التَّحْذِيرُ وَالإِغْرَاءُ
TAHDZIR DAN IGHRO’
إيَّاكَ وَالشَّرَّ وَنَحْوَهُ نَصَبْ مُحَذِّرٌ بِمَا اسْتِثَارُهُ وَجَبْ
Terhadap
contoh Tahdzir “IYYAAKA WASY-SYARRA” (hati-hatilah terhadap hal yg
tidak baik!) dan serupanya, Muhadzdzir (orang yg memberi peringatan)
menashobkannya dengan Fi’il yg wajib disimpan.
وَدُونَ عَطْفٍ ذَا لإِيَّا انْسُبْ وَمَا سِوَاهُ سَتْرُ فِعْلِهِ لَنْ يَلزَمَا
Nisbatkanlah
(yakni serupakan pada hukum wajib menyimpan Fi’il) terhadap Tahdzir
dengan “IYYAA” yg tanpa athaf. Sedangkan Tahdzir tanpa “IYYAA” tidak
wajib menyimpan Fi’ilnya.
إلاَّ مَعَ العَطْفِ أَوِ التَّكْرَارِ كَالضَّيْغَمَ يَا ذَا السَّارِي
Kecuali
yg menyertai Athaf atau mengulang-ulang (maka wajib juga menyimpan
Fi’ilnya) seperti contoh “ADHDHAIGHAM-ADHDHAIGHAM YAA DZAS-SAARIY” (awas
Singa… awas Singa… wahai orang yg berjalan malam).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar