وَنَحْوُهُ إعْطَاءُ الْيَهُودِيِّ وَرَقَ النَّخِيلِ
لِعِيدِهِ
Menurut Imam Ibnul Qosim menghadiahkan sesuatu kepada orang nasrani
pada hari rayanya, begitu pula pemberian hadiah kepada orang yahudi
untuk tujuan hari raya mereka atas nama balas budi hukumnya makruh.
( At-Taj Wal-Iklil, Juz : 4 Hal : 319 )
MADZHAB HANBALI
ويحرم شهود عيد اليهود والنصارى وبيعه لهم فيه ومهاداتهم لعيدهم
Dan diharomkan menyaksikan perayaan hari raya orang yahudi dan
nasrani, berjualan untuk mereka pada hari rayanya dan juga memberikan
hadiah untuk hari raya mereka
( Al-Iqna', Juz : 2 Hal : 49 )
AL-ISLAM SUA'L WAL JAWAB, Fatwa no. 85108
لا يجوز أن يهدي للكافر في يوم عيد من أعياده ، لأن ذلك يعد إقرارا ومشاركة في الاحتفال بالعيد الباطل .
وإذا كانت الهدية مما يستعان به على الاحتفال كالطعام والشموع ونحو ذلك ، كان الأمر أعظم تحريما
Tidak diperbolehkan memberikan hadiah pada orang kafir pada hari
raya mereka, sebab hal itu sama saja dengan pengakuan dan ikut bersama
dalam perayaan hari raya mereka yang bathil.
Dan jika pemberian itu berupa barang-barang yang akan membantu
mereka untuk perayaan tersebut, maka pemberian tersebut sangat
diharomkan
Narti Khoir
Siroj@Matur suwun sanget pak...atas penjelasannya, lalu bagaimana ya
sbaiknya perlakuan(adil) majikan bila punya pekerja/karyawan yg non
muslim,krn karyawan yg lain (muslim) selalu dpt THR bila idul
fitri...krn bila diperlakukan beda tentu akan menimbulkan suatu
kecemburuan dan kesenjangan sesama karyawan.
Siroj Munir
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, hukum asalnya tidak boleh.
Adapun jika hal tersebut sudah menjadi aturan pemerintah, dalam ajaran
agama peraturan yang bertentangan dengan agama tidak wajib dita'ati.
Sebagai solusi, THR tersebut diberikan dengan niat untuk meluluhkan
hati mereka (ta'lif li qulubihim) dan mengharap mereka mau masuk islam,
namun tetap bukan dengan tujuan untuk mengagungkan hari raya mereka
atau membantu mereka untuk merayakan hari rayanya, sebab larangan
tersebut diberlakukan karena hal tersebut sama saja dengan membantu
kegiatan keagamaan mereka dan dikhawatirkan orangmuslim ikut
mengagungkan hari raya keagamaan mereka.
Kebolehan memberikan hadiah untuk tujuan ta'lifan liqulubihim dan
mengharap mereka mau masuk Islam tadi didasarkan pada sebuah hadits
yang mengisahkan bahwasanya sahabat Umar bin Khottob rodhiyallohu 'anhu
pernah memberikan hadiah kepada saudaranya yang non muslim
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ رَأَى عُمَرُ
حُلَّةً عَلَى رَجُلٍ تُبَاعُ فَقَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ابْتَعْ هَذِهِ الْحُلَّةَ تَلْبَسْهَا يَوْمَ
الْجُمُعَةِ وَإِذَا جَاءَكَ الْوَفْدُ فَقَالَ إِنَّمَا يَلْبَسُ هَذَا
مَنْ لَا خَلَاقَ لَهُ فِي الْآخِرَةِ فَأُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْهَا بِحُلَلٍ فَأَرْسَلَ إِلَى عُمَرَ
مِنْهَا بِحُلَّةٍ فَقَالَ عُمَرُ كَيْفَ أَلْبَسُهَا وَقَدْ قُلْتَ
فِيهَا مَا قُلْتَ قَالَ إِنِّي لَمْ أَكْسُكَهَا لِتَلْبَسَهَا
تَبِيعُهَا أَوْ تَكْسُوهَا فَأَرْسَلَ بِهَا عُمَرُ إِلَى أَخٍ لَهُ مِنْ
أَهْلِ مَكَّةَ قَبْلَ أَنْ يُسْلِمَ
"Dari Ibnu'Umar radliallahu 'anhuma berkata; 'Umar melihat pakaian
terbuat dari sutera dijajakan oleh seseorang lalu dia berkata kepada
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam: "Belilah pakaian ini untuk Baginda
kenakan pada hari Jum'at dan saat menyambut utusan (delegasi) ". Maka
Beliau bersabda: "Sesungguhnya orang yang memakai pakaian seperti ini
adalah orang yang tidak akan mendapat bagian di akhirat". Kemudian
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diberikan pakaian diantaranya
ada yang terbuat dari sutera lalu Beliau berikan diantaranya kepada
'Umar. Maka 'Umar berkata: "Baginda menyuruh aku mengenakannya sedang
Baginda telah berkomentar negatif tentangnya!". Beliau berkata, "Aku
memberikannya kepadamu bukan untuk kamu pakai, tapi juallah atau
hadiahkan". Lalu 'Umar memberikan pakaian sutera tersebut kepada
saudaranya yang tinggal di kota Makkah sebelum masuk Islam" (
ShohihBukhori, no.2426 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar