PERTANYAAN 
 
Nunu Nurul Qomariyah
 
Assalamu'alaikum
 apa saja hal - hal yang makhruh dalam berwudhu?
JAWABAN
JAWABAN
Ki Joko Semprul
Hal-hal yang dimakruhkan ketika berwudlu :
فصل: في مكروهات الوضوء
(يكره  الإسراف في الصب فيه) ولو على الشط، ومحله في غير الموقوف، وإلا 
فهو حرام.  ويكره ترك تخليل اللحية الكثة لغير المحرم (وتخليل اللحية الكثة
 للمحرم)  لئلا يتساقط منها شعر، وهذا ضعيف؛ والمعتمد أنه يسن تخليلها حتى 
للمحرم لكن برفق.
(و)  يكره (الزيادة على الثلاث) المحققة بنية الوضوء، والنقص عنها، لأنه
 توضأ  ثلاثاً ثلاثاً ثم قال: «هكذا الوضوء فمن زاد على هذا الوضوء أو نقص 
فقد  أساء وظلم» ، أي أخطأ طريق السنة في الأمرين، وقد يطلق الظلم على غير 
 المحرم، إذ هو وضع الشيء في غير محله.
(و)  تكره (الاستعانة بمن يغسل أعضاءه إلا لعذر) كما مر، وبالصب لغير 
عذر كما  مر، وترك التيامن، ويظهر: أن كل سنة اختلف في وجوبها يكره تركها، 
وبه صرح  الإمام في غسل الجمعة، بل وقياس قولهم: يكره ترك التيامن وتخليل 
اللحية  الكثة، أن كل سنة تأكد طلبها يكره تركها.
الكتاب منهاج القويم شرح المقدمة الحضرمية
للشيخ أبو الحسن نورالدين على بن أبى بكر بن سليمان الهيتمى
Fasal tentang beberapa kemakruhan ketika berwudlu :
1.  Isrof yakni berlebihan dalam pemakaian air walaupun berwudlu 
ditepi  sungai dan tempat yang bukan wakaf, adapun isrof di tempat yang 
 diwakafkan untuk berwudlu hukumnya haram.
2. Tidak nyela-nyelani rambut jenggot yang lebat walaupun bagi orang yang sedang ihrom menurut qoul mu'tamad
3.  Menambahi membasuh anggota wudlu lebih dari tiga kali (tatslits),
 juga  membasuh anggota wudlu kurang dari tiga kali, karena sesungguhnya
  Rasulullah berwudlu tiga kali-tiga kali, sabda Rasulullah : "Seperti  
inilah berwudlu, maka barangsiapa menambah atau mengurangi dari wudlu  
ini (tatslits) maka dia sungguh telah berbuat keburukan dan dosa"  
maksudnya bersalah karena telah meninggalkan kesunahan wudlu.
4.  Meminta tolong dalam membasuh anggota wudlu kecuali udzur, juga 
meminta  tolong menuangkan air dalam membasuh anggota wudlu kecuali 
udzur.
5. Meninggalkan mendahulukan yang kanan
6. Meninggalkan membasuh / mengusap dll anggota wudlu yang diperselisihkan ulama tentang wajib  tidaknya.
Min-hajul qowim bab makruhnya wudlu, marji'ul akbar
Wallaahu A'lam
Siroj Munir
Kemakruhan-kemakruhan ketika wudhu' :
1.Berlebihan  dalam menggunakan air (melebihi kadar yang dianjurkan 
dalam agama),  karena hal tersebut menyalahi sunnah Rosululloh 
shollallohu 'alaihi  wasallam dan berdasarkan keumuman pelarangan 
berlebihan dalam firman Alloh :
وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
"Dan janganlah kamu sekalian berlebihan, sesungguhnya Alloh membenci orang-orang yang berlebihan". ( Al-A'rof : 31 )
Rosululloh bersabda :
إِنَّهُ سَيَكُونُ فِي هَذِهِ الْأُمَّةِ قَوْمٌ يَعْتَدُونَ فِي الطَّهُورِ وَالدُّعَاءِ
"Sesungguhnya pada umatku, akan datang satu kaum tyang melebihi batas dalam bersuci dan berdo'a". ( Sunan Abu Dawud, no.96 ).
2.Mendahulukan  tangan dan kaki kiri. Karena hal ini menyalahi 
anjuran nabi untuk  mendahulukan bagian kanan ketika bersuci. Nabi 
bersabda :
إِذَا تَوَضَّأْتُمْ فَابْدَءُوا بِمَيَامِنِكُمْ
"Jika kamu wudhu', maka dahulukanlah bagian yang kanan". ( Sunan Ibnu Majah, no.402 )
3.Mengelap  bagian badan yang basah karena dibasuh atau diusap ketika
 wudhu'  kecuali jika ada udzur (halangan), seperti ketika sangat dingin
 yang  jika airnya tetap dibiarkan akan menyakitkan orang yang wudhu' 
tersebut.  Diriwayatkan dalam satu hadits ;
عَنْ  مَيْمُونَةَ: " أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
 أُتِيَ  بِمِنْدِيلٍ فَلَمْ يَمَسَّهُ وَجَعَلَ يَقُولُ: بِالْمَاءِ 
هَكَذَا  يَعْنِي يَنْفُضُهُ
"Dari  Maimunah, sesungguhnya Nabi shollallohu 'alaihi wasallam 
diberikan sapu  tangan namun beliau tidak mengusap badannya". ( Shohih 
Muslim, no.317 )
4.Menamparkan  air pada muka, karena hal tersebut sama saja tidak 
memuliakan wajahnya  sendiri. Dan lagi yang diperintahkan ketika wudhu' 
adalah membasuh dan  mengusap dengan air, bukan menamparkannya.
5.Mengurangi atau menambahi tiga kali basuhan atau usapan, karena 
kesunatannya adalah membasuh atau mengusap bagian-bagian wudhu' tiga 
kali.
Diriwayatkan, ketika Ustman bin Affan rodhiyallohu 'anhu wudhu' ;
غَسَلَ  ذِرَاعَيْهِ ثَلَاثًا ثَلَاثًا، وَمَسَحَ رَأْسَهُ ثَلَاثًا، 
ثُمَّ قَالَ:  رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 
فَعَلَ هَذَ
"Beliau  (utsman) membasuh kedua lengannya dan mengusap kepalanya 
tiga kali,  kemudian beliau berkata : "Aku melihat Rosululloh 
shollallophu 'alaihi  wasallam melakukan sepertiini". ( Sunan Abu Dawud,
 no.110 )
Dalam riwayat lain, ketika Ali bn Abu Tholib ditanya tentang cara wudhu' Rosululloh, beliau menjelaskan :
وَمَسَحَ عَلَى رَأْسِهِ حَتَّى لَمَّا يَقْطُرْ، وَغَسَلَ رِجْلَيْهِ  
ثَلَاثًا ثَلَاثًا، ثُمَّ قَالَ: هَكَذَا كَانَ وُضُوءُ رَسُولِ اللَّهِ  
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
"Dan  beliau mengusap kepalanya sampai airnya menetes, dan membasuh 
kedua  kakinya, semua dikerjakan tiga kali. Lalu beliau (ali) mengatakan
 :  "Seperti inilah cara berwudhu' Rosululloh shollallohu 'alaihi 
wasallam".  ( Sunan Abu Dawud, no.114 )
6.Meminta  bantuan kepada orang lain untuk membasuh atau mengusap 
baagian badannya  ketika wudhu', karena hal tersebut adalah bagian dari 
sikap sombong.  Kecuali jika hal tersebut dilakukan karena adanya udzur,
 seperti orang  yang sedang sakit.
7.Berlebihan  (mubalaghoh) dalam berkumur-kumur (madhmadhoh) dan 
menghirup air  kedalam hidung (istinsyaq) ketika wudhunya dikerjakan 
saat sedang  berpuasa, karena dikhawatirkan air tersebut akan masuk 
kedalam dan  menyebabkan puasanya batal. Dalilnya dalah hadits nabi ;
وَبَالِغْ فِي الِاسْتِنْشَاقِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ صَائِمًا
"Dan bersungguh-sungguhlah dalam menghirup air kehidung, kecuali jika kamu sedang berpuasa". ( Sunan Abu Dawud, no.142 )
Meskipun  hadits diatas tidak menyebutkan berkumur-kumur, namun 
mubalaghoh dalam  berkumur-kumur juga dimakruhkan bagi orang yang sedang
 berpuasa,  disamakan dengan menghirup air kehidung, karena terdapat 
kesamaan illat  (alasan hukum) yang sama, yaitu dikhawatirkan puasanya 
akan batal.
Referensi :
Al-Fiqhul Manhaji Ala Madzhabil Imam Asy-Syafi'i, Juz : 1  Hal : 60-61
مكروهات الوضوء
ويكره في الوضوء الأمور التالية
1ـ  الإسراف في الماء، والتقتير فيه: لأن ذلك خلاف السنة، ولعموم قوله 
تعالى:  (ولا تسرفوا إنه لا يحب المسرفين) [سورة الأعراف: 31]. والإسراف هو
 التجاوز  عن الاعتدال المعروف والمألوف. روى أبو داود (96) أنه - صلى الله
 عليه  وسلم - قال: "إنه سيكون في هذه الأمة قوم يعتدون في الطهور 
والدعاء". أي  يفرطون فيهما، والإفراط في الدعاء: أن يسأل أشياء مخصوصة 
وبصفة معينة.
2ـ تقديم اليد اليسرى على اليمنى، وتقديم الرجل اليسرى على اليمنى: لأن هذا على خلاف ما مر من فعله - صلى الله عليه وسلم -.
3ـ  التنشيف بمنديل إلا لعذر، كبرد شديد أو حر يؤذي معه بقاء الماء على 
العضو،  أو خوف نجاسة أو غبارها، روى البخاري (256)، ومسلم (317): أنه - 
صلى الله  عليه وسلم - أتي بمنديل فلم يمسه.
4ـ ضرب الوجه بالماء، لأن ذلك ينافي تكريمه.
5ـ  الزيادة على ثلاث يقيناً بالغسل أو في المسح، أو النقص عنها، قال 
رسول  الله - صلى الله عليه وسلم - بعدما توضأ ثلاثاً ثلاثاً: "هكذا 
الوضوء، فمن  زاد على هذا، أو نقص فقد أساء وظلم" [رواه أبو داود: 135]، 
وقال النووي في  المجموع: إنه صحيح. معناه أن من اعتقد أن السنة أكثر من 
ثلاث أو أقل منها،  فقد أساء وظلم، لأنه قد خالف السنة التي سنها النبي - 
صلى الله عليه وسلم  -.
6ـ الاستعانة بمن يغسل له أعضاء من غير عذر، لأن فيه نوعاً من التكبر المنافي للعبودية.
7ـ  المبالغة في المضمضة والاستنشاق للصائم خشية أن يسبقه الماء إلى 
حلقه  فيفسد صومه، قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم -: "وبالغ في 
الاستنشاق  إلا أن تكون صائماً" [رواه أبو داود: 142]. وتقاس المضمضة على 
الاستنشاق من  باب أولى
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar