إنارة الدجى على شرح تنوير الحجا نظم سفينة النجا ص 172 :
السادس لو أصبح وفي فمه خيط متصل بجوفه وهو يصلي الصبح مثلا، فإذا لم
يبتلعه ولم يخرجه بطلت صلاته لاتصاله بنجاسة الباطن، وبلعه وإخراجه مفسد
لصومه لأنه أكل عمدا أو إستقاءه عمدا فتعارض عليه بطلان الصوم أو الصلاة.
قال الزركشي؛ فيجب عليه نزعه أو إبتلاعه محافظة على الصلاة لأن حكمها أغلظ
من حكم الصوم لقتل تاركها دونه، ولأنها لا تترك بالعذر بخلافه، لكن
إبتلاعه أولى من إخراجه لأنه يؤدي لتنجيس فمه، وهذا إذا لم يتأت له قطع
الخيط من حد الظاهر من الفم، وإلا وجب القطع وابتلع ما في حد الباطن وأخرج
ما في حد الظاهر.
قال الزيادي؛ والباطن من الحلق مخرج الهمزة والهاء دون الخاء المعجمة، وكذا المهملة عند النووي. إهـ
وليس كالخيط المذكور في كون إخراجه يشبه الإستقاءة عود أدخله في دبره أو
أذنه ليلا وأصبح صائما ثم أخرجه بعد الفجر فلا يفطر إخراجه.
قلت؛
والأسهل في هذه المسئلة تقليد مالك، فإن المعدة عنده طاهرة لا يتنجس ما
وصل إليها والخارج من الجوف لا يفطر، وكذا بلع مثل هذا الخيط وما بين
الأسنان من بقية الطعام لا يفطر، فتنبه. إهـــــ
Sub Bahasan Yang
Keenam : Andai seseorang memasuki waktu pagi dan dimulutnya terdapat
benang yg bersambung dg rongga bagian dalam sementara dia melakukan
shalat shubuh misalnya, apabila dia tidak menelan benangnya dan tidak
mengeluarkannya maka batal shalatnya, karena dia bersambung dg najisnya
anggota dalam, sedangkan menelan dan mengeluarkannya dapat merusak
puasanya, karena dia sengaja memakannya atau sengaja ingin
memuntahkannya, lantas dia dilema antara batalnya puasa atau shalat.
Imam al-Zarkasyi berkata: Maka wajib atasnya untuk melepas atau menelan
benang tersebut demi menjaga kelestarian shalat, karena hukum shalat
lebih berat dari pada hukum puasa karena orang yg meninggalkan shalat
itu dibunuh, tapi tidak dg puasa. Dan karena shalat tidak bisa
ditinggalkan sebab ada 'udzur, berbeda halnya dg puasa, akan tetapi
menelan benang tersebut itu lebih utama dari pada mengeluarkannya,
karena bisa menyebabkan kenajisan mulutnya. Hal semacam ini dilakukan
bilamana tidak dimungkinkan baginya untuk memotong benang tersebut dari
batas anggota zdahir di mulut, dan bilamana masih bisa maka wajib
memotongnya dan menelah sisa benang yg ada di batas anggota bathin,
serta mengeluarkan sisa benang yg ada di batas anggota zdahir.
Imam al-Zayyadi berkata: Anggota bathin pada tenggorokan ialah tempat
keluarnya huruf Hamzah dan Haa`, bukan huruf Khaa`, demikian juga bukan
huruf Haa` menurut Imam Nawawi. Selesai
Kasus tentang
mengeluarkan benang tersebut yg mirip dg masalah Istiqa`ah (ingin /
uapaya muntah) tidaklah sama dg kasus tentang sebuah kayu yg dimasukkan
ke lubang anusnya atau telinganya pada waktu malam, dan memasuki waktu
pagi dalam keadaan berpuasa, kemudian mengeluarkannya setelah terbitnya
fajar, maka mengeluarkan kayu tersebut tidak membatalkan puasa.
Saya (Syech Muhammad 'Aly bin Husain al-Makky) berkata: Solusi yg
paling mudah dalam masalah ini adalah dg cara mengikuti / bertaqlid pada
Imam Malik, karena menurut beliau; lambung itu suci, sesuatu yg sampai
ke lambung tidak menjadi najis dan sesuatu yg keluar dari rongga dalam
tidak membatalkan puasa. Demikian juga menelan benang ini, dan sisa-sisa
makanan yg ada di antara gigi itu tidak membatalkan puasa, maka
ingatlah. Selesai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar