أَعْلَمَ وَأَرَى
BAB A’LAMA DAN AROO
إِلَى ثَلاَثَةٍ رَأَى وَعَلِمَا عَدَّوْا إذَا صَارَا أَرَى وَأَعْلَمَا
Mereka (Ulama Nuhat) memuta’addikan lafazh ‘ALIMA dan RO-A kepada
tiga Maf’ul bilamana kedua lafazh tsb menjadi A’LAMA dan AROO (dengan
menambah Hamzah Ta’diyah di awal kalimah).
وَمَا لِمَفْعُوْلَيْ عَلِمْتُ مُطْلَقَا لِلْثَّانِ وَالْثَالِثِ أَيْضَاً حُقِّقَا
Hukum yg berlaku untuk kedua Maf’ul lafazh ‘ALIMTU secara mutlak
(lihat pada bab Zhanna cs), juga diberlakukan untuk Maf’ul yg kedua dan
Maf’ul yg ketiga (pada Bab A’lama dan Aroo ini)
وَإِنْ تَعَدَّيَا لِوَاحِدٍ بِلاَ هَمْزٍ فَلِاثنَيْنِ بِهِ تَوَصَّلاَ
Jika kedua lafazh tersebut muta’addi kepada satu maf’ul ketika tanpa
hamzah (‘ALIMA/RO-A yg mempunyai arti AROFA/BASHARO “mengenal/melihat),
maka menjadi muta’addi kepada dua Maf’ul ketika bersambung dengan hamzah
(A’LAMA/AROO “memperkenalkan/memperlihatkan)
وَالْثَانِ مِنْهُمَا كَثَانِي اثْنَيْ كَسَا فَهْوَ بِهِ فِي كُلِّ حُكْمٍ ذُو ائْتِسَا
Maf’ul yg kedua dari kedua Maf’ul (A’LAMA/AROO yg muta’addi pada dua
Maf’ul) seperti hukum Maf’ul yg kedua dari kedua Maf’ul lafazh KASAA,
maka ia (Maf’ul kedua A’lama/Aroo) di dalam semua hukumnya sebagai
pengikut jejaknya (Maf’ul kedua Kasaa).
وَكَأَرَى الْسَّابِقِ نَبَّا أَخْبَرَا حَدَّثَ أَنْبأَ كَذَاكَ خبَّرَا
Juga seperti hukum lafazh AROO yg lalu (maksudnya yg muta’addi pada
tiga Maf’ul) yaitu lafazh NABBA-A (memberitakan), AKHBARO (mengabarkan),
HADDATSA (menceritakan), ANBA-A (memberitakan) demikian juga lafazh
KHOBBARO (memberitakan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar