Senin, 31 Desember 2012

458 : MAKNA 2 KALIMAT SYAHADAT

PERTANYAAN 


Mutiara Hati


Assalaamu'alaykum warahmahtulahi wabarakaatuhu,,

Sharing yuuukk

Pertanyaan
Dalam sehari kita lakukan sholat 5 waktu,,
Dan saat itulah kita melafaskan kalimah syahadat 9x sadarkah kita telah bersaksi?
Dan apa makna yg terkandung di tiap kesaksian itu?


JAWABAN

Aryo Mangku Langit

Wa'alaikumsalam
warohmatullohi
wabarokaatuh

bismillah
alhamdulillah

isyhada/bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Alloh
dan Muhammad utusan Alloh.

Kalimah ini adalah bentuk ikrar/pernyataan akan ketuhanan Alloh dan Kerosulan Nabi Muhammad sholallohu alaihi wasallam.

Kalimah ini kita baca setiap melaksanakan sholat(terdapat dalam rukun bacaa)sebagai i'timad bahwa i'tiqod ketauhidan kita terhadap Alloh subhanahu wata'alaa dan i'tiqod tentang kerosulan Nabi Muhammad tetap terjaga dalam hati kita.



Abah Than-than

Kesaksian awal , Yaumil Mitsaq ;

"Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): ""Bukankah Aku ini Tuhanmu?"" Mereka menjawab: ""Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi"". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: ""Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)" Qs. 7/ 172.

Hal ni mrp fitrah Tauhid (yg mrp Potensi dasar) yg diambil kesaksiannya antara Ruh dan Alloh Swt di alam Ruh .

Namun sebelum Alloh Swt memberikan kehidupan kpd Janin dgn meniupkan Ruh-Nya ,

"Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh) nya roh (ciptaan) -Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur."32/9.

Alloh SWT , memanggilnya dengan sebutan AQAL , dalam hadits qudsi disebutkan , Alloh berfirman ," Wahai Aqal (ruh) engkau adalah mahluq yg paling AKU cintai , kepadamu;lah AKU memberi perintah, kepadamu lah AKU memberi larangan dan kepadamulah AKU akan meminta petanggung jawaban."

Dalam perkembangan nya Aqal yg cerdas ini menysuaikan diri dengan perkembangan jasad (janin ) itu sendiri , samp[ai 9 bln 10 hari (pada umumnya) lahirlah bayi itu , lalu menjadi anak2 dan menjadi dewasa.

Manusia dilahirkan dalam keadaan fitroh (suci - bersih) , persoalannya , apakah orang tuanya akan mengingatkan fitrah Tauhid itu ?

Mengenal diri,
Dengan mengenal diri akan sampai kepada pengenalan akan Tuhannya ; " Man Arofa Nafsahu Faqod Arofa Robbahu ",

Manusia yg Aqil Baligh (berfungsi Aqalnya) hrs terus mencari dan mengkaji makna kesaksian tersebut , dgn memahami siapa dirinya , dari mana dia asal dan mau kemana ia akan berakhir.
Itulah sebab kenapa Nabi Saw bersabda , bahwa mencari Ilmu titu wajib bagi muslim laki2 dan perempuan, karena ilmu lah awal dari segala bentuk amal yg akan dilakukannya, sebab ilmu mnuntut beramal dan amal menuntut butuhnya ilmu , amal tanpa ilmu fahuwa rodun.


Alloh Swt menciptakanb manusia sebagai mahluq yg sempurna (dibanding mahluq lainnya karena Alloh Swt telah memberinya Aqal)

Dalam mengenal diri untuk sampai kepada Tuihan ( Alloh Swt ) sangat membutuhkan Ilmu dan salah satu fungsi Aqal adalah merisip seluruh informnasi (ilmu). Jika dalam kehidupanya ia selalu mencari dan melakukan hal itu , maka Aqalnya berfungsi , karna memang banyak manusia hidup akan tetapi dalan kehidupannya tidak peduli dengan keinginan Tuhannya disebabkan LUPA / LALAI atas kesaksian yg pernah ia lakukan dialam ruh tersebut.
Atau bisa jadi manusia itu hidup tapi Aqal nya mati .


Ma'rifat mlahirkan ke-Cintaan dan kecintaan melahirkan ke-Ta'atan .

Salah satu syarat muslim adalah AQIL BALIGH , baik ia melaskukan sholat , shaum atau ibadah haji seluruhnya didasarkan pada ber-Aqal.

Salah satu syarat mukmin adalah Mencintai Alloh Swt dan Rosul-Nya,

HR.bukhari || No : 15
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab Ats Tsaqafi berkata, telah menceritakan kepada kami Ayyub dari Abu Qilabah dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka"

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ

Mencintai Rosululloh Saw adalah tanda mukmin ,
Telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Ibrahim berkata, telah menceritakan kepada kami Ibnu 'Ulayyah dari Abdul 'Aziz bin Shuhaib dari Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam Dan telah menceritakan pula kepada kami Adam berkata, telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Qotadah dari Anas berkata, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Tidaklah beriman seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orang tuanya, anaknya dan dari manusia seluruhnya.

حَدَّثَنَا يَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ قَالَ حَدَّثَنَا ابْنُ عُلَيَّةَ عَنْ عَبْدِ الْعَزِيزِ بْنِ صُهَيْبٍ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ح و حَدَّثَنَا آدَمُ قَالَ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُونَ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ وَالِدِهِ وَوَلَدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ


Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri berkata, telah mengabarkan kepada kami Abu Idris 'Aidzullah bin Abdullah, bahwa 'Ubadah bin Ash Shamit adalah sahabat yang ikut perang Badar dan juga salah seorang yang ikut bersumpah pada malam Aqobah, dia berkata; bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda ketika berada ditengah-tengah sebagian sahabat: Berbai'atlah kalian kepadaku untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak kalian, tidak membuat kebohongan yang kalian ada-adakan antara tangan dan kaki kalian, tidak bermaksiat dalam perkara yang ma'ruf. Barangsiapa diantara kalian yang memenuhinya maka pahalanya ada pada Allah dan barangsiapa yang melanggar dari hal tersebut lalu Allah menghukumnya di dunia maka itu adalah kafarat baginya, dan barangsiapa yang melanggar dari hal-hal tersebut kemudian Allah menutupinya (tidak menghukumnya di dunia) maka urusannya kembali kepada Allah, jika Dia mau, dimaafkannya atau disiksanya. Maka kami membai'at Beliau untuk perkara-perkara tersebut.

حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبُو إِدْرِيسَ عَائِذُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ عُبَادَةَ بْنَ الصَّامِتِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَكَانَ شَهِدَ بَدْرًا وَهُوَ أَحَدُ النُّقَبَاءِ لَيْلَةَ الْعَقَبَةِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَحَوْلَهُ عِصَابَةٌ مِنْ أَصْحَابِهِ بَايِعُونِي عَلَى أَنْ لَا تُشْرِكُوا بِاللَّهِ شَيْئًا وَلَا تَسْرِقُوا وَلَا تَزْنُوا وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ وَلَا تَأْتُوا بِبُهْتَانٍ تَفْتَرُونَهُ بَيْنَ أَيْدِيكُمْ وَأَرْجُلِكُمْ وَلَا تَعْصُوا فِي مَعْرُوفٍ فَمَنْ وَفَى مِنْكُمْ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَمَنْ أَصَابَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا فَعُوقِبَ فِي الدُّنْيَا فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَهُ وَمَنْ أَصَابَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا ثُمَّ سَتَرَهُ اللَّهُ فَهُوَ إِلَى اللَّهِ إِنْ شَاءَ عَفَا عَنْهُ وَإِنْ شَاءَ عَاقَبَهُ فَبَايَعْنَاهُ عَلَى ذَلِك


Keta'atan adalah melakukan dan atau melaksanakan sluruh perintah Allh Swt dan menjauhi semua lapa yang dilarang-Nya.
" Imtisalul awamir Wajtinabu Nawahi ( menurut qoul Ulama)
Atau dalam istilah Al-Qur'an menjadi muslim "KAAFFAAH".

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.qS.2 /208.

Indikasinya maka seorg muslim yg mukmin wajib melakukan seluiruh bangunan Islam itu sndiri,
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Musa dia berkata, telah mengabarkan kepada kami Hanzhalah bin Abu Sufyan dari 'Ikrimah bin Khalid dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Islam dibangun diatas lima (landasan); persaksian tidak ada ilah selain Allah dan sesungguhnya Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji dan puasa Ramadlan.

حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى قَالَ أَخْبَرَنَا حَنْظَلَةُ بْنُ أَبِي سُفْيَانَ عَنْ عِكْرِمَةَ بْنِ خَالِدٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ

Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhri berkata, telah mengabarkan kepada kami Abu Idris 'Aidzullah bin Abdullah, bahwa 'Ubadah bin Ash Shamit adalah sahabat yang ikut perang Badar dan juga salah seorang yang ikut bersumpah pada malam Aqobah, dia berkata; bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda ketika berada ditengah-tengah sebagian sahabat: Berbai'atlah kalian kepadaku untuk tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak kalian, tidak membuat kebohongan yang kalian ada-adakan antara tangan dan kaki kalian, tidak bermaksiat dalam perkara yang ma'ruf. Barangsiapa diantara kalian yang memenuhinya maka pahalanya ada pada Allah dan barangsiapa yang melanggar dari hal tersebut lalu Allah menghukumnya di dunia maka itu adalah kafarat baginya, dan barangsiapa yang melanggar dari hal-hal tersebut kemudian Allah menutupinya (tidak menghukumnya di dunia) maka urusannya kembali kepada Allah, jika Dia mau, dimaafkannya atau disiksanya. Maka kami membai'at Beliau untuk perkara-perkara tersebut.

حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ قَالَ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبُو إِدْرِيسَ عَائِذُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ عُبَادَةَ بْنَ الصَّامِتِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَكَانَ شَهِدَ بَدْرًا وَهُوَ أَحَدُ النُّقَبَاءِ لَيْلَةَ الْعَقَبَةِ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَحَوْلَهُ عِصَابَةٌ مِنْ أَصْحَابِهِ بَايِعُونِي عَلَى أَنْ لَا تُشْرِكُوا بِاللَّهِ شَيْئًا وَلَا تَسْرِقُوا وَلَا تَزْنُوا وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ وَلَا تَأْتُوا بِبُهْتَانٍ تَفْتَرُونَهُ بَيْنَ أَيْدِيكُمْ وَأَرْجُلِكُمْ وَلَا تَعْصُوا فِي مَعْرُوفٍ فَمَنْ وَفَى مِنْكُمْ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَمَنْ أَصَابَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا فَعُوقِبَ فِي الدُّنْيَا فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَهُ وَمَنْ أَصَابَ مِنْ ذَلِكَ شَيْئًا ثُمَّ سَتَرَهُ اللَّهُ فَهُوَ إِلَى اللَّهِ إِنْ شَاءَ عَفَا عَنْهُ وَإِنْ شَاءَ عَاقَبَهُ فَبَايَعْنَاهُ عَلَى ذَلِك
Baca Selengkapnya >>

Minggu, 30 Desember 2012

457 : NUR MUHAMMAD

PERTANYAAN 


PeSawat Tempur


Assalamualaikum

APA ITU NUR MUHAMMAD ??



JAWABAN

Zainal Zaki

Wa'alaikum salam..
Sayyidina Ali ra bertanya tentang Nur Muhammad kpd baginda Rosul.. Diantara jawaban baginda Nabi SAW adalah:
Allah berfirman kepada al qolam : ''Tulislah: la ilaha illallah, Muhammadan Rasulullah''.
Atas itu qolam berseru, "Oh, betapa sebuah nama yg indah, agung Muhammad itu, bahwa dia disebut bersama Asma Mu yg Suci, ya Allah".
Allah kemudian berfirman, "Wahai Qolam, jagalah kelakuanmu ! Nama ini adalah nama Kekasih-Ku, dari Nurnya Aku menciptakan 'Arsy dan Qolam dan lawhal-mahfudz; kamu, juga diciptakan dari Nurnya. Jika bukan karena dia, Aku tidak akan menciptakan apapun''.




Sanusi El Ruzy


Kami tak tahu apa itu NUR Muhammad, dan tidak membicarakannya adalah termasuk sebagian dari Adab.
Dan sedikit gambaran,

فنور هذا الحبيب أول مخلوق برز في العالم. و منه تفرع الوجود خلقا بعد خلق فيما حدث و ما تقادم.
Maka NUR insan tercinta inilah makhluk pertama yg ada di alam semesta. Darinya (NUR ini) bercabang seluruh wujud ini, ciptaan demi ciptaan, yang baru datang atau sebelumnya.

و قد أخرج عبد الرزاق بسنده عن جابر بن عبد الله الأنصاري رضي الله عنهما قال قلت يا رسول الله بأبي و أمي أخبرني عن أول شيء خلقه الله قبل الأشيآء. قال يا جابر إن الله خلق قبل الأشياء نور نبيك محمد صلى الله عليه و سلم من نوره.
Sebagaimana diriwayatkan Abdurrazzaq dgn sanadnya sampai Jabir bin Abdullah al-Anshori, (Semoga Allah meridlai keduanya) Bahwasanya aku (Jabir) pernah bertanya , Demi ayah dan ibuku ya Rasulallah, Beritahukanlah padaku tentang sesuatu yang diciptakan Allah sebelum segala sesuatu yang Lain. Beliau menjawab, Wahai Jabir, sesungguhnya Allah telah menciptakan NUR Nabimu MUHAMMAD dari Nur-Nya, sebelum sesuatu yang lain.

و قد ورد من حديث أبي هريرة رضي الله عنه أنه قال قال رسول الله صلي الله عليه و سلم كنت أول النبيين في الخلق و آخرهم في البعث.
(سمط الدرر في أخبر مولد خير البشر ص 11)
Dan datang dari hadits Abu Huroiroh bahwasanya Nabi SAW telah bersabda, Aku (Nabi) adalah yang pertama di antara para nabi dalam penciptaan namun yang terakhir dalam kerasulan.
(Lihat : Simtu ad-Duror Fi Akhbari Maulidi Khoiri al-Basyar hal 11)
Baca Selengkapnya >>

456 : PENGURUTAN NASH AL-QUR'AN

PERTANYAAN


Nunu Nurul Qomariyah


assalamu'alaikum

penasarn dan ingin tau jawabannya

siapa yang mengurutkan surat2 dalam Al Qur'an
sedangkan kita tahu surat Al - Alaq adalah surat yang pertama turun
kenapa dalam Al Qur'an surat Al Fatihah yang perma di tulis lalu Al baqoroh , dan
seterusnya
adakah dalil tentang penyusunan surat2 di Al Qur'an
monggo ^_^



JAWABAN

Ki Joko Semprul

wa'alaikumsalam

bersifat tawqifi langsung dari rosululloh, ada hadits hadits yang menerangkan urut urutan surat maupun ayat dalam Al-Qur'an.


l تأليف القرآن

حدثنا إبراهيم بن موسى ، حدثنا هشام بن يوسف : أن ابن جريج أخبرهم قال : وأخبرني يوسف بن ماهك قال : إني لعند عائشة أم المؤمنين ، رضي الله عنها ، إذ جاءها عراقي فقال : أي الكفن خير ؟ قالت : ويحك ! وما يضرك ، قال : يا أم المؤمنين ، أريني مصحفك ، قالت : لم ؟ قال : لعلي أؤلف القرآن عليه ، فإنه يقرأ غير مؤلف ، قالت : وما يضرك أيه قرأت قبل ، إنما أول ما نزل منه سورة من المفصل فيها ذكر الجنة والنار ، حتى إذا ثاب الناس إلى الإسلام ، نزل الحلال والحرام ولو نزل أول شيء : ولا تشربوا الخمر ، لقالوا : لا ندع الخمر أبدا ، ولو نزل : لا تزنوا ، لقالوا : لا ندع الزنا أبدا ، لقد نزل بمكة على محمد صلى الله عليه وسلم وإني لجارية ألعب : ( بل الساعة موعدهم والساعة أدهى وأمر ) [ القمر : 46 ] ، وما نزلت سورة البقرة والنساء إلا وأنا عنده ، قال : فأخرجت له المصحف فأملت عليه آي السور . وهكذا رواه النسائي من حديث ابن جريج به ، والمراد من التأليف هاهنا ترتيب سوره . وهذا العراقي سأل أولا عن أي الكفن خير ، أي : أفضل ، فأخبرته عائشة ، رضي الله عنها ، أن هذا لا ينبغي أن يعتني بالسؤال عنه ولا القصد له ولا الاستعداد ، فإن في هذا تكلفا لا طائل تحته ، وكانوا في ذلك الزمان يصفون أهل العراق بالتعنت في الأسئلة ، كما سأل بعضهم عبد الله بن عمر عن دم البعوض يصيب الثوب فقال عبد الله بن عمر : انظروا أهل العراق ، يسألون عن دم البعوضة ، وقد قتلوا ابن بنت رسول الله صلى الله عليه وسلم ! . ولهذا لم تبالغ معه عائشة ، رضي الله عنها ، في الكلام لئلا يظن أن ذلك أمر مهم ، وإلا فقد روى أحمد وأهل السنن من حديث سمرة وابن عباس عن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : البسوا من ثيابكم البياض ، وكفنوا فيها موتاكم ، فإنها أطهر وأطيب وصححه الترمذي من الوجهين .

وفي الصحيحين عن عائشة ، رضي الله عنها ، أنها قالت : كفن رسول الله صلى الله عليه وسلم في ثلاثة أثواب بيض سحولية ، ليس فيها قميص ولا عمامة . وهذا محرر في باب الكفن من كتاب الجنائز .

ثم سألها عن ترتيب القرآن فانتقل إلى سؤال كبير ، وأخبرها أنه يقرأ غير مؤلف ، أي : غير مرتب السور . وكأن هذا قبل أن يبعث أمير المؤمنين عثمان - رضي الله عنه - إلى الآفاق بالمصاحف الأئمة المؤلفة على هذا الترتيب المشهور اليوم ، وقبل الإلزام به ، والله أعلم .

ولهذا أخبرته : إنك لا يضرك بأي سورة بدأت ، وأن أول سورة نزلت فيها ذكر الجنة والنار ، وهذه إن لم تكن اقرأ فقد يحتمل أنها أرادت اسم جنس لسور المفصل التي فيها الوعد والوعيد ، ثم لما انقاد الناس إلى التصديق أمروا ونهوا بالتدريج أولا فأولا وهذا من حكمة الله ورحمته ، ومعنى هذا الكلام : أن هذه السورة أو السور التي فيها ذكر الجنة والنار ليس البداءة بها في أوائل المصاحف ، مع أنها من أول ما نزل ، وهذه البقرة والنساء من أوائل ما في المصحف ، وقد نزلت عليه في المدينة وأنا عنده .

Ki Joko Semprul فأما ترتيب الآيات في السور فليس في ذلك رخصة ، بل هو أمر توقيفي عن رسول الله صلى الله عليه وسلم ، كما تقدم تقرير ذلك ؛ ولهذا لم ترخص له في ذلك ، بل أخرجت له مصحفها ، فأملت عليه آي السور ، والله أعلم . وقول عائشة : لا يضرك بأي سورة بدأت ، يدل على أنه لو قدم بعض السور أو أخر ، كما دل عليه حديث حذيفة وابن مسعود ، وهو في الصحيح أنه ، عليه السلام ، قرأ في قيام الليل بالبقرة ثم النساء ثم آل عمران . وقد حكى القرطبي عن أبي بكر بن الأنباري في كتاب الرد أنه قال : فمن أخر سورة مقدمة أو قدم أخرى مؤخرة كمن أفسد نظم الآيات وغير الحروف والآيات وكان مستنده اتباع مصحف عثمان - رضي الله عنه - فإنه مرتب على هذا النحو المشهور ، والظاهر أن ترتيب السور فيه منه ما هو راجع إلى رأي عثمان ، وذلك ظاهر في سؤال ابن عباس له في ترك البسملة في أول " براءة " وذكره الأنفال من الطوال ، والحديث في الترمذي وغيره بإسناد جيد وقوي . وقد ذكرنا عن علي أنه كان قد عزم على ترتيب القرآن بحسب نزوله .

ولقد حكى القاضي الباقلاني : أن أول مصحفه كان : اقرأ باسم ربك الأكرم وأول مصحف ابن مسعود : ( مالك يوم الدين ) ثم البقرة ، ثم النساء على ترتيب مختلف ، وأول مصحف أبي : ( الحمد لله ) ثم النساء ، ثم آل عمران ، ثم الأنعام ، ثم المائدة ، ثم كذا على اختلاف شديد ، ثم قال القاضي : ويحتمل أن ترتيب السور في المصحف على ما هو عليه اليوم من اجتهاد الصحابة ، رضي الله عنهم ، وكذا ذكره مكي في تفسير سورة " براءة " قال : فأما ترتيب الآيات والبسملة في الأوائل فهو من النبي صلى الله عليه وسلم .

وقال ابن وهب في جامعه : سمعت سليمان بن بلال يقول : سئل ربيعة : لم قدمت البقرة وآل عمران ، وقد نزل قبلهما بضع وثمانون سورة ؟ فقال : قدمتا وألف القرآن على علم ممن ألفه ، وقد أجمعوا على العلم بذلك ، فهذا مما ينتهى إليه ولا يسأل عنه . قال ابن وهب : وسمعت مالكا يقول : إنما ألف القرآن على ما كانوا يسمعونه من النبي صلى الله عليه وسلم .

قال أبو الحسن بن بطال : إنا نجد تأليف سوره في الرسم والخط خاصة ولا يعلم أن أحدا منهم قال : إن ترتيب ذلك واجب في الصلاة وفي قراءة القرآن ودرسه ، وأنه لا يحل لأحد أن يقرأ الكهف قبل البقرة ، ولا الحج قبل الكهف ، ألا ترى إلى قول عائشة : ولا يضرك أيه قرأت قبل . وقد كان النبي صلى الله عليه وسلم يقرأ في الصلاة السورة في ركعة ، ثم يقرأ في الركعة الأخرى بغير السورة التي تليها .


وأما ما روي عن ابن مسعود وابن عمر أنهما كرها أن يقرأ القرآن منكوسا . وقالا إنما ذلك منكوس القلب ، فإنما عنيا بذلك من يقرأ السورة منكوسة فيبتدئ بآخرها إلى أولها ، فإن ذلك حرام محذور .

ثم قال البخاري : حدثنا آدم ، عن شعبة ، عن أبي إسحاق قال : سمعت عبد الرحمن بن يزيد قال : سمعت ابن مسعود يقول في بني إسرائيل والكهف ومريم و " طه " والأنبياء : إنهن من العتاق الأول ، وهن من تلادي . انفرد البخاري بإخراجه ، والمراد منه ذكر ترتيب هذه السور في مصحف ابن مسعود كالمصاحف العثمانية ، وقوله : من العتاق الأول أي : من قديم ما نزل ، وقوله : وهن من تلادي أي : من قديم ما قنيت وحفظت . والتالد في لغتهم : قديم المال والمتاع ، والطارف حديثه وجديده ، والله أعلم .

وحدثنا أبو الوليد ، حدثنا شعبة ، حدثنا أبو إسحاق سمع البراء بن عازب يقول : تعلمت سبح اسم ربك الأعلى ) قبل أن يقدم النبي صلى الله عليه وسلم . وهذا متفق عليه ، وهو قطعة من حديث الهجرة ، والمراد منه أن سبح اسم ربك الأعلى ) مكية نزلت قبل الهجرة ، والله أعلم .

ثم قال : حدثنا عبدان ، عن أبي حمزة ، عن الأعمش ، عن شقيق قال : قال عبد الله : لقد علمت النظائر التي كان النبي صلى الله عليه وسلم يقرؤهن اثنين اثنين في كل ركعة ، فقام عبد الله ودخل معه علقمة ، وخرج علقمة فسألناه فقال : عشرون سورة من أول المفصل على تأليف ابن مسعود ، آخرهن من الحواميم " حم الدخان " و " عم يتساءلون " .

وهذا التأليف الذي عن ابن مسعود غريب مخالف لتأليف عثمان - رضي الله عنه - فإن المفصل في مصحف عثمان - رضي الله عنه - من سورة الحجرات إلى آخره وسورة الدخان ، لا تدخل فيه بوجه ، والدليل على ذلك ما رواه الإمام أحمد : حدثنا عبد الرحمن بن مهدي ، حدثنا عبد الله بن عبد الرحمن الطائفي ، عن عثمان بن عبد الله بن أوس الثقفي عن جده أوس بن حذيفة قال : كنت في الوفد الذين أتوا النبي صلى الله عليه وسلم ، فذكر حديثا فيه : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يسمر معهم بعد العشاء فمكث عنا ليلة لم يأتنا ، حتى طال ذلك علينا بعد العشاء . قال : قلنا : ما أمكثك عنا يا رسول الله ؟ قال : طرأ علي حزب من القرآن ، فأردت ألا أخرج حتى أقضيه . قال : فسألنا أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم حين أصبحنا ، قال : قلنا : كيف تحزبون القرآن ؟ قالوا : نحزبه ثلاث سور ، وخمس سور ، وسبع سور ، وتسع سور ، وإحدى عشرة سورة ، وثلاث عشرة سورة ، وحزب المفصل من قاف حتى يختم .

ورواه أبو داود وابن ماجه من حديث عبد الله بن عبد الرحمن بن يعلى الطائفي به وهذا إسناد حسن .

http://www.islamweb.net/newlibrary/display_book.php?idfrom=5&idto=5&bk_no=49&ID=6


>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

TAMBAHAN

Mbah Jenggot

الفصل الرابع (في ترتيب آيات القرآن وسوره)
جاء في كتاب الاتقان للسيوطي ان الاجماع والنصوص المترادفة على أن ترتيب الآيات توقيفي لا شبهة في ذلك (اما الاجماع) فنقله غير واحد منهم الزركشي في البرهان وابو جعفر بن الزبير في مناسباته وعبارته ترتيب الآيات في سورها واقع بتوقيفه صلى الله عليه وسلم وأمره
من غير خلاف في هذا بين المسلمين (ومنها النصوص) فمنها حديث زيد السابق كنا عند النبي صلى الله عليه وسلم نؤلف القرآن من الرقاع، ومنها ما اخرجه احمد بأسناد حسن عن عثمان بن أبى العاص قال كنت جالسا عند رسول الله صلى الله عليه وسلم إذ شخص (1) ببصره ثم صوبه ثم قال أتانى جبريل فأمرني أن أضع هذه الاية هذا الموضع من هذه السورة (ان الله يأمر بالعدل والاحسان وإيتاء ذى القربى إلى اخرها) ومنها ما اخرجه احمد وابو داود والترمذي والنسائي وابن حبان والحاكم عن ابن عباس قال قلت لعثمان ما حملكم على أن عمدتم إلى الانفال وهى من المثانى وإلى براءة وهى من المئين فقرنتم بينهما ولم تكتبوا بينهما سطر بسم الله الرحمن الرحيم ووضعتموها في السبع الطوال (2) فقال عثمان كان رسول الله صلى الله عليه وسلم
تنزل عليه السورة ذات العدد فكان إذا نزل عليه الشئ دعا بعض من كان يكتب فيقول ضعوا هذه الآيات في السورة التى يذكر فيها كذا وكذا وكانت الانفال من اوائل ما نزل بالمدينة وكانت براءة من اخر القرآن نزولا وكانت قصتها شبيهة بقصتها فظننت انها منها فقبض رسول الله صلى الله عليه وسلم ولم يبين لنا انها منها فمن اجل ذلك قرنت بينهما ولم اكتب بينهما سطر بسم الله الرحمن الرحيم ووضعتها في السبع الطوال واخرج القشيرى الصحيح ان التسمية لم تكن فيها (أي في براءة) لان جبريل عليه السلام لم ينزل فيها

وقال البغوي في شرح السنة: الصحابة رضى الله عنهم جمعوا بين الدفتين القرآن الذى انزله الله على رسوله من غير أن زادوا أو نقصوا منه شيئا خوف ذهاب بعضه بذهاب حفظته فكتبوه كما سمعوا من رسول الله صلى الله عليه وسلم من غير أن قدموا شيئا أو أخروا أو وضعوا له ترتيبا لم يأخذوه من رسول الله صلى الله عليه وسلم وكان رسول الله صلى الله عليه وسلم يلقن اصحابه ويعلمهم ما نزل عليه من القرآن على الترتيب الذى هو عليه الآن في مصاحفنا بتوقيف جبريل اياه على ذلك واعلامه عند نزول كل آية ان هذه الآية تكتب عقب آية كذا في سورة كذا فثبت ان سعى الصحابة كان في جمعه في موضع واحد لا في ترتيبه فان القرآن مكتوب في اللوح المحفوظ على هذا الترتيب الذى انزله الله جملة إلى السماء الدنيا ثم كان ينزله مفرقا عند الحاجة وترتيب النزول غير ترتيب التلاوة - اه من الاتقان (واما ترتيب السور) ففى كونه اجتهاديا أو توقيفيا خلاف والجمهور على الاول قال أبو بكر الانباري انزل الله تعالى القرآن كله إلى سماء الدنيا ثم فرقه في بضع وعشرين فكانت السورة تنزل لامر يحدث والآية جوابا لمستخبر فيوقف جبريل النبي صلى الله عليه وسلم على موضع الآية والسورة فمن قدم أو أخر فقد افسد نظم القرآن

http://www.piss-ktb.com/2011/09/pengurutan-penulisan-nash-alquran.html
Baca Selengkapnya >>

Sabtu, 29 Desember 2012

455 : APAKAH DAGU WANITA TERMASUK AURAT ?

PERTANYAAN


Nunu Nurul Qomariyah


assalamu'alaikum

saya belum mendapat jawaban yang pasti

'' apakah dagu termasuk aurat '' ?
sah kah sholat dagu terlihat?
ini pernah di bahas tapi jawabannya masih ngambang
mohon jawaban beserta dalilnya



JAWABAN

Sanusi El Ruzy

wa'alaikum salam


Menurat kami spti ini.
Syarat sah s0lat slah 1 ialah menutup aurat.
Aurat Wanita merdeka dalam solat ialah bagian selain wajah dan ke 2 telapak tangan.

و الثاني (غسل) جميع (الوجه) و حده : طولا ما بين منابت شعر الرأس غالبا و آخر اللحيين. و هما العظمان اللذان ينبت عليهما الأسنان السفلى. يجتمع مقدمهما في الذقن و موءخرهما في الأذن.
و حده عرضا ما بين الأذنين.
(فتح القريب المجيب ص 7)
Batas Wajah dalam panjangnya ialah, bagian diantara tempat tumbuhnya rambut pada umumnya dan ahirnya 2 jenggot, yaitu 2 tulang yg disitu tumbuh gigi yg bawah. Permulaanya terkumpul di DAGU dan berahir di telinga.
Batas Wajah lebarnya ialah bagian di antara 2 telinga.
(Lihat: Fathul Qorib al-Mujib hal 7)

yang menjadi batas wajah ialah Tulang Dagu.
Di bawah dagu ada bagian datar menyambung ke leher.
lha bagian datar ini tidak termasuk Wajah (masuk Aurat).
Jadi hemat kami aurat dapat sempurna tertutup dgn jalan menutup sebagian wajah.


TAMBAHAN

===============================================================

Yupiter Jet

ﺪﺣﻭ ﻪﺟﻮﻟﺍ ﺎﻬﻨﻣ ﻁﻮﺒﻀﻣ ﺎﻤﺑ ﺐﺠﻳ
ﺀﻮﺿﻮﻟﺍ ﻲﻓ ﻪﻠﺴﻏ
:ﺏﺎﺘﻜﻟﺍ ﺔﻳﺎﻬﻧ ﺐﻠﻄﻤﻟﺍ ﻲﻓ ﺔﻳﺍﺭﺩ
:ﻒﻟﺆﻤﻟﺎﺒﻫﺬﻤﻟﺍ ﺪﺒﻋ ﻚﻠﻤﻟﺍ ﻦﺑ ﺪﺒﻋ
ﻪﻠﻟﺍ ﻦﺑ ﻒﺳﻮﻳ ﻦﺑ ﺪﻤﺤﻣ ،ﻲﻨﻳﻮﺠﻟﺍ
ﻮﺑﺃ ،ﻲﻟﺎﻌﻤﻟﺍ ﻦﻛﺭ ،ﻦﻳﺪﻟﺍ ﺐﻘﻠﻤﻟﺍ
ﻡﺎﻣﺈﺑ ﻦﻴﻣﺮﺤﻟﺍ :ﻰﻓﻮﺘﻤﻟﺍ) (ـﻫ478
4/249

Batasan wajah bagi wanita sebagaimana
batasan wajah dalam wudlu.

ُّﺪَﺣَﻭ ِﻪْﺟَﻮْﻟﺍ ﺎًﻟﻮُﻃ ﺎَﻣ َﻦْﻴَﺑ ِﺖِﺑﺎَﻨَﻣ ِﺮْﻌَﺷ
ِﻪِﺳْﺃَﺭ ِﺖْﺤَﺗَﻭ ِﻪْﻴَﻴْﺤَﻟ ﻰَﻬَﺘْﻨُﻣ ِﺢْﺘَﻔِﺑ ﺎَﻤُﻫَﻭ
ِﻡﺎَّﻠﻟﺍ ﻰَﻠَﻋ ِﺭﻮُﻬْﺸَﻤْﻟﺍ ُﺕﺎَﻤْﻈَﻌْﻟﺍ
ِﻥﺍَﺬَّﻠﻟﺍ ُﺖُﺒْﻨَﺗ ﺍَﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ ُﻥﺎَﻨْﺳَﺄْﻟﺍ
ﻰَﻠْﻔُّﺴﻟﺍ

Batasan panjang wajah adalah antara
tempat tumbuhnya rambut dan di bawah
ujung tulang dagu (tulang tempat
tumbuhnya jenggot).

:ُﻪُﻟْﻮَﻗ ِﺖْﺤَﺗَﻭ) (ﻰَﻬَﺘْﻨُﻣ ِّﺮَﺠْﻟﺎِﺑ ﺎًﻔْﻄَﻋ
ﻰَﻠَﻋ ِﺖِﺑﺎَﻨَﻣ َﻮُﻫَﻭ ْﻱَﺃ َﻦْﻴَﺑ ﺎَﻣ ﺎَﻣَﻭ ِﻪِﺳْﺃَﺭ
،ِﻪْﺟَﻮْﻟﺍ ﻲِﻓ ٌﻞِﺧﺍَﺩ ﻰَﻫَﺖْﻨُﻤْﻟﺎَﻓ .ْﺦَﻟﺇ َﺖْﺤَﺗ
ﺎَّﻣَﺃ .ِﻪِﺳْﺃَﺭ ِﺮْﻌَﺷ ِﺖِﺑﺎَﻨَﻣ َﻦْﻴَﺑ ﺎَﻣ َﻝﺎَﻗ ْﻮَﻟ
ﻰَﻫَﺖْﻨُﻤْﻟﺍَﻭ ْﻱَﺃ َﻦْﻴَﺑَﻭ ﻯَﻪَﺘْﻨُﻤْﻟﺍ ِﻥﻭُﺪِﺑ
َﺖْﺤَﺗ َﺩﺎَﻓَﺄَﻟ َّﻥَﺃ ﻯَﻪَﺘْﻨُﻤْﻟﺍ ٌﺝِﺭﺎَﺧ َﺲْﻴَﻟَﻭ
ُﻪُﻟﻮُﺧُﺩ ُﺩﺍَﺮُﻤْﻟﺍ ْﻞَﺑ ﺍًﺩﺍَﺮُﻣ.
:ﺏﺎﺘﻜﻟﺍ ﺔﻔﺤﺗ ﺐﻴﺒﺤﻟﺍ ﻰﻠﻋ ﺡﺮﺷ
ﺐﻴﻄﺨﻟﺍ = ﺔﻴﺷﺎﺣ ﻲﻣﺮﻴﺠﺒﻟﺍ ﻰﻠﻋ
:ﻒﻟﺆﻤﻟﺎﺒﻴﻄﺨﻟﺍ ﻥﺎﻤﻴﻠﺳ ﻦﺑ ﻦﺑ ﺪﻤﺤﻣ
ﺮﻤﻋ ّﻲِﻣَﺮْﻴَﺠُﺒﻟﺍ ﻱﺮﺼﻤﻟﺍ ﻲﻌﻓﺎﺸﻟﺍ
(ـﻫ1221 :ﻰﻓﻮﺘﻤﻟﺍ)1/141

Batasan di atas dikatakan dengan
kalimat “WA TAHTI MUNTAHAA
LAHYAIHI”Tahti = bawah, muntahaa =
ujung, lahyaihi = tulang dagu. Dan di
syarahnya disebutkan bahwa ujung dagu
termasuk bagian dari wajah, yang
karenanya wajib ditutup. Dari redaksi itu
pula bisa diambil ibarot bahwa ujung
dagu adalah batas antara DALAM dan
LUAR wajah.
Dalam tatanan praktis, menutup wajah
hanya sampai pada batas-batas yang
ditentukan tentu saja tidak bisa (sulit).
Yang karenanya diperlukan area
tambahan (sekunder) untuk
menyempurnakan batasan primer, dalam
hal ini, mukena (rukuh) mesti menutupi
sebagian dagu bagian depan.
Dalam fiqih, kondisi ini termasuk
bahasan “BAABU MAA LAA YATIMMU
ALWAAJIBU ILLAA BIHI FA HUWA
WAAJIBUN”.
Yang karenanya pula, membuat area
sekunder hukumnya menjadi wajib.
Wallohu A'lam Wahuwa Almu'in
Link Diskusi >>
http://www.facebook.com/groups/
piss.ktb/permalink/353710287985119/
Baca Selengkapnya >>

Jumat, 28 Desember 2012

454 : SHALAT DHUHUR WANITA PADA HARI JUM'AT

 PERTANYAAN


Marwa Tirta




Assalamu'alaikum wr.wb
saya mau tanya , jika sudah masuk waktu sholat zuhur di hr jum'at , apakah kita harus menunggu para jama'ah sholat jum'at slese jum'atan dulu baru kita yg tdk ikut sholat jum'at boleh sholat zuhur ?



JAWABAN



 Brojol Gemblung Wa'alaikumussalam,

Saya fikir tidak ada hubungan antara sahnya shalat Zduhur bagi wanita dg selesai serta tidaknya penyelenggeraan shalat Jum'at, karena wanita memang tidak wajib jum'atan. Berbeda halnya dg lelaki yg memang kena khithab wajib jum'atan, maka tidak boleh baginya melakukan shalat Zduhur sebelum tertinggal dari jum'atan. Lantas apabila dia melakukan shalat Zduhur sebelum imam (Jum'at) selesai dari shalatnya, maka ada dua pandangan dalam madzhab Syafi'iyyah; Pertama dalam qaul qadim dikatakan shalat Zduhurnya itu sudah mencukupi (sah), karena andai yg difardhukan itu Jum'at maka mestinya Jum'at itu diqadha` bila ditinggalkan sebagaimana shalat2 yg lain. Kedua menurut qaul jadid dikatakan bahwa Zduhurnya tidak mencukupi dan wajib mengulanginya kembali, ini pendapat yg shahih dalam madzhab Syafi'iy, karena yg difardhukan itu Jum'at, sebab andai yg difardhukan itu Zduhur sedangkan Jum'at posisinya sebagai pengganti Zduhur, maka mestinya tidaklah berdosa meninggalkan Jum'at dan langsung shalat Zduhur sebagaimana tidak berdosa meninggalkan puasa dan langsung (diganti) dg membayar tebusan atau memerdekakan budak sebagai tebusan.

ﺍﻟﻤﻬﺬﺏ ﻓﻲ ﻓﻘﺔ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻟﻠﺸﻴﺮﺍﺯﻱ 1/207 :

ﻭﺃﻣﺎ ﻣﻦ ﺗﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﻓﻼ ﻳﺠﻮﺯ ﺃﻥ ﻳﺼﻠﻲ ﺍﻟﻈﻬﺮ ﻗﺒﻞ ﻓﻮﺍﺕ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﻓﺈﻧﻪ ﻣﺨﺎﻃﺐ ﺑﺎﻟﺴﻌﻲ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﻓﺈﻥ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻈﻬﺮ ﻗﺒﻞ ﺻﻼﺓ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﻓﻔﻴﻪ ﻗﻮﻻﻥ: ﻗﺎﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﻘﺪﻳﻢ: ﻳﺠﺰﺋﻪ ﻷﻥ ﺍﻟﻔﺮﺽ ﻫﻮ ﺍﻟﻈﻬﺮ ﻷﻧﻪ ﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻔﺮﺽ ﻫﻮ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﻟﻮﺟﺐ ﻗﻀﺎﺅﻫﺎ ﻛﺴﺎﺋﺮ ﺍﻟﺼﻠﻮﺍﺕ ﻭﻗﺎﻝ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﺪﻳﺪ: ﻻ ﻳﺠﺰﺋﻪ ﻭﻳﻠﺰﻣﻪ ﺇﻋﺎﺩﺗﻬﺎ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﺼﺤﻴﺢ ﻷﻥ ﺍﻟﻔﺮﺽ ﻫﻮ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﻷﻧﻪ ﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻔﺮﺽ ﻫﻮ ﺍﻟﻈﻬﺮ ﻭﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﺑﺪﻝ ﻋﻨﻪ ﻟﻤﺎ ﺃﺛﻢ ﺑﺘﺮﻙ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻈﻬﺮ ﻛﻤﺎ ﻻ ﻳﺄﺛﻢ ﺑﺘﺮﻙ ﺍﻟﺼﻮﻡ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻌﺘﻖ ﻓﻲ ﺍﻟﻜﻔﺎﺭﺓ. ﻭﻗﺎﻝ ﺃﺑﻮ ﺇﺳﺤﺎﻕ: ﺇﻥ ﺍﺗﻔﻖ ﺃﻫﻞ ﺑﻠﺪ ﻋﻠﻰ ﻓﻌﻞ ﺍﻟﻈﻬﺮ ﺃﺗﻤﻮﺍ ﺑﺘﺮﻙ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﺇﻻ ﺃﻧﻪ ﻳﺠﺰﺋﻬﻢ ﻷﻥ ﻛﻞ ﻭﺍﺣﺪ ﻣﻨﻬﻢ ﻻ ﺗﻨﻌﻘﺪ ﺑﻪ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﻭﺍﻟﺼﺤﻴﺢ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺠﺰﺋﻬﻢ ﻋﻠﻰ ﻗﻮﻟﻪ ﺍﻟﺠﺪﻳﺪ ﻷﻧﻬﻢ ﺻﻠﻮﺍ ﻓﺮﺽ ﺍﻟﻈﻬﺮ ﻭﻓﺮﺽ ﺍﻟﺠﻤﻌﺔ ﻣﺘﻮﺟﻪ ﻋﻠﻴﻬﻢ


 
Uponk Sgr Ulilalbab

wanita tidak di wajibkan sholat Jum'ah. maka bila sudah masuk waktu Dhuhur boleh bagi wanita sholat dhuhur SEBELUM terlaksananya sholat jum'ah. ---- tidak usah menunggu selesainya sholat jum'at.
---------
Al fiqh Al islami -- 2 / 1335

رابعاً ـ تعجيل ص
لاة الظهر ممن لا تجب عليه الجمعة: قال أكثر أهل العلم: من لا تجب عليه الجمعة كالمسافر والعبد والمرأة والمريض المزمن وسائر المعذورين، له أن يصلي الظهر قبل صلاة الإمام في الجمعة؛ لأنه لم يخاطب بالجمعة، فصحت منه الظهر، كما لو كان بعيداً من موضع الجمعة


link dokumen :

 
http://www.facebook.com/groups/kasarung/doc/525007507523992/
Baca Selengkapnya >>

453 : TENTANG ILMU

oleh :Sanusi El Ruzy

¤ ~ TENTANG ILMU ~ ¤

Dalam Qur'an

قوله : (و قوله عز و جل : رب زدني علما) واضح الدلالة في فضل العلم لأن الله تعالى لم يأمر نبيه صلى الله عليه و سلم بطلب الإزدياد من شيء إلا من العلم. و المراد بالعلم العلم الشرعي الذي يفيد معرفة ما يجب على المكلف من أمر دينه في عباداته و معاملاته.
(فتح الباري بشرح صحيح البخاري الجرء 1 ص 172)

Perkataan Mushonnif (Imam Bukhori) "Firman Allah Azza wa Jalla [ROBBI ZIDNI 'ILMAN]" sangat jelas dalam menunjukkan keutamaan Ilmu. Karena sesungguhnya Allah tidak memerintahkan kepada nabi-Nya SAW dari tambahnya sesuatu kecuali ilmu.
Yang di maksud ilmu disini Ilmu Syari'at/Agama yg bermanfaat untuk mengetahui apa yang di wajibkan bg seorang mukalaf dari perkara/permasalahan agama dalam ibadah dan mu'amalahnya.
(Lihat: Fathul Bari syarh Shohih Bukhori Juz 1 hal 172)
Hal ini senada dgn apa yg di utarakan Habib Zein bin Sumaith,

قال الله تعالى لنبيه صلى الله عليه وسلم (و قل رب زدني علما) {طه 114} و أمره بطلب الزيادة من العلم إذ هو أشرف الخصال و أرفع الخلال.
(المنهج السوي ص 108)

Allah berfirman pada Nabi-Nya SAW "WA QUL ROBBI ZIDNI 'ILMAN" Q.S Thoha 114." Allah memerintahkan pada Nabi SAW, untuk mencari tambahan Ilmu, karena Ilmu Paling mulianya Pekerti.
(Lihat: Minhaj as-Sawi hal 108)
Di ayat lain Allah Berfirman,

قوله تعالى {شهد الله أنه لآ إله إلا هو و الملآءىكة و أولو العلم} فانظر كيف بدأ سبحانه و تعالى بفسه و ثنى بملاءيكته و ثلث بأهل العلم.
(إحياء علوم الدين ربع العبادات ص 20)

Firman Allah, "SYAHIDA ANNALLAHU LAA ILAHA ILLA HUWA WAL MALAA_IKATU WA ULUL 'ILMI"
Lihatlah, bagaimana Allah mengawali dgn Dzat-Nya, kedua dgn Malaikat-Nya dan ketiga dgn Ahli 'Ilmi.
(Lihat: Ihya Ulumuddin Rub'ul 'Ibadaat hal 20)

Dalam Suatu Hadits,

قال صلى الله عليه و سلم : إن فضل العالم على العابد كفضلي على أدنى رجل من أمتي.
(منهاج العابدين ص 14)
Sesungguhnya keutamaan (Derajat) seorang Alim (ahli ilmu) atas Abid (ahli ibadah) itu seperti keutamaanku (Nabi) atas rendah2nya lelaki dari umatku (Nabi).
(Lihat Minhajul 'Abidin hal 14)

Dalam ATSAR,

قال ابن عباس رضي الله عنه : خير سليمان عليه السلام بين العلم و المال و الملك فاختر العلم فأعطاه الله المال و الملك.
(ذرة الناصحين ص 15)
Ibnu Abbas ra berkata, Nabi Sulaiman as di suruh memilih antara ilmu, harta, dan kerajaan. Dan beliau pun memilih ilmu, maka kemudian Allah memberinya harta dan kerajaan.
(Lihat: Dzuroh an-Nashihin hal 15)

قال الشافعي رضي الله عنه : من أرد الدنيا فعليه بالعلم و من أراد الآخرة فعليه بالعلم فإنه يحتاج إليه في كل منهما.
(البيان الجزء 1 ص 59)
Imam Syafi'i ra berkata, Barang siapa menginginkan Dunia maka harus dgn ilmu, barang siapa menginginkan Akhirat juga dgn ilmu, sesungguhnya ilmu di butuhkan di setiap keduanya.
(Lihat: al-Bayan juz 1 hal 59)

ورد {أن الدنيا يعطيها الله من يحب و من لا يحب و لا يعطي العلم إلا من يحبه من الأبرار}
(نشرطي التعريف ص 98)
Dan datang, Sesungguhnya Allah memberikan Dunia pada orang yg di cintai dan yang tidak di cintai-Nya. Dan Allah tidak memberikan Ilmu kecuali kepada orang yg di cintai-Nya.
(Lihat: Nasyrithi at-Ta'rif hal 98)

Dari nukilan di atas kita jadi tahu begitu mulianya ilmu, dan juga orang yg punya Ilmu.
Lalu ada hadits,
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : طلب العلم فريضة على كل مسلم.
Rasulullah SAW bersabda, Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. (HR. Ibnu Majah 224)
قال عليه الصلاة و السلام {اطلبوا العلم و لو بالصين} قال سيدنا القطب عبد الله بن علوي الحداد رضي الله عنه (الصين) إقليم بعيد من أبعد المواضع قليل من الناس من يصل إليه لبعده. فإذا وجب علي المسلم أن يطلب العلم و إن كان في هذا المحل البعيد فكيف لا يجب عليه إذا كان بين العلماء و لا يلحقه في طلبه كثير موءنة و لا مشقة كثيرة.
(النصاءىح الدينية ص 91)

Nabi SAW bersabda,Tuntutlah Ilmu walau ke negri Cina. Sayyiduna al-Quthb al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad berkata, Cina ialah daerah jauh dari sebagian tempat2 yg jauh, hanya sedikit manusia yg sampai disana karena begitu jauhnya. Apabila seseorang Muslim Wajib untuk mencari Ilmu meski di tempat yang jauh, lalu bagaimana tidak wajib, baginya bila dia ada di sekitar Ulama' yg tidak butuh banyak biaya dan kesulitan untuk menemuinya (ulama).
(Lihat : Nasho_ih ad-Diniyah hal 91 )

Dan jangan sekali-kali kita beralasan ini itu agar bisa berkilah dari kewajiban belajar.

و ربما اجتنب بعض الجهال أهل العلم و مجالس العلماء خوفا أن يعرف ما يلزمه العمل به. يظن أن ذلك عذر له. و هيهات..! إنما ذلل يزيده تشديدا و مطالبة. لأنه أعرض عن أحكام الله علما و عملا فهو أشد. و غاية العذر في أشياء تكون لمن ربي في البادية و في بعد عن أهل الإسلام. و من هو مسلم و آباوءه مسلمون أنى له العذر .
(الدعوة التامة ص 38)

Banyak sekali, sebagian dari orang2 bodoh menjauhi ahli ilmu dan majlis ulama karena takut mengetahui apa2 yg di wajibkan baginya. Dan mengira hal tersebut termasuk Udzur. Sangat jauh sekali..! Padahal hal tersebut semakin menguatkan dirinya untuk mencari ilmu. Sesungguhnya dia berpaling dari hukum2 Allah, baik ilmu dan amalnya.
Sesungguhnya yg termasuk udzur ialah seseorang yg hidup di pedalaman/hutan dan jauh dari orang muslim lain.
Bagaimana dgn Seseorang yg dia muslim, ayah2nya muslim?
Lalu dimana Udzurnya?
(Lihat: Da'wah at-Taammah hal 38)

Tapi ngomong-ngomong, ilmu apa sih yang wajib di pelajari?
Manusia berselisih dalam masalah ilmu yg wajib di cari.
- Ulama' Ahli Kalam berkata : Yang wajib adalah Ilmu Kalam, karena dgn ilmu ini dapat mengetahui Tauhid dan Dzat Allah.
- Ulama' Fuqoha' berkata : Yang Wajib, Ilmu Fiqh. Karena dgn ilmu ini bisa tahu ibadah, halal, haram, mana mu'amalah yg di haramkan mana yg halal.
- Ulama' Mufassir dan Muhaddits berkata : Yang Wajib Ilmu Kitab dan Sunnah, karena dgn keduanyalah lantaran/asal dari ilmu2.
- Ulama' Mutasawwifah berkata : Yang di kehendaki ya Ilmu ini ( Ilmu Tashawuf).
(Lihat: Ihya Ulumuddin, rub'ul 'ibadaat hal 54)

Dalam kitab lain disebutkan,
يفترض على المسلم طلب علم ما يقع له في حاله في أي حال كان فإنه لا بد من الصلاة فيفترض عليه علم ما يقع له في صلاته بقدر ما يوءدي به فرض الصلاة
(تعليم المتعلم ص 4)
Diwajibkan bg setiap muslim mencari ilmunya sesuatu yg berhubungan dgn dirinya, dan sesungguhnya solat itu harus/wajib baginya, maka di wajibkan mencari ilmunya segala sesuatu yg berhubungan dgn solat sehingga dia dapat menunaikan kewajiban solat.
(Lihat: Ta'lim al-Muta'allim hal: 4)

Dari sini sudah dapat kita simpulkan ilmu yg wajib adalah ilmu Agama, ilmu tentang ibadah kita kepada-Nya. Bukan Ilmu dunia.
Hal ini sangat jelas diutarakan oleh al-Imam Ahmad bin Ruslan,
ففرضه علم صفات الفرد * مع علم ما يحتاجه الموءدي
Fardlunya Fardlu (Fardlu 'Ain) itu ilmu tentang Sifat2-Nya #
Beserta ilmunya sesuatu hal yg dibutuhkan seorang muslim dalam menunaikan kewajibannya

من فرض دين الله في الدوام * كالطهر و الصلاة و الصيام
Yaitu kewajiban Agama Allah yg selamanya #
Seperti bersuci, solat, dan Puasa.
(Lihat: Ifadah as-Saadah al-Umad bi Taqriri Ma'ani Nadhmi az-Zubad hal 121)

Sekarang sudah jelas bagi kita apa sih yg di maksud ILMU dalam hadist "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim."
Kadang kami sangat miris melihat orang yg dgn lantangnya menukil Hadits "Tholabul Ilmi Faridlotun Ala Kulli Muslimin" tanpa melihat Ilmu apa yg di maksud dalam hadits tersebut.

Apabila kita sudah tahu bahwa menuntut ilmu (agama) itu wajib, tentu kita juga tahu bagaimana hukum meninggalkannya.?
Kemudian Bagaimana dgn sekolah, pelajaran umum, dll?
Apakah tidak wajib..?
TIDAK...
Bila ilmu2 selain ilmu agama tidak wajib, bagaimana hukum mempelajarinya .?
من العلوم ما ليس بديني و لا شرعي بحكم الأصالة كعلوم اللغة و الحساب و الطب فيجوز أن تعلم هذه العلوم و تتعلم لقصد الأمور الدنياوية المباحة.
(الدعواة التامة ص 63)
Sebagian dari Ilmu2 ialah sesuatu yg tidak termasuk (Ilmu) agama dan Syari'at itu seperti hukum awalnya. Seperti ilmu bahasa, hitungan dan kesehatan. Maka boleh belajar dan mengajar ilmu2 ini dgn tujuan duniawi yg di perbolehkan.
(Lihat: Da'wah at-Taammah hal 63)

Setelah kita belajar dan jadi Alim/Tahu apakah terus kita bangga dgn ilmu kita?
Sekali-kali jangan..!!
فعالم بعلمه لم يعملن * معذب من قبل عباد الوثن
Seorang yg tidak mengamalkan ilmunya # Di siksa sebelum para penyembah berhala
(Lihat : Nadzom Zubad )

Amalkan ilmu yg kita miliki, kalau pun kita punya ilmu jangan malu untuk berkata "SAYA TIDAK TAHU"
Banyak dari para salafus sholeh kita yg tidak malu berkata "SAYA TIDAK TAHU" diantaranya, Sufyan ats-Tsauri, Malik bin Anas, Ahmad bin Hanbal, Fudail bin 'Iyadl, Bisyir bin al-Harits dll.
سءىل مرة الشعبي رحمه الله تعالى عن مسألة فقال :" لا أدري" فقالوا له ألا تستحي من قولك : "لا أدري" و أنت عالم (العراق)? فقال : إن الملاءىكة عليهم الصلاة و السلام أكثر أدبا و علما منا و لم تستح من قولها : سبحانك لا علم لنا إلا ما علمتنا.
(تنبيه المغترين ص 62)
Dalam suatu kesempatan asy-Syi'bi rh ditanya dari suatu masalah. Dia pun menjawab, Saya tidak tahu.
Para hadirin pun berkata padanya, Apakah engkau tidak malu dgn ucapanmu "Saya tidak tahu" dan engkau adalah orang Alim (negri Iraq)? Dia pun menjawab, Sesungguhnya Malaikat as yg lebih banyak adabnya dan ilmunya dari kita saja tidak malu dari ucapan mereka, Maha suci Engkau (Allah) tidak ada ilmu pada diri kami kecuali yg telah Engkau ajarkan pada pada kami.
(Lihat: Tanbih al-Mughtarin hal 62)
Rasulullah saja tidak malu menjawab "Saya tidak tahu" saat ditanya tentang tempat yg baik dan yg buruk di bumi. (sehingga datang wahyu baru Baginda menjawab)
(Lihat: Ihya Ulumuddin Juz 1 hal 68)

RIWAYAT PARA ALIM

1. Imam Syafi'i hafal Qur'an pada usia 7 tahu, hafal kitab Muwatho' di usia 10 tahun, beliau menghatamkan Qur'an sekali setiap malam. Dan di bulan Romadlon 60 kali, kesemuanya di dalam solat.
Beliau berkata, Sejak umur 12 tahu aku tidak pernah kenyang, karena hal tersebut memberatkan badan, mengeraskan hati, mengundang fitnah, membuat tidur, membuat malas dari ibadah. Aku tidak pernah bersumpah Demi Allah seumur hidupku, tidak dalam kebenaran juga tidak dalam kebohongan.
Ketika ditanya dan beliau diam, maka ada yg berkata, kenapa engkau tidak menjawab?
Beliau pun menjawab, aku akan menjawab sehingga aku tahu lebih utama mana antara diamku atau jawabanku.
2. Imam Malik selalu bermimpi bertemu Nabi SAW setiap malam.
Imam Abu Hanifah berkata, aku tidak melihat seseorang yg lebih tahu tentang Sunnah Rasulullah melebihi darinya (Imam Malik)
3. Imam Abu Hanifah ra menghidupkan malam dgn membaca al-Qur'an dalam salat selama 30 tahun, solat subuh dgn wudlu salat isya' selama 40 tahun.
4. Imam Ahmad bin Hanbal solat (sunah) 300 rokaat setiap hari. Beliau sudah menghidupkan malam sejak beliau masih kecil. Khatam Qur'an setiap hari. Imam Syafi'i berkata, Aku keluar dari Baghdad dan tidak aku tinggallkan disana yg lebih Faqih, Waro', Zuhud, Alim melebihi Imam Ahmad bin Hanbal.
5. Umur Imam an-Nawawi di hitung begitu juga kitab karangan beliau.
Maka di ketahui, setiap hari ada 10 lembar yg dikarang. (ini menghitung sejak beliau lahir, padahal beliau mengarang kitab tidak sejak lahir)
(Lihat: 'Ianah at-Tholibin)

Saya rasa cukup sampai disini, karena tak akan mampu seorang yg tak berilmu ingin membahas ilmu.

Namun, qta tetap berdo'a semoga qta di g0longkan menjadi ahlil ilmu, mencintai Ulama' dan di cintai serta di banggakan oleh mereka.

Pastinya banyak sekali kesalahan dan itu semua dari kelalaian kami ...

Salam santun dari kami ^_^
Baca Selengkapnya >>

Kamis, 27 Desember 2012

452 : ANTARA DARAH HAID , NIFAS DAN ISTIHADHAH







oleh : Sanusi El Ruzy

Kemarin ada yang meminta di tuliskan tentang istihadloh.
Setelah 3 Hari Lebih Bergelut Dengan Darah Inilah Hasilnya:

Suatu hal yang menjadi m0m0k bagi para muslimah. Dan memang Permasalahan yg begitu kompleks.
Bahkan syahdan, ada seorang ulama' yg ditanya sahabatnya.
Wahai Syaikh, mengapa dalam kitab karanganmu tidak ada bab Haid, Nifas dan Istihadloh?
Beliau pun menjawab, Bagaimana aku akan menulis bab itu, kita (lelaki) tak mengalaminya, dan wanita tak ada yang bertanya padaku...

Banyak hal yaog menyebabkan perempuan mengalami pendarahan tidak teratur, atau yg lebih sering disebut Istihadloh. Namun secara garis besar ada 2 faktor yg sangat memperahui yaitu :
1. FAKTOR PSIKOLOGIS
Keadaan psikologi seseorang sangat berperan penting dalam mempengaruhi kestabilan & keteraturan Haid. Gangguan emosianal yg tak terkendali, ketegangan berfikir (makanya cwe pling suka nyantai2.. hehe), tekanan pekerjaan masalah keluarga, ketakutan yang terpendam sangat berpotensi merusak siklus Haid. Ini semua terjadi karena tekanan yg mempengaruhi kinerja otak yg kemudian mempengaruhi siklus pelepasan hormon yang merangsang terganggunya SISTEM OVULASI.
2. FAKTOR KESEHATAN
Pemakaian alat kontrasepsi yang tidak sesuai dgn kondisi pemakainya juga dapat mengakibatkan istihadloh. Wanita yg sering menggunakan pil KB atau suntik KB, kemudian dia berhenti karena mungkin ingin mempunyai anak lagi sangat rentan mengalami istihadloh. Hal ini dikarenakan terjadi kegagalan indung telur dalan menghasilkan telur. Makanya Islam sangat tidak menganjurkan seseorang untuk ber-KB.
(Menurut Dokter. E*** , teman kami yg tidak mau disebutka namanya)

و الإستحاضة : الدم الخارج في غير أيام الحيض و النفاس لا على سبيل الصحة من عرق في أدنى الرحم.
(إعانة المبتدين ببعض فروع الدين)
Istihadloh ialah darah yg keluar di luar hari2 haid dan nifas, tidak di jalan sehat (suatu penyakit). Yg keluar dari otot dibawah Rahim.
(Lihat: I'anah al-Mubtadin bi Ba'dli Furu'i ad-Din hal 50)

Setelah kita mengetahui apa itu istihadloh, alangkah baiknya kita mengetahui warna2 darah yg keluar dari farji seorang wanita.
دماء الإستحاضة خمسة أسود و أحمر و أشقر و أصفر و أكدر. فالأسود قوي و الأحمر ضعيف بالنسبة لأسود قوي بالنسبة للأشقر و الأشقر أقوى من الأصفر و الأصفر أقوى من الأكدر.
(التقريرات السديدة ص 167)
Darah Istihadloh ada 5.
¤ Merah kehitaman (Coklat Tua)
¤ Merah
¤ Merah kekuningan
¤ Kuning
¤ Kuning keputih2an (Keruh)
Darah Merah kehitaman (Coklat Tua) adalah darah kuat. Darah Merah itu lemah bila di bandingkan pada darah Merah kehitaman (Coklat Tua), dan kuat bila dibandingkan darah Merah kekuningan. Darah Merah kekuningan lebih kuat dari darah Kuning. Darah Kuning lebih kuat dari darah Kuning keputih2an (Keruh).
(Lihat: Taqriroh as-Sadidah hal 167)


فالمستحاضات أربع.
الأولى : المميزة, و هي التي تعرف صفة الدم.
الثانية : المعتدة, و هي التي تحفظ عادتها و ليست بمميزة.
الثالثة : المبتدأة, و هي التي حاضت أول مرة فاستحيضت و استمر بها الدم.
الرابعة : المتحيرة, و هي الت نسيت عادتها و لا تمييز لها.
(الخلاصة المختصر و نقاوة المعتصر لحجة الإسلام و بركة الأنام الإمام أبي حامد محمد بن محمد بن محمد الغزالي ص 85)
Wanita istihadloh/Mustahadloh ada 4.
Pertama : Mumayyizah, yaitu wanita yang mengetahui Sifat2 darah.
Kedua : Mu'tadah, yaitu wanita yg mengetahui adat/kebiasaannya/sumah pernah haid dan sudah pernah suci, tp tidak Mumayyizah (tidak mengetahui Sifat2 darah)
Ketiga : Mubtadi_ah, yaitu wanita yg Haid untuk pertama kali kemudian istihadloh dan darah tetap padanya.
Keempat : Mutahayiroh, yaitu wanita yg lupa adat/kebiasaannya (dalam haid) juga tidak Mumayyizah (tidak mengetahui Sifat2 darah).
(Lihat : al-Khulasoh al-Mukhtashor wa Naqowah al-Mu'tashor karangan Hujjatul Islam dan Barakatul Anam Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Ghozali hal 85)

Dari ke 4 macam tersebut itulah akan ada 7 bentuk/contoh Musthahadloh.
1. MUBTADI_AH MUMAYYIZAH
Pengertiannya spti yg telah kami utarakan diatas yaitu Wanita yg baru pertama keluar darah dan tahu/dapat membedakan sifat2/warna darah.

HUKUMNYA : Darah yg kuat (lihat perbedaan warna) itu haid, darah yg lbih lemah itu istihadloh.
Dengan syarat, (Syarat Tamyiz)
A. Darah kuat tidak kurang dari batas mimimal haid (lbih tau pas 24 jam)
B. Darah kuat tidak melebihi dari batas maksimal haid (15 hari, 15 malam)
C. Darah lemah tidak kurang dari batas minimal suci (15 hari, 15 malam)
D. Darah lemah harus terus-menerus/menyambung (tidak terputus)
Apabila salah 1 syarat di atas tidak ada, maka dia tidak bisa di golongkan pada Mumayyizah.

MISAL : Ada wanita yg berkata, Aku mengeluarkan darah untuk pertama kali selama 20 hari berturut-turut, 3 hari darah Merah kehitaman (Darah Kuat) dan 17 hari darah Merah (Darah lemah). Maka bisa qta hukumi, bahwa Haidnya 3 hari, dan istihadlohnya 17 hari.
Atau,
Ada wanita mengeluarkan,
Darah hitam........... 5 hari
Darah kuning.........17 hari
Darah hitam lagi.......6 hari
------------------------
Maka haidnya ..... 5 hari
Istihadloh ............... 17 hari
Haid lagi................... 6 hari

2. MUBTADI_AH GHOIRU MUMAYYIZAH
Wanita keluar darah pertama kali tapi tidak dapat membedakan sifat2 darah.
Atau juga Mubtadi_ah Mumayyizah tp kurang salah satu sarat tamyiz nya.

HUKUMNYA : Apabila dia tahu/ingat waktu pertama/mulainya keluar darah, maka Haidnya 1 hari 1 malam (24 jam), dan sucinya hari2 selanjutnya. Namun jika dia tidak tahu/ingat waktunya maka dia termasuk Mutahayiroh.

MISAL : Wanita keluar darah selama 17 hari dgn warna dan sifat yg sama. Maka dapat di hukumi haidnya 1 hari 1 malam, selebihnya istihadloh.
Atau,
Wanita mengeluarkan darah sbgai berikut :
Darah merah.......... 20 hari
Darah kuning.......... 6 hari
------------------------
karena darah merah (baca ; kuat) melebihi batas maksimal haid (15 hari 15 malam)
maka dihukumi haid nya 1 hari pertama dan istihadloh 25 hari selanjutnya.

3. MU'TADAH MUMAYYIZAH
Wanita yg sudah pernah haid dan sudah pernah suci serta dapat membedakan warna/sifat darah.

HUKUMNYA : Dihukumi dengan hukum Tamyiz (darah kuat Haid, darah lemah istihadloh.) meskipun bertentangan dgn kebiasaan haidnya.

MISAL : Wanita mempunyai kebiasaan mengeluarkan darah selama 5 hari tiap awal bulan (1 pai 5). Dan di bulan lain dia keluar darah selama 25 hari
Darah Merah kehitaman.10 hari
Darah Merah...................15 hari
-------------------------
maha haidnya .......... 10 hari (karena darah kuat)
istihadlah ................. 15 hari
Atau,
Wanita sudah pernah haid dan suci mengeluarkan darah sbgai berikut :
Darah Kuning............ 12 hari
Darah Merah.............. 7 hari
------------------------
Maka haidnya ...... 7 hari
Istihadlohnya ...... 12 hari
Nb : Pada Mu'tadah Mumayyizah penentuan haid dgn Memandang darah Kuat, tidak memandang adat haid bulan sebelumnya.

4. MU'TADAH GHOIRU MUMAYYIZAH DZAKIROTUN LI ADATIHA QODRON WA WAQTAN
Wanita yg sudah pernah haid dan sudah pernah suci yang tidak MUMAYYIZ, dan ingat adat/kebiasaannya baik kira2 (lama)nya dan waktu (mulai) nya.

HUKUMNYA : Dikembalikan pada adat dan waktunya, maksutnya di hukumi dgn bagaimana adat/kebiasaan di bulan sebelumnya.

MISAL : Wanita biasa haid selama 7 hari disetiap awal bulan.
Pada bulan ini dia mengeluarkan darah selama 17 hari. Dia juga tidak bisa membedakan warna darah, atau darahnya keluar dgn 1 warna.
maka dapat kita hukumi, sesungguhnya HAID nya 7 hari karena di samakan dgn keaiasaan bulan2 sebelumnya, dan 10 hari yang terakhir adalah istihadloh.

5. MU'TADAH GHOIRU MUMAYYIZAH NASIYATUN LI ADATIHA QODRON WA WAQTAN (MUTAHAYIROH)
Wanita yg sudah pernah haid dan sudah pernah suci yang tidak MUMAYYIZ, dan LUPA adat/kebiasaannya baik kira2 (lama)nya dan waktu (mulai) nya.

MISAL : Wanita yg mengeluarkan darah selama 20 hari dan darahnya tidak bisa di bedakan artinya darahnya hanya 1 warna, atau darah dapat di bedakan tp tidak memenuhi sarat2 TAMYIZ, serta dia lupa kira2 haidnya jg waktunya, entah di awal, tengah, atau ahir bulan.

HUKUMNYA : Baginya hukum Haid dalam masalah yang di haramkan (Bersenang2 di antara pusar dan lutut, membaca al-Qur'an selain solat, memegang dan membawa mushaf, diam di masjid serta lewat di masjid apabila takut menetes darahnya). Dan hukum SUCI dalam masalah Kewajiban (Solat, puasa, thowaf, thalaq, i'tikaf, dan wajib mandi setiap 1 perkara Fardlu)

NB: Tata cara puasanya ialah, Dia puasa bulan romadlon sebulan penuh, di tambah lagi puasa 1 bulan penuh. Maka dia telah puasa 28 hari secara yakin SUCI. Masih kurang 2 hari (1 bulan = 30 hari) maka cara puasa yg kurang 2 hari ialah, berpuasa 3 hari berturut-turut, tidak puasa 12 hari berturut-turut, kemudian berpuasa lagi 3 hari berturut-turut.
Jadilah dia puasa 30 hari yg YAKIN SUCI.

6. MU'TADAH GHOIRU MUMAYYIZAH DZAKIROTUN LI ADATIHA QODRON LA WAQTAN
Wanita yg sudah pernah haid dan sudah pernah suci yang tidak MUMAYYIZ, dan ingat adat/kebiasaannya dalam kira2 (lama)nya tidak dalam waktu (mulai) nya.

MISAL : Wanita berkata, Aku biasanya haid selama 5 hari di 10 hari pertama dan aku tidak tahu mulainya. Tapi aku tahu dan yakin sesungguhnya hari pertama aku Suci. Dan bulan ini aku keluar darah 1 bulan penuh.

HUKUMNYA : Dihukumi, Hari ke 6 Haid secara Yakin, dan hari pertama Suci secara yakin,seperti halnya 20 hari terahir.
Adapun hari ke 2 sampai ke 5 ada kemungkinan bisa Haid bisa juga Suci. Begitu juga hari ke 7 sampai 10 ada kemungkinan seperti itu juga (bisa Haid bisa juga Suci). Karena kondisi seperti (ada kemungkinan Suci dan juga Haid) ini, dia di hukumi seperti halnya MUTAHAYIROH.

7. MU'TADAH GHOIRU MUMAYYIZAH DZAKIROTUN LI ADATIHA WAQTAN LA QODRON.
Wanita yg sudah pernah haid dan sudah pernah suci yang tidak MUMAYYIZ, dan ingat waktu (mulai) nya tidak dengan kira2/lamanya.

MISAL : Seperti ada wanita yg berkata, Aku biasa Haid di awal bulan tapi tidak tahu berapa lamanya, dan di bulan ini aku keluar darah 1 bulan penuh.

HUKUMNYA : Awal bulan (tgl 1) yakin Haid, setengah di hari yg kedua Yakin Suci. Dan diantara hal itu (2 sampai 15) ada kemungkinan Haid dan juga Suci. Pada bagian yang YAKIN (baik yakin suci atau yakin Haid) itu menggunakan hukumnya sendiri2 (Haid pakai hukum Haid, Suci pakai hukum Suci). Dan hari yg ada kemungkinan Haid juga Suci pakai Hukum MUTAHAYIROH.

(Lihat : at-Taqriroh as-Sadidah hal 167 - 170,
Hasyiyah Bajuri hal 112 - 115,
Mughni Muhtaj juz 1 hal 111 - 120,
Hasyiyah al-Bujairimi ala al-Iqna' juz 1 hal 350)

PENUTUP
يجب لنحو مستحاضة الوضوع لكل فرض و كذا غسل الفرج و إبدال القطنة التي بفمه و العصابة و إن لم تنتقل عن موضعها و إن لم يظهر الدم مثلا من جوانبها (إعانة الطالبين)
Wajib bagi wanita istihadloh, wudlu tiap ingin solat Fardlu, membasuh farji, dan (Maaf) menyumpal bibir kemaluan dgn Kapas/selainnya. Meskipun darah tak terlihat dari kanan kirinya.
(Lihat : I'anah at-Tholibin)
NB: Kecuali bila dia merasa sakit dgn hal itu atau sedang puasa maka tidak boleh (maaf) menyumpal farjinya karena hal ini dapat membatalkan puasa.

وطء المستحاضة جاءىز عند أبي حنيفة و الشافعي و مالك كما تصوم و تصلي و قال أحمد لا يجوز وطء المستحاضة في الفرج إلا أن يخاف زوجوها العنت و هو الزنا فيجوز في أصح الروايتين.
(رحمة الأمة في اختلاف الأءىمة)
Menjima' atau menyetubuhi wanita yg istihadloh itu boleh menurut Imam Abi Hanifah, Syafi', dan Malik seperti halnya puasa dan solat. Menurut Imam Ahmad bin Hanbal tidak boleh.
Dan paling shohihnya 2 riwayat itu boleh.
(Lihat: Rohmah al-Ummah fi Ikhtilaf al-A_immah)

{تنبيه مهم} يجب على المرأة تعلم ما تحتاج إليه من أحكام الحيض و الإستحاضة و النفاس. فإن كان زوجها عالما لزمه تعليمها و إلا فلها الخروج لسوأل العلماء بل يجب و يحرم عليه منعها إلا أن يسأل هو و يخبرها فتستغني بذلك. و ليس لها الخروج إلى مجلس ذكر أو تعلم خير إلا برضاه.
(مغني المحتاج الجزء 1 ص 120)
"Peringatan Penting" : Wajib bagi seorang perempuan belajar sesuatu yg dia butuhkan dari Hukum2 haid, istihadloh, dan nifas. Apabila suaminya alim/mengetahui maka wajib bagi sang suami untuk mengajarinya.
Dan bila sang suami tidak mengerti, maka boleh baginya keluar untuk bertanya pada ulama' bahkan wajib. Dan suami haram melarangnya, kecuali dia sendiri yg bertanya lalu memberi tahu istrinya sehingga dia tak perlu keluar rumah. Tidak boleh bagi istri keluar ke Majlis dzikir atau tempat belajar kebaikan kecuali dgn ridlo dari suami.
(Lihat: Mughni Muhtaj juz 1 hal 120)

Semoga bisa di fahami dan dapat bermanfaat.

Selamat ber MUMET ria.... hehe
Baca Selengkapnya >>

Rabu, 26 Desember 2012

451 :HUKUM MEMINJAM BARANG KEMBALI DALAM BENTUK BARANG

 PERTANYAAN


Em Djassiman


assalamu'alaikum...sederek dulur huda nuwun pendapat dan dalilnya)_: bolehkah memberi hutang emas lalu diuangkan dan dikembalikan dgn emas padahal emas tsb diuangkan utk biaya rmh skt...padahal sampe 7 tahun blm bs mengembalikan hutang tsb..monggo



JAWABAN

Ghulam Bagus Sun Shofi


wa'alaikum salam


Sabda Rasulullah Saw. :
فان من خيركم احسنكم قضاء. متفق عليه
"Maka sesungguhnya sebaik-baik kamu ialah yang sebaik-baiknya pada waktu membayar hutang. (sepakat ahli hadis)

عن ابي هريرة قال استقرض رسول الله صلى الله عليه وسلم سنافاعطى سناخيرا من سنه وقال خياركم احاسنكم قضاء.
رواه أحمدوالترمذى وصححه

===================================================
Dari Abu Hurairah. Ia berkata, "Rasulullah telah mengutang hewan, kemudian beliau byar dngan hewan yang lebih tua umurnya daripada hewan yang beliau utang itu, dan Rasulullah Saw. bersabda, 'Orang yang paling baik diantara kamu ialah orang yang dapat membyar hutangnya dngan yang lebih baik'." (Riwayat Ahmad dan Tirmizi, lalu disahihkannya)

Adapun tambahan yang dikehendaki oleh yang berpiutang atau telah menjadi perjanjian sewaktu akad, hal itu tidak boleh. Tambahan itu tidak halal atas yang berpiutang mengambilnya. Umpamanya yang berpiutang berkata kepada yang berutang, "Saya utangi engkau dengan syarat sewaktu membyar engkau tambah sekian."
Sabda Rasulullah Saw. :

كل قرض جر منفعة فهووجه من وجوه الربوا.
"tiap tiap piutang yang mengambil manfaat, maka itu salah satu dari beberapa macam riba." (Riwayat Baihaqi)

Hutang emas harus diganti dengan emas (sesuai perjanjian akad).

Meskpun 5jta menjadi 15jta itu ndak apa apa, malahan itu sbuah kebaikan untuk yg berhutang.
Seperti hadits diatas, Rasulullah meminjam kambing muda dan mengembalikan dngan kambing yg lebih tua.

untuk haditsnya diatas, monggo baca kembali.

Segerakan untuk membyar hutang bgi almarhum itu lebih baik, jngan ditunda.
Baca Selengkapnya >>

450 : CARA BERSUCI DARI NAJIS MUGHOLADOH DI NEGERI NON MUSLIM

PERTANYAAN


Sofia Putri



Assalamu alaikum untk smua...
Mohon ma,af sblmnya,jika pertanyaanku krg berkenan .
Saya mau cerita tetang Pekerjaan yg mayolitas jd kerja,an tiap hari dan mlmnya.
Hampir 80% pekerja Rumah di luar negeri mengabdi sama org cina. Di hongkok ,Taiwan,singapure&malaysia. Gak usah munafik ,jika kerja mereka memasak Babi. walaupun sa,at libur bisa berjubah dan berjilbab. Dan yg aku mau pertanyakan bagaimana hukumnya,sdg mrka sdh tau jelas babi haram... Dan kedua bgaimana dgn hsil gajinya... Apakah duit yg di terima itu jd haram... Makasih. Wasalamm...



JAWABAN

Sanusi El Ruzy

wa'alaikum salam


Karena pean hidup di negri yg sulit, nie q nuqilkan qoul yg g bgtu sulit..
فإن غسل بدل التراب بالجص معا و الأشنان و الصابون و كذا النخالة كما في البحر و غيره ففيه قولان :
أصحهما أنه يظهر لأنه قاءىم مقام التراب في الإستطهار كما قام غير الشب و القرظ مقامهما في الدباغ مع ورود النص بهما و صححه النووي في روءس المساءىل.
والثاني لا و يتعين لتعبدية أو أو للجمع بين نوعي الطهور و هو الأصح في كتب الرافعي و أكثر كتب النووي.
(شرح التنبيه للإمام جلال الدين السيوطي الجزء 1 ص 86)
Apabila benda yg terkena najis mugholadloh dibasuh air dan kapur atau daun atau sabun atau dedak, maka terdapat 2 qoul (spti di kitab al-Bahr)
1. Menurut pendapat yg paling sohih, di hukumi suci karena bisa menempati kedudukan debu (Sama2 bisa mensucikan) sebagaimana bahan2 selain tawas dan daun akasia bisa menggantikan keduanya dalam proses penyamakan kulit. Padahal menurut Nash penyamakan itu menggunakan tawas atau daun akasia. Pendapat ini di shohihkan an-Nawawi dalam kitab RU_UUS al-MASA_IL.
2. Menurut pendapat kedua, tidak dianggap cukup, dan harus menggunakan debu karena faktor Ta'abbudi atau ada tujuan untuk mengumpulkan 2 macam alat bersuci (Air dan debu)
Pendapat ini di anggap paling Shohih di dalam kitab2 Ar-Rofi'i dan An-Nawawi.

Nb:Sabun di atas bebas, tidak tertentu sabun Thoharoh..
2 qoul yg sama2 shohih silahkan pilih...
Baca Selengkapnya >>

449 : ALASAN DI ANJURKANNYA MELAKUKAN SUJUD SAHWI

PERTANYAAN


Ery Kdr


Assalamu'alaikum wr wb

Bila qta melakukan shalat berjamaah shalat dhuhur to ashar,lupa diwaktu rakaat pertama di saat baca surat al fatihah di suarakan sampe makmumnya mendengar.. Apakah diwaktu sebelum salam di anjurkan melakukan sujud sahwi? Tlong pencerahannya!
Wassalam.


JAWABAN

Mbah Pardan Milanistie

wa'alaikum salam

TIDAK

>>>>>

jjal rajah
( ﻪﻟﻮﻗ ﺐﻠﻃ ﺎﻤﻧﺇ(ﺢﺒﺼﻟﺍ ﺮﻬﺠﻟﺍ ﺎﻬﻴﻓ ﻊﻣ
ﻥﺃ ﺭﺎﻔﻜﻟﺍ ﺍﻮﻧﺎﻛ ﻦﻴﺣ ﻢﻬﻋﺎﻤﺳ ﻥﺁﺮﻘﻟﺍ
ﻲﻓ ﺓﻼﺻ ﻲﺒﻨﻟﺍ ﻰﻠﺻ ﻪﻠﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻭ ﻢﻠﺳ
ﺮﻣ ﺎﻤﻛ ﻪﻴﻠﻋ ﻝﺰﻧﺃ ﻦﻣ ﻭ ﻪﻟﺰﻧﺃ ﻦﻣ ﻥﻮﺒﺴﻳ
ﻢﻬﻧﻷ ﻥﻮﻧﻮﻜﻳ ﻲﻓ ﻩﺬﻫ ﺖﻗﻮﻟﺍ ﻦﻴﻤﺋﺎﻧ ﻭ
ﻚﻟﺬﻟ ﺐﻠﻃ ﺮﻬﺠﻟﺍ ﻲﻓ ﺀﺎﺸﻌﻟﺍ ﺎﻀﻳﺃ ﻭ ﻲﻓ
ﺔﻳﺭﺎﻬﻧ ﺔﻴﻀﻘﻣ ﻼﻴﻟ ﻭﺃ ﺖﻗﻭ ﻭ ﺢﺒﺻ ﺎﻣﺃ
ﺏﺮﻐﻤﻟﺍ ﺐﻠﻄﻓ ﺮﻬﺠﻟﺍ ﻪﻴﻓ ﻢﻬﻧﻷ ﺍﻮﻧﺎﻛ
ﻥﻮﻠﻐﺘﺸﻳ ﻲﻓ ﻪﺘﻗﻭ ﺀﺎﺸﻌﻟﺎﺑ ﻭ ﺎﻣﺃ
ﺔﻌﻤﺠﻟﺍ ﺪﻴﻌﻟﺍ ﻭ ﻰﻠﺻ ﻪﻧﻸﻓ ﻭ ﻪﻴﻠﻋ ﻪﻠﻟﺍ
ﻢﻠﺳ ﺎﻤﻬﻣﺎﻗﺃ ﺔﻨﻳﺪﻤﻟﺎﺑ ﻭ ﻢﻟ ﻦﻜﻳ
ﺭﺎﻔﻜﻠﻟ ﺎﻬﻴﻓ ﺓﻮﻗ ﻭ ﺎﻤﻟ ﺍﻮﻧﺎﻛ
ﻦﻳﺪﻌﺘﺴﻣ ﺀﺍﺬﻳﻺﻟ ﻲﻓ ﻲﺘﻗﻭ ﺮﻬﻈﻟﺍ ﻭ
ﺮﺼﻌﻟﺍ ﺐﻠﻃ ﺭﺍﺮﺳﻹﺍ ﺎﻤﻬﻴﻓ ﻞﺑ ﻭ ﻲﻓ
ﺔﻠﻴﻠﻟﺍ ﺔﻴﻀﻘﻤﻟﺍ ﺍﺭﺎﻬﻧ ﻭ ﺍﺬﻫ ﺐﺒﺴﻟﺍ ﻭ
ﻥﺇ ﻝﺍﺯ ﻦﻜﻟ ﻢﻜﺤﻟﺍ ﺐﺗﺮﺘﻤﻟﺍ ﻪﻴﻠﻋ ﻕﺎﺑ
ﻪﻧﻷ ﺔﻤﻜﺤﻟﺍ ﺔﻴﻋﻭﺮﺸﻤﻟﺍ ﻭ ﺔﻤﻜﺤﻟﺍ ﻻ
ﻱﺭﻮﺟﺎﺒﻟﺍ ~ ﺎﻬﻣﺍﻭﺩ ﻡﺰﻠﻳ ١/١٧٤


disunnahkan melirihkan bacaan ketika shalat
dhuhur dan ashar karena pada zaman nabi
saw, di waktu itulah kafir qurais menyakiti
nabi dan shabatnya, dan akan mencaci Allah
dan rasulNya ketika mereka mendengar
bacaan Al-Qur'an.
sdgn dalam shalat subuh dan isya'
disunnahkan mengeraskan bacaan krn pada
waktu itu kafir qurais sedang berisitirahat,
dan di waktu maghrib mereka sibuk dgn
makan malam mereka,
dlm shalat jum'at dan id juga disunnahkanu
mengeraskan bacaan krn kedua shalat ini
disyariatkan ketika keadaan sudah aman
yaitu ketika nabi saw sudah hijrah ke
madinah
~Hasyiah Al bajuri 1/74

Pengertian Sujud Sahwi:
Sujud Sahwi ialah sujud yang dilakukan di
dalam shalat (bukan sujud rukun) sebanyak
2 kali sesudah membaca tasyahud akhir
sebelum mengucapkan salam atau sesudah
salam.
Sebab-Sebab Dilakukannya Sujud
Sahwi:
1. Ketinggalan Tasyahud Pertama.
Dijelaskan oleh Al-Mughirah,
Rasulullah SAW bersabda:
"Apabila salah seorang dari kalian
berdiri sesudah 2 rakaat, tetapi ia
belum sampai sempurna berdiri,
hendaklah ia duduk kembali (untuk
tasyahud pertama). Jika ia sudah
berdiri betul, ia jangan duduk
kembali dan hendaklah ia sujud 2 kali
[sujud sahwi]." (HR. Ahmad)
2. Kelebihan Rakaat, Rukuk, atau Sujud
karena Lupa.
Dari Ibnu Mas'ud:
"Sesungguhnya Nabi SAW telah
shalat dzuhur 5 rakaat. Maka orang
bertanya kepada beliau. Jawab
beliau, 'Tidak'. Mereka yang melihat
beliau shalat berkata, 'Engkau telah
shalat 5 rakaat.' Mendengar
keterangan mereka demikian, maka
beliau terus sujud 2 kali." (HR.
Bukhari dan Muslim)
3. Karena Ragu atau Syak terhadap
Jumlah Rakaat yang telah Dikerjakan.
Dari Abu Said Al-Khudri, Nabi SAW
bersabda:
"Apabila salah seorang dari kalian
ragu dalam shalat, apakah ia sudah
mengerjakan 3 atau 4 (rakaat), maka
hendaklah dihilangkan keraguan itu,
dan diteruskan shalatnya menurut
yang diyakini, kemudian hendaklah ia
sujud 2 kali sebelum salam." (HR.
Ahmad dan Muslim)
4. Apabila Rakaat Shalat Kurang karena
Lupa.
Dari Abu Hurairah R.A:
"Bahwa Nabi SAW melakukan salah
satu dari dua shalat sore hari hanya
2 rakaat, lalu memberi salam,
kemudian beliau berdiri ke sebuah
tonggak kayu di depan masjid, lalu
meletakkan tangan di atasnya,
sedangkan di antara kaum (yang
bermakmum) terdapat Abu Bakar dan
Umar, tetapi keduanya merasa segan
berbicara kepadanya. Kemudian
keluarlah (dari masjid) orang-orang
yang tergesa seraya mengatakan,
'Shalat telah dipersingkat.' Di antara
kaum itu terdapat laki-laki yang
dipanggil oleh Nabi SAW dengan
nama julukan Dzulyadain. Lalu laki-
laki itu berkata, 'Wahai Rasulullah
apakah Engkau lupa atau shalat telah
diperpendek?' Nabi SAW menjawab,
'Aku tidak lupa dan shalat tidak
diperpendek.' Lelaki itu berkata,
'Memang benar Engkau telah lupa.'
Maka Nabi SAW shalat (lagi) 2
rakaat, lalu bersalam. Kemudian Nabi
SAW bertakbir dan melakukan sujud
seperti sujud sebelumnya atau lebih
lama (daripadanya), lalu beliau
mengangkat kepalanya seraya
bertakbir dan melakukan sujud lagi
sama dengan sujud sebelumnya atau
lebih lama lagi, lalu beliau
mengangkat kepalanya seraya
bertakbir." (Muttafaq 'alaihi)
Baca Selengkapnya >>

448 : HUKUM MENGUCAPKAN SELAMAT HARI RAYA NON MUSLIM

PERTANYAAN

Nunu Nurul Qomariyah


Assalamu'alaikum

bolehkah menghadiri undangan acara perayaan hari raya natal misalnya.

dan kalo datang pasti mengucapkan selamat kepada mereka

bagaimana hukumnya ?


JAWABAN

Suanang Utuh

wa'alakum salam


ada beberapa pendapat yang saya COPAS dari Group sebelah (Mohon dicermati masing-masing, karena saya jg awam dan InsyaAllah masih belajar)

HUKUM MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL
----------------------------------------------
Dalam kitab fathul aliyu al malik 2/348 di katakan:
" ﻭﺳﺌﻞ ﻋﺰ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻦ ﻣﺴﻠﻢ ﻗﺎﻝ ﻟﺬﻣﻲ ﻓﻲ
ﻋﻴﺪﻩ" :ﻋﻴﺪ ﻣﺒﺎﺭﻙ" ﻫﻞ ﻳﻜﺮﻩ ﺃﻡ ﻻ؟ ﻓﺄﺟﺎﺏ: ﺇﻥ ﻗﺎﻟﻪ ﺍﻟﻤﺴﻠﻢ
ﻟﺬﻣﻲ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻪ ﻗﺼﺪ ﺗﻌﻈﻴﻢ ﺩﻳﻨﻬﻢ ﻭﻋﻴﺪﻫﻢ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻜﻔﺮ، ﻭﺇﻥ
ﻟﻢ ﻳﻘﺼﺪ ﺫﻟﻚ ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺟﺮﻯ ﻋﻠﻰ ﻟﺴﺎﻧﻪ ﻓﻼ ﻳﻜﻔﺮ ﺑﻤﺎ ﻗﺎﻟﻪ ﻣﻦ
ﻏﻴﺮ ﻗﺼﺪ "
: dan di tanya Syaikh izzuddin bin abdissalam
tentang seorang muslim yang berkata kepada kafir
dzimmi [kafir yang berdamai dgn muslim] pada
saat hari rayanya: ied mubarok; selamat hari raya
yg di berkahi,apakah hukumnya makruh atau
tidak??,maka beliau menjawab: kalau muslim
mengatakan itu dengan tujuan mengagungkan
agama dan hari raya mereka maka itu akan
menjadikan ia kafir,kalau tidak bertujuan seperti itu
dan sebatas ucapan saja,maka tidak menjadikan
kafir dengan tanpa adanya tujuan tersebut.pent.
maka jawaban di atas menyatakan kebolehannya
mengucapkan selamat natal,juga di perkuat
dengan:
1. Rasul saw mengucapkan doa untuk non muslim,
diantara doa beliau : yahdiina wayahdiikumllah
wayushlih baalakum (Semoga Allah memberi
petunjuk pada kami dan pada kalian, dan
membenahi keadaan kalian) (HR Imam Bukhari
pada Adabul Mufrad).
2. mengenai ucapan natal, hal itu dilarang dan
haram hukumnya jika diniatkan untuk memuliakan
agama lain, namun jika diniatkan untuk menjalin
hubungan baik agar mereka tertarik pada islam
atau tidak membenci islam, maka hal itu ada
sebagian ulama yg memperbolehkan.
Allah berfirman:"Allah tidak melarang kamu
berbuat baik dan adil terhadap orang-orang yang
tidak memerangi kamu dalam agama dan tidak
mengusir kamu dari kampung-kampungmu sebab
Allah senang kepada orang-orang yang adil. Allah
hanya melarang kamu bersahabat dengan orang-
orang yang memerangi kamu dalam agama dan
mengusir kamu dari kampung-kampungmu dan
saling bantu-membantu untuk mengusir kamu;
barangsiapa bersahabat dengan mereka, maka
mereka itu adalah orang-orang zalim." (al-
Mumtahinah: 8-9)
3. mengucapkan selamat untuk menyambut
kemuliaan agama lain haram hukumnya secara
mutlak.namun jika tidak untuk memuliakan agama
lain, seperti ingin mempererat hubungan dg
mereka, apakah itu keluarga atau teman, atau
siapapun agar mereka tertarik pada kebaikan dan
keramahan agama islam maka hal ini khilaf,
sebagian ulama memperbolehkan dan sebagian
tetap mengharamkan,kelompok yg membolehkan
ucapan Natal / tahun baru / waisak dlsb jika betul
betul diyakini perbuatan itu bisa membuatnya
tertarik pada islam.
Allah berfirman: "Barangkali Allah akan menjadikan
antara kamu dan antara orang-orang yang kamu
musuhi itu perasaan cinta, sedang Allah Maha
Kuasa, dan Allah pun Maha Pengampun dan Belas-
kasih." (al-Mumtahinah: 7)
Baca Selengkapnya >>

Senin, 24 Desember 2012

447 : TAFSIR SURAT AL - AN'AM AYAT 103

PERTANYAAN


Siti Rohmah


laa tudrikuhul abshooru wa huwa yudrikul abshooro wa huwallathiiful khobiir




JAWABAN
Ghoelam Shofi

>> Siti Rohmah

laa tudrikuhul abshooru wa huwa yudrikul abshooro wa huwallathiiful khobiir

=======================
Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan; dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui.

niku surat Surat Al- An'am Ayat 103 , ,



=============

Tafsir / Indonesia / DEPAG / Surah Al An'aam 103
لَا تُدْرِكُهُ الْأَبْصَارُ وَهُوَ يُدْرِكُ الْأَبْصَارَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ (103)
Sesudah itu Allah swt. menjelaskan hakikat dan keagungan diri Nya sebagai penegasan dari sifat-sifat Nya yang telah dijelaskan pada ayat yang baru lalu yaitu bahwa Allah di atas segala-galanya. Zat Nya Yang Agung itu tidak dapat dijangkau oleh indra manusia, karena indra manusia itu memang diciptakan dalam susunan yang tidak siap untuk mengindra zat Nya. Sebabnya tiada lain karena manusia itu diciptakan dari materi, dan indranya hanya menjangkau materi belaka dengan perantaraan materi pula; sedangkan Allah bukanlah materi. Maka wajarlah apabila Ia tidak dapat dijangkau oleh indra manusia.
Yang dimaksud dengan tidak dapatnya Allah dijangkau dengan indra manusia ialah selama manusia itu masih hidup dalam dunia. Akan tetapi apabila ia telah mati, ia akan dapat melihat Tuhan.
Nabi Muhammad saw. bersabda:

إنكم سترون ربكم يوم القيامة كما ترون القمر ليلة البدر وكما ترون الشمس ليس دونها سحاب
Artinya:
Sebenarnya kamu akan melihat Tuhanmu di hari kiamat seperti kamu melihat bulan di malam bulan purnama, dan seperti kamu melihat matahari di kala langit tidak berawan"
(HR Bukhari dari Jarir, Sahih Bukhari jilid IV, 283)
Allah swt. berfirman:

وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاضِرَةٌ(22)إِلَى رَبِّهَا نَاظِرَةٌ(23)
Artinya:
Wajah-wajah (orang mukmin) pada hari itu berseri-seri kepada Tuhannyalah mereka melihat.
(Q.S Al Qiyamah: 22-23)
Kemungkinan melihat Tuhan di hari kiamat, khusus bagi orang-orang mukmin sedangkan orang-orang kafir kemungkinan melihat Allah tertutup bagi mereka. Allah swt. berfirman:

كَلَّا إِنَّهُمْ عَنْ رَبِّهِمْ يَوْمَئِذٍ لَمَحْجُوبُونَ(15)
Artinya:
"Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat Tuhan mereka)".
(Q.S Al Mutaffifin: 15)
Sebaliknya Allah swt. menegaskan bahwa Dia dapat melihat segala sesuatu yang dapat dilihat, dan basirah-Nya dapat menembus seluruh yang ada, tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi-Nya, baik bentuk maupun hakikat Nya.
Di akhir ayat ini Allah swt. menegaskan lagi bahwa Zat-Nya Maha Halus, tak mungkin dijangkau oleh indra manusia apalagi hakikat-Nya dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu betapapun halusnya sesuatu itu, tak ada yang tersembunyi dari pada pengetahuan-Nya.
Baca Selengkapnya >>

446 : DISKUSI HIKMAH KALIMAT ( IBNU ATHAILLAH AS - SAKANDARI )

 PERTANYAAN

Dwi Handoko


Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh.....

Berteman dengan orang yang bodoh yang tidak mengikuti ajakan hawa nafsunya sungguh lebih baik bagi kamu ketimbang berteman dengan orang alim tapi suka terhadap nafsuya. (Ibnu Athaillah as-Sakandari)

Apa makna dari kalimat di atas.....?
Nyadong barokahe ilmu poro alim......monggo pencerahannya....!

JAWABAN

Abah Than-than


Maksudnya orang Aalim yang tidak mau mendengarkan pendapat orang lain atau mengabaikan yg benar dan lebih mengikuti kehendak / pendapat dirinya , itu orang bodoh .

Orang bodoh yg dimaksud diatas , adalah orang bodoh yg tau diri dan bersikap bijak , Nabi bersabda ,"
Rosululloh Saw bersabda :" Ilmu itu bagai peti perbendaharaan yang sangat berharga dan kuncinya adalah bertanya. Banyaklah kamu bertanya semoga Alloh merahmati kamu.
Ddalam bertanya ada 4 orang yg akan mendapat pahala, yang bertanya , yang mengajar, yang mrndengarkan dan yg menggemarinya

Orang bodoh Aarif dan bijak Aqal nya didepan Lidahnya sbb ia merasakan faqir sebab yg Maha kaya adalah Alloh Swt , dia merasa bodoh krn Alloh SWT lah yang menguasai seluruh perbendaharaan ilmu.
Jadi ia lebih baik mendengarkan ketika orang berbicara .


Berbicara adalah wilayah kepandaian ,
sedangkan mendengar adalah wilayah kebijakkan .
Jika cara-cara membaca yang baik belum ramah kepada diri ini .
Gunakanlah cara termudah untuk belajar ,yaitu mendengarkan .
Mendengarkan adalah sikap hati !!



Siti Rohmah


tidak ada orang pintar bila tdk diamalkan ilmu yg diperolehnya

Dan tdk ada orang bodoh bila disertai dg belajar disetiap harinya, bhkan dari apa yg di alami, apa yg di lihat, serta apa yg ditulis dan di bacanya pun kan di jadikan ilmu dan amanah buatnya.


leres abah than than, mendengar dan diam bukan berarti tak bisa untk brkata namun orang yg pandai senantiasa lebih memilih diam karena orang yg pandai tahu bahwa banyak bicara maka dari situlah jalan masuknya dusta.

Dan orang yg bnyak bicara namun tdk bisa mengamalkan apa yg ia katakan maka sejatinya dia adalah orang munafiq.

orang yg menganggap dirinya bodoh trkadang harus diam untk menghormati dan menjaga perasaan orang lain.

Bodoh dimata manusia bukan berarti bodoh di mata Alloh

Hina di mata manusia bukan berarti hina di mata Alloh.

Pernah mendengar kisah uwaiys al-qorni??

Uwaiys al-qorni adalah orang yg sangat bodoh dan trhina di kalangan masyarakat sekitarnya, namun subhanalloh-tabarokalloh, uwaiys al-qorni adalah orang yg sangat mulia di mata Alloh bahkan para penghuni langit mengenalinya, sehingga bila uwaiys al-qorni berdo'a, Alloh langsung mengabulkan do'anya.

Uwaiys al-qorni hanyalah tukang angon onta yg sangat miskin, namun keta'atan trhadap Alloh dan ta'atnya trhadap ibu'nya serta kecintaan trhadap Rosul-NYA-lah yg membuat Alloh memuliakan uwaiys al-qorni.

Uwaiys al-qorni sllu menjaga wudlu, bahkan hendak mengambil makanan buat ontapun beliau brwudlu trlebih dahulu.


Ibuetz Ibnu Al Mubasyiri

mungkin y d maksud d atas pinter tapi tdk warok ROSULULLOH SAW bersabda barang siapa bertambah ilmunya tapi hidayahnya tidak bertambah maka ia akan semakin jauh dari alloh swt; sebab tanpa warok maka ilmunya akan d gunakan tuk hal2 y tidak baik. ROSULULLOH SAW bersabda orang bodoh itu rusak kecualai orang y alim dan orang y alim juga rusak kecuali y mengamalkan ilmunya,dan y ngamalkan juga rusak kecuali orang yang ikhlas karena alloh swt



LINK DISKUSI : http://www.facebook.com/groups/kasarung/522490377775705/
Baca Selengkapnya >>

Minggu, 23 Desember 2012

445 : PROBLEMA HAID

oleh : Sanusi El Ruzy

Ada beberapa teman yg bertanya lewat inbox,
Bolehkah wanita haid bersisir padahal ia tahu bahwa rambutnya akan Rontok?
Dan rambut yang rontok itu apakah harus di kumpulkan dan di sucikan ketika mandi jenabat?

Dalam suatu hadits Sayyidah 'Aisyah ra pernah ditegur oleh Nabi SAW karena mandi besar tanpa membuka ikatan rambutnya.
Dalam kitab Musnad bin Hambal disebutkan,
عن عاءىشة قالت أجمرت رأسي إجمارا شديدا فقال النبي صلى الله عليه وسلم : يا عاءىشة أما علمت أن على كل شعرة جنبة,
Dari 'Aisyah ra, beliau bercerita, aku mengikat rambutku dgn ikatan kuat, maka Nabi SAW menegurku, wahai 'Aisyah, tidakkah engkau tahu bahwa setiap helai rambut ada jenabat?

Dalam referensi lain Nabi SAW mengajari Sayyidah 'Aisyah tentang bagaimana cara2 mandi.
عن عاءىشة أن النبي صلى الله عليه و سلم قال لها في الحيض : إنقضي شعرك و اغتسلي.
Dari 'Aisyah ra, bahwa Nabi SAW bersabda kepadanya dalam masalah (Mandi) Haid, "Lepaskan (ikatan) rambutmu dan mandilah!"
Hadits di atas sangat jelas dalam mengingatkan betapa pentingnya memperhatikan rambut saat mandi besar.

Bahkan dalam hadits lain terdapat peringatan keras dari Nabi SAW.
عن علي, عن النبي صلى الله عليه و سلم قال : من ترك موضع شعرة من جسده من جنابة لم يغسلها فعل به كذا و كذا من النار.
قال : علي فمن ثم عاديت شعري.
قال : و كان يجز شعره.
Dari Imam Ali bin Abi Thalib, dari Nabi SAW beliau bersabda : "Barang siapa yg membiarkan sehelai rambut dari badannya dalam keadaan jenabat tidak dibasuhnya, akan di adzab sedemikian rupa dalam neraka."
Imam Ali berkata, "Oleh karena itu aku memusuhi rambutku."
Perawi bercerita, dan beliau (Imam Ali) pun selalu memangkas rambutnya.

Hadats memang perkara tidak kasat mata yang dapat mencegah sahnya shalat.
Pantaslah jika seorang wanita mukminah sangat berhati2 dalam masalah ini, terutama pada bagian rambut yg pada umumnya panjang dan lebat, sehingga sulit dari terbasuh air.

Bagaimana halnya dengan rambut yg rontok atau terpotong yg sudah terpisah dari badan kita saat masih junub? Wajibkan rambut2 itu di sucikan?
Sebelumnya mari kita tela'ah dahulu tentang perkara yang mewajibkan mandi. Perkara2 itu ialah hadats besar. Karena,
- Keluarnya Mani
- Persetubuhan
- Haid
- Nifas
- Melahirkan
(dalam Qoul lain ditambah 1 lagi yaitu Mati)
Sedangkan perkara yg mewajibkan mandi adalah keinginan melakukan shalat. Artinya, orang yang hendak mengerjakan shalat haruslah memenuhi semua syarat sahnya shalat, yang di antaranya adalah suci dari 2 hadats.
Sebagai contoh, orang yg junub di malam hari tidak wajib baginya mandi di malam/seketika itu. Ia wajib mandi ketika ia hendak melakukan shalat, entah shalat tahajud atau salat shubuh.

Dalam permasalahan rambut rontok, ketika seseorang shalat, apa rambut rontok ikut shalat?
Jelas tidak bukan?
Rambut yg rontok sudah tidak lagi mengikuti kegiatan kita baik dalam ibadah dan maksiat.
Oleh karena itu, jika rambut tersebut tidak kita basuh ketika mandi apakah shalat kita tidak sah?
Shalat kita tetap sah karena rambut tersebut sudah tidak mengikuti kita lagi.
Rambut itu kita basuh atau tidak kita basuh tidak mempengaruhi pada sahnya shalat kita.
Karena membasuh rambut rontok itu tidak berpengaruh, berarti sama dgn membuang2 air dan hukumnya bisa makruh atau bahkan Haram.
Makruh jika memakai air kita sendiri dan Haram jika memakai air Masjid atat memakai air orang lain yg tidak kita ketahui keridloannya.

Rambut rontok sudah selesai, tp pasti mungkin muncul pertanyaan,
Bagaimana hukum menyisir rambut yg kemungkinan akan merontokkan rambut?
Perempuan haid boleh menyisir rambut mdski dapat merontokkan rambutnya, sebab tak ada nash yg melarangnya.
Bila dikatakan, sisiran dapat merontokkan rambutnya, tapi apakah dia memang sengaja ingin merontokkan rambutnya? Ataukan ia hanya ingin merapikan rambutnya meski akibatnya mengakibatkan kerontokan rambut.
Dalam suatu kesempatan Sayyidah 'Aisyah berhaji tamattu' (mendahulukan umrah dari haji) bersama Nabi SAW. Tetapi sebelum beliau bertawaf untuk menyempurnakan umrah, tiba2 beliau haid, maka Nabi pun bersabda :
دعي عمرتك و انقضي رأساك و امتشطي و أهلى بالحج
Tinggalkan Umrahmu, lepaskan rambutmu dan bersisirlah, masuklah dalam haji.

Dalam sela2 perintah itu Nabi menyebut kata2 "bersisirlah". Hal ini menunjukkan kebolehan bersisir meski pun menyebutkan kerontokan.

Jika bersisir yg menyebabkan kerontokan di perbolehkan oleh syari'at,lalu bagaimana hukum memotong rambut dgn sengaja?
Disinilah terjadi pembahasan para ulama'

Imam Ghozali dalam Kitabnya Ihya' Ulumuddin melarang memotong rambut dan kuku ketika Haid.
و لا ينبغي أن يحلق أو يقلم أو يستحد أو يخزج الدم أو يبين من نفسه جزأ وهو جنب إذ ترد إليه ساءىر أجزاءىه في الآخرة فيعود جنبا و يقال إن كل شعرة تطالبه بجنابتها.
Hendaknya tidak mencukur rambut, memotong kuku, membersihkan bulu, mengeluarkan darah, dan memotong anggota badan saat junub. Sebab, di hari kiamat, seluruh anggota tubuh manusia akan dikembalikan padanya. Maka akan kembali padanya dalam keadaan junub.
Hal ini menunjukkan bahwa hal2 itu tidak patut/Makruh.

Pendapat inilah yg banyak di nukil oleh para Ulama (Syafi'iyyah). Namun karena Imam Ghozali menyebutkan alasan kemakruhan hal itu ialah "karena anggota tubuh akan di kembalikan dihari kiamat dan akan menuntut karena terlepas saat junub", maka Ulama' pun membahas pernyataan ini.

Dalam Hasyiah Qulyubi di sebutkan
وفي عود نحو الدم نظر. وكذا في غيره لأن العاءىد هو الأجزاء التي مات عليها إلا نقص نحو عضو فراجعه.
Dan dalam kembalinya sesuatu seperti darah ada pendapat, begitu pula selain darah. Karena yg kembali di hari kiamat adalah anggota tubuh yg ada ketika mati kecuali jika ada anggota yang terpotong.

Kitab Hasyiah Bujairomi Alal Khotib pun menuturkan
قوله : (إذ يرد إليه ساءىر أجزاءىه) فيه نظر. لأن الذي يرد إليه ما مات عليه لا جميع أظفاره التي قلمها في عمره و لا شعره كذلك فراجعه.
Perkataan al-Ghozali "Sebab, dikembalikan padanya seluruh bagian tubuhnya" ada suatu pembahasan. Karena yg dikembalikan padanya ialah bagian tubuh saat mati, bukan seluruh kuku yg ia potong selama seumur hidupnya, juga bukan rambutnya.
أي لأنها لو ردت إليه جميعها لتشوهت خلقته من طولها.
Artinya, karena jika di kembalikan semua kuku dan rambutnya maka akan jelek rupa orang itu dari panjangnya (kuku & rambut yg di kembalikan)
Dalam hal ini sang Pakar hadits mengatakan :
و قال الحافظ ابن حجر : إن كل واحد منهم يكون على ما مات عليه ثم عند دخول الجنة يصيرون طوالا.
al-Hafidz ibnu Hajar al-'Asqolani berkata: Sesungguhnya setiap manusia di bangkitkan sama seperti ketika ia mati. Kemudian ketika ia memasuki surga ia berubah menjadi tinggi.

Pendapat para Ulama' ini sejalan dgn Hadits,
يموت المرء على ما عاش عليه و يبعث على ما مات عليه.
Seseorang mati atas perilaku saat hidupnya, dan di bangkitkan persis seperti saat dia mati.

Kesimpulannya : Memotong kuku dan rambut ketika junub atau haid dan nifas hukumnya Makruh menurut pendapat Imam Ghozali, dan tidak menjadi Haram karena dalam alasan yg dituturkan al-Ghozali masih ada pembahasan (spti di kitab Hasyiah Qulyubi, Bujairomi alal Khotib, dan pendapat Ibnu Hajar). Kecuali kalau benar2 harus dipotong spti terlalu panjang atau mengganggu, maka tidak makruh lagi tapi boleh.
Rambut atau kuku yg terlepas tidak wajib dibasuh disaat mandi karena hanya membuang-buang air secara percuma.

Di sini kita melihat keindahan Islam yg justru terletak pada perbedaannya. Berbeda bukan untuk bertengkar atau berpisah, tapi untuk bersatu..
Sesuai dgn Sabda Nabi,
إختلاف أمتي رحمة.
Perbedaan pendaqat umatku merupakan rahmat.

Wallahu A'lam.
Baca Selengkapnya >>

KOPDAR SANTRI HUDA SARUNGAN DI HONGKONG



















=>>SELAMAT & SUKSES<<=
====================

KOPDAR SANTRIWATI HUDA SARUNGAN-HONGKONG
Semoga Tetap Istiqomah Di Jalan DA'WAH
Serta semakin erat menjalin Ukhuwwah dan Silaturrohiim

Wan Chai'23 Desember 2012
Baca Selengkapnya >>