PERTANYAAN
Iis An-Najwa
Assalamu'alaikum...
Mohon penjelasannya mengenai hukum rentenir dan orang yang meminjamnya juga mengenai bunga bank....
JAWABAN
Weleh Weleh Guantenge
WAALAIKUM SALAM WAROHMATULLOHI WABAROKATUH...
BADE TUMUT SHODAQOH COMENT ANGSAL GEH...
“Orang-orang yang makan (mengambil)
riba
tidak dapat berdiri melainkan sepertiberdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaanmereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),sesungguhnya
jual beli itu sama dengan
riba
, padahal Allah telah menghalalkan jual belidan mengharamkan
riba
. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dariTuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telahdiambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghunineraka; mereka kekal di dalamnya” [Al-Baqoroh: 275
Aryo Mangku Langit
Wa'alaikumsalam
warohmatullohi
wabarokaatuh,
Al-Aariyah/pinjam-meminjam seprti ini hukumnya tidak boleh karena tergolong riba seperti yg di uraikan kang Weleh-weleh.
Baik itu peminjam ataupun yg memberi pinjaman sama-sama dosa karena Ta'awanuu alal ismi wal udwan.
Hamba Sahaya
klw rentener bersifat pribadi.
Secara hukum beda gak sama bank negara..
Mhn penjelasan dr para ustadz/ustadzah..
Monggo,.
Fadholi Farkhan
Bismillah
Riba yang bagai manakah yang hukumnya haram dalam syariat islam??
Riba yang diharamkan oleh agama ada ada dua macam yaitu: Riba nasi'ah itulah riba yang terkenal dizaman jahiliah,yaitu meminjamkan sejumlah uang dengan diberikan kepada yang meminjam waktu yang ditangguhkan, umpamanya sebulan, atau setahun dengan disyaratkan pembayaran lebih sebagai imbalan atas kelonggaran waktu untuk membayar kembali pinjaman itu. >>
Ibnu jarir Ath-thabari berkata:
Seseorang pada masa Jahiliah meminjamkan uang kepada orang lain dan diberikan kepada peminjan tempo membayar kembali. Apabila waktu pembyaran itu tiba,yang meminjamkan menagih kepada peminjam. Peminjam ini lalu berkata kepada pemberi pinjaman.:Beri tangguhlah kepadaku untuk membayar pinjaman itu" sebagai imbalan.Aku akan memberikan pembayaran lebih untuk uangmu. Dan kduanya melakukanya. Itulah Riba yang berlipat ganda. Allah swt .telah melarang mereka sesudah mereka memeluk islam dari praktek riba tersebut.
Dan Praktek sistim Riba seperti tersebut diatas itulah yang berlaku sekarang di Bank-Bank dan yang mengambil persentase tertentu sebgai bunga, umpama lima atau sepuluh persen dari uang pinjaman yang diberikan kepada perorangan atau perseroan-perseroan.
Iis An-Najwa
terus kalo dengan kredit,misalnya utang pakaian scr kredit tiap mingguan itu bagaimana ?apa jga termasuk riba ?
Fadholi Farkhan
Adapun sistem Kredit menurut penjelasan Guru kami adalah kita membeli dengan harga yang telah disepakati dengan cara mencicil. dan tidak disertakan akad kelebihan disana maka hukumnya boleh.seperti lembaga pembiyayaan kredit/lesing membeli mtor kemudian kita membeli melalui lembga tersebut dngan harga yang telah ditentukan oleh pihak lesing dgn cra mencicil. Wallahu a'lam.
Hamba Sahaya
mo tanya lg ni kang,
1: turunnya ayat tsb(tentang riba) si peminjam tsb untuk kbthn makan sehari hari atau untuk usaha?
2.setahuku islam tdk akan memberi larangan kecuali dgn memberi solusi.
Pertanyaan sy.jk meminjam modal di bank hukumnya tdk boleh,msh adakah jaman skrg orang orang kaya atau lembaga yg berkenan meminjamkan modal bg orang" kecil(dr segi materi) yg bs di angsur,tanpa bunga,jangkanya sesuai kemampuan si peminjam
saya tanya spt itu,karena jujur saya termasuk salah satu peminjam bank untuk kepentingan usaha..
Matur suwun.
Masaji Antoro
Hamba Sahaya>
===============
Hukum meminjam uang di bank secara agama memang bertentangan dengan syariat kecuali bila tidak disebutkan adanya bunga dalam aqad meskipun itu tidak ada ijab qabul antara pihak Bank dan peminjam.
Namun keberadaan Bank yang diperlakukan dalam rangka membangun taraf kehidupan masyarakat memang masih teramat diperlukan. Untuk menghindari terjadinya ribawi dalam perbankan terdapat beberapa solusi secara fiqh :
>> Hindari terjadi bunga dalam akad
>> Bila memungkinkan jalani akad dengan dua majlis
>> Bunga dijanjikan dengan cara nadzar atau hibah atau lainnya
( و ) جاز لمقرض ( نفع ) يصل له من مقترض كرد الزائد قدرا أو صفة والأجود في الرديء ( بلا شرط ) في العقد بل يسن ذلك لمقترض لقوله صلى الله عليه وسلم إن خياركم أحسنكم قضاء ولا يكره للمقرض أخذه كقبول هديته ولو في الربوي
والأوجه أن المقرض يملك الزائد من غير لفظ لأنه وقع تبعا وأيضا فهو يشبه الهدية وأن المقترض إذا دفع أكثر مما عليه وادعى أنه إنما دفع ذلك ظنا أنه الذي عليه حلف ورجع فيه
( قوله ولو في الربوي ) غاية لعدم الكراهة
أي لا يكره أخذ الزائد ولو وقع القرض في الربوي كالنقد ( قوله والأوجه أن المقرض يملك الزائد إلخ ) أي ولو كان متميزا كأن اقترض دراهم فردها ومعها نحو سمن
( قوله من غير لفظ ) أي إيجاب وقبول
( قوله لأنه وقع تبعا ) علة لكون الزائد يملك من غير لفظ أي وإنما يملك كذلك لأنه تابع للشيء المقترض
( قوله وأيضا فهو ) أي الزائد
( وقوله يشبه الهدية ) أي وهي تملك من غير لفظ
I’aanah at-Thoolibiin III/53
الْمَبْحَثُ الثَّالِثُ الْعَادَةُ الْمُطَّرِدَةُ فِي نَاحِيَةٍ ، هَلْ تُنَزَّلُ عَادَتُهُمْ مَنْزِلَةَ الشَّرْطِ ، فِيهِ صُوَرٌ مِنْهَا : لَوْ جَرَتْ عَادَةُ قَوْمٍ بِقَطْعِ الْحِصْرِمِ قَبْلَ النُّضْجِ ، فَهَلْ تُنَزَّلُ عَادَتُهُمْ مَنْزِلَةَ الشَّرْطِ حَتَّى يَصِحَّ بَيْعُهُ مِنْ غَيْرِ شَرْطِ الْقَطْعِ .وَجْهَانِ ، أَصَحُّهُمَا : لَا وَقَالَ الْقَفَّالُ : نَعَمْ .وَمِنْهَا : لَوْ عَمَّ فِي النَّاسِ اعْتِيَادُ إبَاحَةِ مَنَافِعِ الرَّهْنِ لِلْمُرْتَهِنِ فَهَلْ يُنَزَّلُ مَنْزِلَةَ شَرْطِهِ حَتَّى يَفْسُدَ الرَّهْنُ ، قَالَ الْجُمْهُورُ : لَا ، وَقَالَ الْقَفَّالُ : نَعَمْ .وَمِنْهَا : لَوْ جَرَتْ عَادَةُ الْمُقْتَرِضِ بِرَدِّ أَزْيَدَ مِمَّا اقْتَرَضَ ، فَهَلْ يُنَزَّلُ مَنْزِلَةَ الشَّرْطِ ، فَيَحْرُمُ إقْرَاضُهُ وَجْهَانِ ، أَصَحُّهُمَا : لَا .
al-Asybah wa an-nazhooir I/175
مسألة: اعطاء الربوي عند الاقتراض ولو للضرورة بحيث انه لو لم يعط لم يقرضه لا يدفع الاثم اذ له طريق الى حل اعطاء الزائد بطريق النذر او غيره من الاسباب المملكة لا سيما اذا قلنا بالمعتمد ان النذر لا يحتاج الى القبول لفظا.
Ghooyah Talkhiish alMuraad hal. 129
Wallohu a'lam bish Showaab :)
http://www.facebook.com/groups/piss.ktb/doc/243238525698963/,
Iis An-Najwa
Assalamu'alaikum...
Mohon penjelasannya mengenai hukum rentenir dan orang yang meminjamnya juga mengenai bunga bank....
JAWABAN
Weleh Weleh Guantenge
WAALAIKUM SALAM WAROHMATULLOHI WABAROKATUH...
BADE TUMUT SHODAQOH COMENT ANGSAL GEH...
“Orang-orang yang makan (mengambil)
riba
tidak dapat berdiri melainkan sepertiberdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaanmereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat),sesungguhnya
jual beli itu sama dengan
riba
, padahal Allah telah menghalalkan jual belidan mengharamkan
riba
. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dariTuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telahdiambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah.Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghunineraka; mereka kekal di dalamnya” [Al-Baqoroh: 275
Aryo Mangku Langit
Wa'alaikumsalam
warohmatullohi
wabarokaatuh,
Al-Aariyah/pinjam-meminjam seprti ini hukumnya tidak boleh karena tergolong riba seperti yg di uraikan kang Weleh-weleh.
Baik itu peminjam ataupun yg memberi pinjaman sama-sama dosa karena Ta'awanuu alal ismi wal udwan.
Hamba Sahaya
klw rentener bersifat pribadi.
Secara hukum beda gak sama bank negara..
Mhn penjelasan dr para ustadz/ustadzah..
Monggo,.
Fadholi Farkhan
Bismillah
Riba yang bagai manakah yang hukumnya haram dalam syariat islam??
Riba yang diharamkan oleh agama ada ada dua macam yaitu: Riba nasi'ah itulah riba yang terkenal dizaman jahiliah,yaitu meminjamkan sejumlah uang dengan diberikan kepada yang meminjam waktu yang ditangguhkan, umpamanya sebulan, atau setahun dengan disyaratkan pembayaran lebih sebagai imbalan atas kelonggaran waktu untuk membayar kembali pinjaman itu. >>
Ibnu jarir Ath-thabari berkata:
Seseorang pada masa Jahiliah meminjamkan uang kepada orang lain dan diberikan kepada peminjan tempo membayar kembali. Apabila waktu pembyaran itu tiba,yang meminjamkan menagih kepada peminjam. Peminjam ini lalu berkata kepada pemberi pinjaman.:Beri tangguhlah kepadaku untuk membayar pinjaman itu" sebagai imbalan.Aku akan memberikan pembayaran lebih untuk uangmu. Dan kduanya melakukanya. Itulah Riba yang berlipat ganda. Allah swt .telah melarang mereka sesudah mereka memeluk islam dari praktek riba tersebut.
Dan Praktek sistim Riba seperti tersebut diatas itulah yang berlaku sekarang di Bank-Bank dan yang mengambil persentase tertentu sebgai bunga, umpama lima atau sepuluh persen dari uang pinjaman yang diberikan kepada perorangan atau perseroan-perseroan.
Iis An-Najwa
terus kalo dengan kredit,misalnya utang pakaian scr kredit tiap mingguan itu bagaimana ?apa jga termasuk riba ?
Fadholi Farkhan
Adapun sistem Kredit menurut penjelasan Guru kami adalah kita membeli dengan harga yang telah disepakati dengan cara mencicil. dan tidak disertakan akad kelebihan disana maka hukumnya boleh.seperti lembaga pembiyayaan kredit/lesing membeli mtor kemudian kita membeli melalui lembga tersebut dngan harga yang telah ditentukan oleh pihak lesing dgn cra mencicil. Wallahu a'lam.
Hamba Sahaya
mo tanya lg ni kang,
1: turunnya ayat tsb(tentang riba) si peminjam tsb untuk kbthn makan sehari hari atau untuk usaha?
2.setahuku islam tdk akan memberi larangan kecuali dgn memberi solusi.
Pertanyaan sy.jk meminjam modal di bank hukumnya tdk boleh,msh adakah jaman skrg orang orang kaya atau lembaga yg berkenan meminjamkan modal bg orang" kecil(dr segi materi) yg bs di angsur,tanpa bunga,jangkanya sesuai kemampuan si peminjam
saya tanya spt itu,karena jujur saya termasuk salah satu peminjam bank untuk kepentingan usaha..
Matur suwun.
Masaji Antoro
Hamba Sahaya>
===============
Hukum meminjam uang di bank secara agama memang bertentangan dengan syariat kecuali bila tidak disebutkan adanya bunga dalam aqad meskipun itu tidak ada ijab qabul antara pihak Bank dan peminjam.
Namun keberadaan Bank yang diperlakukan dalam rangka membangun taraf kehidupan masyarakat memang masih teramat diperlukan. Untuk menghindari terjadinya ribawi dalam perbankan terdapat beberapa solusi secara fiqh :
>> Hindari terjadi bunga dalam akad
>> Bila memungkinkan jalani akad dengan dua majlis
>> Bunga dijanjikan dengan cara nadzar atau hibah atau lainnya
( و ) جاز لمقرض ( نفع ) يصل له من مقترض كرد الزائد قدرا أو صفة والأجود في الرديء ( بلا شرط ) في العقد بل يسن ذلك لمقترض لقوله صلى الله عليه وسلم إن خياركم أحسنكم قضاء ولا يكره للمقرض أخذه كقبول هديته ولو في الربوي
والأوجه أن المقرض يملك الزائد من غير لفظ لأنه وقع تبعا وأيضا فهو يشبه الهدية وأن المقترض إذا دفع أكثر مما عليه وادعى أنه إنما دفع ذلك ظنا أنه الذي عليه حلف ورجع فيه
( قوله ولو في الربوي ) غاية لعدم الكراهة
أي لا يكره أخذ الزائد ولو وقع القرض في الربوي كالنقد ( قوله والأوجه أن المقرض يملك الزائد إلخ ) أي ولو كان متميزا كأن اقترض دراهم فردها ومعها نحو سمن
( قوله من غير لفظ ) أي إيجاب وقبول
( قوله لأنه وقع تبعا ) علة لكون الزائد يملك من غير لفظ أي وإنما يملك كذلك لأنه تابع للشيء المقترض
( قوله وأيضا فهو ) أي الزائد
( وقوله يشبه الهدية ) أي وهي تملك من غير لفظ
I’aanah at-Thoolibiin III/53
الْمَبْحَثُ الثَّالِثُ الْعَادَةُ الْمُطَّرِدَةُ فِي نَاحِيَةٍ ، هَلْ تُنَزَّلُ عَادَتُهُمْ مَنْزِلَةَ الشَّرْطِ ، فِيهِ صُوَرٌ مِنْهَا : لَوْ جَرَتْ عَادَةُ قَوْمٍ بِقَطْعِ الْحِصْرِمِ قَبْلَ النُّضْجِ ، فَهَلْ تُنَزَّلُ عَادَتُهُمْ مَنْزِلَةَ الشَّرْطِ حَتَّى يَصِحَّ بَيْعُهُ مِنْ غَيْرِ شَرْطِ الْقَطْعِ .وَجْهَانِ ، أَصَحُّهُمَا : لَا وَقَالَ الْقَفَّالُ : نَعَمْ .وَمِنْهَا : لَوْ عَمَّ فِي النَّاسِ اعْتِيَادُ إبَاحَةِ مَنَافِعِ الرَّهْنِ لِلْمُرْتَهِنِ فَهَلْ يُنَزَّلُ مَنْزِلَةَ شَرْطِهِ حَتَّى يَفْسُدَ الرَّهْنُ ، قَالَ الْجُمْهُورُ : لَا ، وَقَالَ الْقَفَّالُ : نَعَمْ .وَمِنْهَا : لَوْ جَرَتْ عَادَةُ الْمُقْتَرِضِ بِرَدِّ أَزْيَدَ مِمَّا اقْتَرَضَ ، فَهَلْ يُنَزَّلُ مَنْزِلَةَ الشَّرْطِ ، فَيَحْرُمُ إقْرَاضُهُ وَجْهَانِ ، أَصَحُّهُمَا : لَا .
al-Asybah wa an-nazhooir I/175
مسألة: اعطاء الربوي عند الاقتراض ولو للضرورة بحيث انه لو لم يعط لم يقرضه لا يدفع الاثم اذ له طريق الى حل اعطاء الزائد بطريق النذر او غيره من الاسباب المملكة لا سيما اذا قلنا بالمعتمد ان النذر لا يحتاج الى القبول لفظا.
Ghooyah Talkhiish alMuraad hal. 129
Wallohu a'lam bish Showaab :)
http://www.facebook.com/groups/piss.ktb/doc/243238525698963/,
blog yang bermanfaat sekali....teruskan....lanjut
BalasHapusJauhi riba...pemakan riba,neraka balasannya..
BalasHapusJauhi riba...pemakan riba,neraka balasannya..
BalasHapus