oleh : Hasanul Zain
Lanjutan Kajian Kitab Al-Hikmah Fi Wiqoyatil Aamati 'Anidz Dzulmah
٦- فصل في وجوب المرأة حين خروج الدام وانقطاعه.
6 - Adapun wanita yang Mubtadi'ah (yang pertama kali keluar Darah Haidh) atau yang Mu'tadah (yang pernah keluar darah sebelumnya) yaitu sudah dihukumi Haidh dengan sebab keluarnya darah sehingga di Haramkan baginya apa perkara2 yang di haramkan baginya seperti Sholat dan tidak harus menunggu keluarnya darah hingga 24jam.
... Dan jika darah yang keluarAmpet/berhenti sebelum sampai pada masa minimal waktu Haidh ya'ni 24jam maka wajib baginya meng Qodho'i sholat yang telah ditinggalkannya begitu juga dengan Mandi Hadats jika darah yang keluar mencapai 24jam maka wajib baginya Mandi hadats dan begitu juga sebaliknya.
Sulaimanul Jamal Juz 1 Hal 236 , Roudhotuth Tholibin Juz 1 Hal 195.
7 - Adapun darah yang Ampet di antara Haidh yang Terputus maka itu Di hukumi masih masa Haidh menurut Qoul Sahab (Pendapat yang Mu'tamad) maka dari itu Sholat ataupun puasa yang di lakukan pada masa2 Terputus di hukumi Tidak Sah.
Contoh : Seorang wanita berpuasa pada Bulan Romadhon kemudian diaa mengeluarkan darah selama 2hr kemudian Ampet kemudian keluar lagi dan Ampet lagi maka Puasa yang telah di lakukannya selama 2hr tadi di Hukumi Tidak sah dan Wajib di Qodho', adapun menurut pendapat yang Lemah puasanya di hukumi sah dan tidak wajib Meng Qodho'nya.
Al-Bajuri Juz 1 Hal 110 , Roudhoh Juz 1 Hal 193 , Majmu' Juz 2 Hal 387.
٨ - فصل في الطهر الفاصل بين الحيضتين.
...
8 - Adapun paling sedikitnya Suci antara 2 haidh yaitu 15hr.
Dan menurut Kaprahnya Suci itu tergantung Kaprahnya Haidh, apabila Haidh 6hr maka masa Sucinya 24hr, apabila Haidh 7hr maka masa Sucinya 23hr adapun paling banyaknya masa Suci itu tidak ada Batasnya.
Kasyifaus Saja Hal 42.
Sudah di jelaskan di atas bahwasannya paling sedikitnya masa Suci yaitu 15hr nah sekarang apabila terjadi Masa Suci ternyata kurang dari 15hr kemudian mengeluarkan Darah maka darah yang keluar tersebut dihukumi darah Istihadhoh.
Itu juga jika keluarnya darah yang kedua sesudah 15hr dihitung dari pertama Ampetnya darah Haidh/sudah Suci,sebab masa sesudah 15hr dari masa Haidh itu tidak di hukumi darah Haidh.
Adapun cara Menghitungnya adalah (Masa yang tidak dapat di hukumi darah Haidh adalah mulai dari sesuda 15hr di hitung dari awal/pertamanya darah Ampet/Suci atau di hitung dari Darah yang keluar terakhir.
Contoh : adat biasanya masa Haidh seorang perempuan hanya 7hr jadi dari tgl 1-7 darah yang keluar di hukumi darah Haidh dan setelah itu Masuk masa Suci,berarti masa Suci baginya adalah dari tgl 8 sampai tgl 22.
Kemudian pada tgl 16 atau sebelum masa Sucinya terlewat dia mengeluarkan darah lagi pada tgl 16 maka jika dihitung dari pertama/awal ampetnya darah ya'ni tgl 8 maka tgl 16 itu adalah baru masuk hari kesembilan masa suci jadi kesimpulannya darah yang keluar dari tgl 16 sampai tgl 22 itu dihukumi darah Istihadoh,karena pada masa tgl itu masih masuk masa Suci yang mana paling sedikitnya masa Suci adalah 15hr.
Kemudian jika darah yang keluar lagi sebagian masuk pada masa Suci dan sebagian masuk pada Masa Haidh (Ya'ni masa sucinya sudah Genap 15hr) maka darah yang keluar waktu masa Suci di hukumi Darah Istihadhoh dan yang keluar pada masa Haidh di hukumi darah Haidh.
Contoh : tgl 1 sampai tgl 7 masa Haidh tuntas berarti masa Sucinya adalah dari tgl 8 sampai tgl 22 (15hr) nah kemudian dia mengalami keluar darah dari tgl 15 sampai tgl 25 maka dalam hal ini yang di hukumi darah haih adalah darah yang keluar setelah terlewat atau sesudah masa Sucinya habis ya'ni terhitung dari tgl 22 sampai 25 jadi kesimpulannya yang di hukumi darah Haidh adalah darah yang keluar selama 3hr setelah melewati masa Suci adapun yang masuk pada masa Suci dihukumi darah Istihadhoh.
Adapun jika darah yang keluar lagi tersebut tidak sampai melewati 15hr dari awal darah keluar maka darah yang keluar selama 15hr tersebut kesemuanya di Hukumi darah Haidh.
Bughyah Hal 31 , Roudhotuth Tholibin Juz 1 Hal 175 , Majmu' Juz 11 Hal 506.
Besambung ~
Wallohu A'lamu Bis-Syowab.
Lanjutan Kajian Kitab Al-Hikmah Fi Wiqoyatil Aamati 'Anidz Dzulmah
٦- فصل في وجوب المرأة حين خروج الدام وانقطاعه.
6 - Adapun wanita yang Mubtadi'ah (yang pertama kali keluar Darah Haidh) atau yang Mu'tadah (yang pernah keluar darah sebelumnya) yaitu sudah dihukumi Haidh dengan sebab keluarnya darah sehingga di Haramkan baginya apa perkara2 yang di haramkan baginya seperti Sholat dan tidak harus menunggu keluarnya darah hingga 24jam.
... Dan jika darah yang keluarAmpet/berhenti sebelum sampai pada masa minimal waktu Haidh ya'ni 24jam maka wajib baginya meng Qodho'i sholat yang telah ditinggalkannya begitu juga dengan Mandi Hadats jika darah yang keluar mencapai 24jam maka wajib baginya Mandi hadats dan begitu juga sebaliknya.
Sulaimanul Jamal Juz 1 Hal 236 , Roudhotuth Tholibin Juz 1 Hal 195.
7 - Adapun darah yang Ampet di antara Haidh yang Terputus maka itu Di hukumi masih masa Haidh menurut Qoul Sahab (Pendapat yang Mu'tamad) maka dari itu Sholat ataupun puasa yang di lakukan pada masa2 Terputus di hukumi Tidak Sah.
Contoh : Seorang wanita berpuasa pada Bulan Romadhon kemudian diaa mengeluarkan darah selama 2hr kemudian Ampet kemudian keluar lagi dan Ampet lagi maka Puasa yang telah di lakukannya selama 2hr tadi di Hukumi Tidak sah dan Wajib di Qodho', adapun menurut pendapat yang Lemah puasanya di hukumi sah dan tidak wajib Meng Qodho'nya.
Al-Bajuri Juz 1 Hal 110 , Roudhoh Juz 1 Hal 193 , Majmu' Juz 2 Hal 387.
٨ - فصل في الطهر الفاصل بين الحيضتين.
...
8 - Adapun paling sedikitnya Suci antara 2 haidh yaitu 15hr.
Dan menurut Kaprahnya Suci itu tergantung Kaprahnya Haidh, apabila Haidh 6hr maka masa Sucinya 24hr, apabila Haidh 7hr maka masa Sucinya 23hr adapun paling banyaknya masa Suci itu tidak ada Batasnya.
Kasyifaus Saja Hal 42.
Sudah di jelaskan di atas bahwasannya paling sedikitnya masa Suci yaitu 15hr nah sekarang apabila terjadi Masa Suci ternyata kurang dari 15hr kemudian mengeluarkan Darah maka darah yang keluar tersebut dihukumi darah Istihadhoh.
Itu juga jika keluarnya darah yang kedua sesudah 15hr dihitung dari pertama Ampetnya darah Haidh/sudah Suci,sebab masa sesudah 15hr dari masa Haidh itu tidak di hukumi darah Haidh.
Adapun cara Menghitungnya adalah (Masa yang tidak dapat di hukumi darah Haidh adalah mulai dari sesuda 15hr di hitung dari awal/pertamanya darah Ampet/Suci atau di hitung dari Darah yang keluar terakhir.
Contoh : adat biasanya masa Haidh seorang perempuan hanya 7hr jadi dari tgl 1-7 darah yang keluar di hukumi darah Haidh dan setelah itu Masuk masa Suci,berarti masa Suci baginya adalah dari tgl 8 sampai tgl 22.
Kemudian pada tgl 16 atau sebelum masa Sucinya terlewat dia mengeluarkan darah lagi pada tgl 16 maka jika dihitung dari pertama/awal ampetnya darah ya'ni tgl 8 maka tgl 16 itu adalah baru masuk hari kesembilan masa suci jadi kesimpulannya darah yang keluar dari tgl 16 sampai tgl 22 itu dihukumi darah Istihadoh,karena pada masa tgl itu masih masuk masa Suci yang mana paling sedikitnya masa Suci adalah 15hr.
Kemudian jika darah yang keluar lagi sebagian masuk pada masa Suci dan sebagian masuk pada Masa Haidh (Ya'ni masa sucinya sudah Genap 15hr) maka darah yang keluar waktu masa Suci di hukumi Darah Istihadhoh dan yang keluar pada masa Haidh di hukumi darah Haidh.
Contoh : tgl 1 sampai tgl 7 masa Haidh tuntas berarti masa Sucinya adalah dari tgl 8 sampai tgl 22 (15hr) nah kemudian dia mengalami keluar darah dari tgl 15 sampai tgl 25 maka dalam hal ini yang di hukumi darah haih adalah darah yang keluar setelah terlewat atau sesudah masa Sucinya habis ya'ni terhitung dari tgl 22 sampai 25 jadi kesimpulannya yang di hukumi darah Haidh adalah darah yang keluar selama 3hr setelah melewati masa Suci adapun yang masuk pada masa Suci dihukumi darah Istihadhoh.
Adapun jika darah yang keluar lagi tersebut tidak sampai melewati 15hr dari awal darah keluar maka darah yang keluar selama 15hr tersebut kesemuanya di Hukumi darah Haidh.
Bughyah Hal 31 , Roudhotuth Tholibin Juz 1 Hal 175 , Majmu' Juz 11 Hal 506.
Besambung ~
Wallohu A'lamu Bis-Syowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar