AQIQAH BUAT SANG JANIN
ﺍﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ ﺍﻟﺸﺎﻣﻠﺔ - ﻓﺘﺎﻭﻯ ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﺍﻟﻬﻴﺜﻤﻰ 6/199 / ﺭﻗﻢ ﺍﻟﺠﺰﺀ4 : ﺭﻗﻢ ﺍﻟﺼﻔﺤﺔ256 :
ﻭﺳﺌﻞ ـ ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻨﻪ ـ ﻫﻞ ﺗﺴﺘﺤﺐ ﺍﻟﻌﻘﻴﻘﺔ ﻋﻦ ﺍﻟﺴﻘﻂ ﻣﻄﻠﻘﺎً ﺃﻭ ﻳﻔﺮﻕ ﺑﻴﻦ ﻣﻦ ﻇﻬﺮﺕ ﻓﻴﻪ ﺃﻣﺎﺭﺓ ﺍﻟﺘﺨﻠﻖ ﻣﻦ ﺗﺨﻄﻴﻂ ﻭﻏﻴﺮﻩ؟.
ﻓﺄﺟﺎﺏ ﻧﻔﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﺒﺎﺭﻙ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ ﺑﻌﻠﻮﻣﻪ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ: ﺑﺄﻥ ﺍﻟﻌﻘﻴﻘﺔ ﺇﻧﻤﺎ ﺗﺴﻦ ﻋﻦ
ﺳﻘﻂ ﻧﻔﺨﺖ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺮﻭﺡ ﻛﻤﺎ ﺟﺮﻳﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻲ ﺷﺮﺣﻲ ﺍﻹﺭﺷﺎﺩ ﻭﺍﻟﻌﺒﺎﺏ ﺗﺒﻌﺎً ﻟﻠﺰﺭﻛﺸﻲ ،
ﻭﺃﻣﺎ ﻣﺎ ﻟﻢ ﺗﻨﻔﺦ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺮﻭﺡ ﻓﻬﻮ ﺟﻤﺎﺩ ﻻ ﻳﺒﻌﺚ ﻭﻻ ﻳﻨﺘﻔﻊ ﺑﻪ ﻓﻲ ﺍﻵﺧﺮﺓ ﻓﻼ ﺗﺴﻦ ﻟﻪ
ﻋﻘﻴﻘﺔ ﺑﺨﻼﻑ ﻣﺎ ﻧﻔﺨﺖ ﻓﻴﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﺣﻲ ﻳﺒﻌﺚ ﻓﻲ ﺍﻵﺧﺮﺓ ﻭﻳﻨﺘﻔﻊ ﺑﺸﻔﺎﻋﺘﻪ، ﻭﻗﺪ ﻗﺎﻝ
ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻠﻒ: ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﻌﻖ ﻋﻦ ﻭﻟﺪﻩ ﻻ ﻳﺸﻔﻊ ﻟﻪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻓﺎﻓﻬﻢ ﻣﺎ ﺫﻛﺮﺗﻪ
ﻣﻦ ﺃﻥ ﺍﻟﻌﻘﻴﻘﺔ ﺗﺎﺑﻌﺔ ﻟﻠﻮﻟﺪ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺸﻔﻊ ﻭﻫﻮ ﻣﻦ ﻧﻔﺨﺖ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺮﻭﺡ ﻓﻜﺬﻟﻚ ﻳﻘﻴﺪ
ﻧﺪﺑﻬﺎ ﺑﻤﻦ ﻧﻔﺨﺖ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺮﻭﺡ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ ﺃﻋﻠﻢ.
Imam Ibnu
Hajar pernah ditanya - Apakah mengaqiqahi janin yg keguguran mutlak
disunnahkan, atau ada pemilahan antara janin yg sudah tampak tanda-tanda
penciptaan seperti garis-garis tubuh, dan selainnya?
Beliau
menjawab -semoga Allah memanfaatkan ilmunya untuk orang-orang muslim- :
Bahwa aqiqah hanya disunnahkan untuk janin yg telah ditiupkan ruh
padanya sebagaimana keterangan yg telah berlaku di Syarh al-Irsyad dan
al-'Ubab mengikuti rekomendasi Imam al-Zarkasyi. Sedangkan janin yg
tidak ditiupkan ruh padanya itu hanyalah benda mati yg tidak akan
dibangkitkan kembali dan tidak bermanfaat di akhirat, maka tidaklah
disunnahkan untuk mengaqiqahinya, berbeda halnya dg janin yg telah
ditiupkan ruh padanya, sesungguhnya dia makhluk hidup yg akan
dibangkitkan kembali di akhirat dan syafa'atnya berguna. Sungguh
golongan ulama salaf telah berkata: "Barangsiapa yg tidak mengaqiqahi
anaknya maka anaknya tidak akan mensyafa'atinya di hari kiamat", maka
fahamilah apa yg telah aku tuturkan bahwa aqiqah itu mengikuti
(berhubungan) terhadap anak yg bisa mensyafa'ati, yaitu bayi yg telah
ditiupkan ruh padanya, maka demikian juga kesunnahan aqiqah dibatasi dg
bayi yg telah ditiupkan ruh padanya. Wallahu Subhanahu wa Ta'ala A'lam
link dokumen :
AQIQAH BUAT SANG JANIN
ﺍﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ ﺍﻟﺸﺎﻣﻠﺔ - ﻓﺘﺎﻭﻯ ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﺍﻟﻬﻴﺜﻤﻰ 6/199 / ﺭﻗﻢ ﺍﻟﺠﺰﺀ4 : ﺭﻗﻢ ﺍﻟﺼﻔﺤﺔ256 :
ﻭﺳﺌﻞ ـ ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻨﻪ ـ ﻫﻞ ﺗﺴﺘﺤﺐ ﺍﻟﻌﻘﻴﻘﺔ ﻋﻦ ﺍﻟﺴﻘﻂ ﻣﻄﻠﻘﺎً ﺃﻭ ﻳﻔﺮﻕ ﺑﻴﻦ ﻣﻦ ﻇﻬﺮﺕ ﻓﻴﻪ ﺃﻣﺎﺭﺓ ﺍﻟﺘﺨﻠﻖ ﻣﻦ ﺗﺨﻄﻴﻂ ﻭﻏﻴﺮﻩ؟.
ﻓﺄﺟﺎﺏ ﻧﻔﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﺒﺎﺭﻙ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ ﺑﻌﻠﻮﻣﻪ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ: ﺑﺄﻥ ﺍﻟﻌﻘﻴﻘﺔ ﺇﻧﻤﺎ ﺗﺴﻦ ﻋﻦ
ﺳﻘﻂ ﻧﻔﺨﺖ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺮﻭﺡ ﻛﻤﺎ ﺟﺮﻳﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻲ ﺷﺮﺣﻲ ﺍﻹﺭﺷﺎﺩ ﻭﺍﻟﻌﺒﺎﺏ ﺗﺒﻌﺎً ﻟﻠﺰﺭﻛﺸﻲ ،
ﻭﺃﻣﺎ ﻣﺎ ﻟﻢ ﺗﻨﻔﺦ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺮﻭﺡ ﻓﻬﻮ ﺟﻤﺎﺩ ﻻ ﻳﺒﻌﺚ ﻭﻻ ﻳﻨﺘﻔﻊ ﺑﻪ ﻓﻲ ﺍﻵﺧﺮﺓ ﻓﻼ ﺗﺴﻦ ﻟﻪ
ﻋﻘﻴﻘﺔ ﺑﺨﻼﻑ ﻣﺎ ﻧﻔﺨﺖ ﻓﻴﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﺣﻲ ﻳﺒﻌﺚ ﻓﻲ ﺍﻵﺧﺮﺓ ﻭﻳﻨﺘﻔﻊ ﺑﺸﻔﺎﻋﺘﻪ، ﻭﻗﺪ ﻗﺎﻝ
ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻠﻒ: ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﻌﻖ ﻋﻦ ﻭﻟﺪﻩ ﻻ ﻳﺸﻔﻊ ﻟﻪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻓﺎﻓﻬﻢ ﻣﺎ ﺫﻛﺮﺗﻪ
ﻣﻦ ﺃﻥ ﺍﻟﻌﻘﻴﻘﺔ ﺗﺎﺑﻌﺔ ﻟﻠﻮﻟﺪ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺸﻔﻊ ﻭﻫﻮ ﻣﻦ ﻧﻔﺨﺖ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺮﻭﺡ ﻓﻜﺬﻟﻚ ﻳﻘﻴﺪ
ﻧﺪﺑﻬﺎ ﺑﻤﻦ ﻧﻔﺨﺖ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺮﻭﺡ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ ﺃﻋﻠﻢ.
Imam Ibnu
Hajar pernah ditanya - Apakah mengaqiqahi janin yg keguguran mutlak
disunnahkan, atau ada pemilahan antara janin yg sudah tampak tanda-tanda
penciptaan seperti garis-garis tubuh, dan selainnya?
Beliau
menjawab -semoga Allah memanfaatkan ilmunya untuk orang-orang muslim- :
Bahwa aqiqah hanya disunnahkan untuk janin yg telah ditiupkan ruh
padanya sebagaimana keterangan yg telah berlaku di Syarh al-Irsyad dan
al-'Ubab mengikuti rekomendasi Imam al-Zarkasyi. Sedangkan janin yg
tidak ditiupkan ruh padanya itu hanyalah benda mati yg tidak akan
dibangkitkan kembali dan tidak bermanfaat di akhirat, maka tidaklah
disunnahkan untuk mengaqiqahinya, berbeda halnya dg janin yg telah
ditiupkan ruh padanya, sesungguhnya dia makhluk hidup yg akan
dibangkitkan kembali di akhirat dan syafa'atnya berguna. Sungguh
golongan ulama salaf telah berkata: "Barangsiapa yg tidak mengaqiqahi
anaknya maka anaknya tidak akan mensyafa'atinya di hari kiamat", maka
fahamilah apa yg telah aku tuturkan bahwa aqiqah itu mengikuti
(berhubungan) terhadap anak yg bisa mensyafa'ati, yaitu bayi yg telah
ditiupkan ruh padanya, maka demikian juga kesunnahan aqiqah dibatasi dg
bayi yg telah ditiupkan ruh padanya. Wallahu Subhanahu wa Ta'ala A'lam
ﺍﻟﻤﻮﺳﻮﻋﺔ ﺍﻟﺸﺎﻣﻠﺔ - ﻓﺘﺎﻭﻯ ﺍﺑﻦ ﺣﺠﺮ ﺍﻟﻬﻴﺜﻤﻰ 6/199 / ﺭﻗﻢ ﺍﻟﺠﺰﺀ4 : ﺭﻗﻢ ﺍﻟﺼﻔﺤﺔ256 :
ﻭﺳﺌﻞ ـ ﺭﺿﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻨﻪ ـ ﻫﻞ ﺗﺴﺘﺤﺐ ﺍﻟﻌﻘﻴﻘﺔ ﻋﻦ ﺍﻟﺴﻘﻂ ﻣﻄﻠﻘﺎً ﺃﻭ ﻳﻔﺮﻕ ﺑﻴﻦ ﻣﻦ ﻇﻬﺮﺕ ﻓﻴﻪ ﺃﻣﺎﺭﺓ ﺍﻟﺘﺨﻠﻖ ﻣﻦ ﺗﺨﻄﻴﻂ ﻭﻏﻴﺮﻩ؟.
ﻓﺄﺟﺎﺏ ﻧﻔﻊ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﺒﺎﺭﻙ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ ﺑﻌﻠﻮﻣﻪ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ: ﺑﺄﻥ ﺍﻟﻌﻘﻴﻘﺔ ﺇﻧﻤﺎ ﺗﺴﻦ ﻋﻦ
ﺳﻘﻂ ﻧﻔﺨﺖ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺮﻭﺡ ﻛﻤﺎ ﺟﺮﻳﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻲ ﺷﺮﺣﻲ ﺍﻹﺭﺷﺎﺩ ﻭﺍﻟﻌﺒﺎﺏ ﺗﺒﻌﺎً ﻟﻠﺰﺭﻛﺸﻲ ،
ﻭﺃﻣﺎ ﻣﺎ ﻟﻢ ﺗﻨﻔﺦ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺮﻭﺡ ﻓﻬﻮ ﺟﻤﺎﺩ ﻻ ﻳﺒﻌﺚ ﻭﻻ ﻳﻨﺘﻔﻊ ﺑﻪ ﻓﻲ ﺍﻵﺧﺮﺓ ﻓﻼ ﺗﺴﻦ ﻟﻪ
ﻋﻘﻴﻘﺔ ﺑﺨﻼﻑ ﻣﺎ ﻧﻔﺨﺖ ﻓﻴﻪ ﻓﺈﻧﻪ ﺣﻲ ﻳﺒﻌﺚ ﻓﻲ ﺍﻵﺧﺮﺓ ﻭﻳﻨﺘﻔﻊ ﺑﺸﻔﺎﻋﺘﻪ، ﻭﻗﺪ ﻗﺎﻝ
ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﺴﻠﻒ: ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﻌﻖ ﻋﻦ ﻭﻟﺪﻩ ﻻ ﻳﺸﻔﻊ ﻟﻪ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻘﻴﺎﻣﺔ ﻓﺎﻓﻬﻢ ﻣﺎ ﺫﻛﺮﺗﻪ
ﻣﻦ ﺃﻥ ﺍﻟﻌﻘﻴﻘﺔ ﺗﺎﺑﻌﺔ ﻟﻠﻮﻟﺪ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺸﻔﻊ ﻭﻫﻮ ﻣﻦ ﻧﻔﺨﺖ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺮﻭﺡ ﻓﻜﺬﻟﻚ ﻳﻘﻴﺪ
ﻧﺪﺑﻬﺎ ﺑﻤﻦ ﻧﻔﺨﺖ ﻓﻴﻪ ﺍﻟﺮﻭﺡ ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺳﺒﺤﺎﻧﻪ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ ﺃﻋﻠﻢ.
Imam Ibnu
Hajar pernah ditanya - Apakah mengaqiqahi janin yg keguguran mutlak
disunnahkan, atau ada pemilahan antara janin yg sudah tampak tanda-tanda
penciptaan seperti garis-garis tubuh, dan selainnya?
Beliau
menjawab -semoga Allah memanfaatkan ilmunya untuk orang-orang muslim- :
Bahwa aqiqah hanya disunnahkan untuk janin yg telah ditiupkan ruh
padanya sebagaimana keterangan yg telah berlaku di Syarh al-Irsyad dan
al-'Ubab mengikuti rekomendasi Imam al-Zarkasyi. Sedangkan janin yg
tidak ditiupkan ruh padanya itu hanyalah benda mati yg tidak akan
dibangkitkan kembali dan tidak bermanfaat di akhirat, maka tidaklah
disunnahkan untuk mengaqiqahinya, berbeda halnya dg janin yg telah
ditiupkan ruh padanya, sesungguhnya dia makhluk hidup yg akan
dibangkitkan kembali di akhirat dan syafa'atnya berguna. Sungguh
golongan ulama salaf telah berkata: "Barangsiapa yg tidak mengaqiqahi
anaknya maka anaknya tidak akan mensyafa'atinya di hari kiamat", maka
fahamilah apa yg telah aku tuturkan bahwa aqiqah itu mengikuti
(berhubungan) terhadap anak yg bisa mensyafa'ati, yaitu bayi yg telah
ditiupkan ruh padanya, maka demikian juga kesunnahan aqiqah dibatasi dg
bayi yg telah ditiupkan ruh padanya. Wallahu Subhanahu wa Ta'ala A'lam
http://www.facebook.com/groups/kasarung/doc/601820763175999/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar