oleh : Aryo Mangku Langit
Assalamu'alaikum
Warohmatullohi
Wabarokaatuh>>
Bismillah
alhamdulillah
<<APAKAH ANDA SUDAH MENIKAH>>
==============================
==
Mari Kita simak yang satu ini. Saya Pernah Di tanya Sama salah
Seorang teman “ “Kang,kenapa anak gadis saya nggak punya malu,
berpakaian selalu yang minim-minim, saya jadi malu dengan tetangga,
segala cara sudah saya usahakan tapi tetap saja anak saya bandel,
susah sekali dinasehati kenapa kang bisa demikian?
saya jawab : “sampean bikin anak telanjang nggak ditutup jadi anak
ya begitu” Apa benar begitu? Ya bisa jadi memang demikan karena Islam
mempunyai adab dan cara yang baik dalam berhubungan intim (jima’)
sehingga jika jima’ yang dilakukan tidak sesuai dengan adab ajaran
Islam bisa saja keadaan seperti diatas terjadi.
Lihat saja hampir 99% gadis yang berpakaian minim dan seksi karena
orang tuanya tidak mempunyai pengetahuan agama Islam yang cukup
terutama dalam hal jima’.
saya jawab demikian karena teringat oleh nasehat Almukarrom Romo yai Ishaq Muhsin waktu ngaji Tafsir Jalalain>
beliau menuqil hadist Rasullullah SAW:
Dari ‘Atabah bin Abdi As-Sulami bahwa apabila kalian mendatangi
istrinya (berjima’), maka hendaklah menggunakan penutup dan janganlah
telanjang seperti dua ekor himar. (HR Ibnu Majah)
Rasullullah SAW melarang jima’ tanpa penutup pasti ada maksudnya,
selain yang diketahui yaitu adanya mahluk Allah lain yang melihat
(jin, qorin dll), bisa jadi anak yang dihasilkan dengan jima’
telanjang akan menjadi anak yang kurang mempunyai rasa malu seperti
diatas,
Oleh karena itulah pengetahuan adab hubungan intim suami isteri
dalam islam ini sangat penting agar para Santri HUDA SARUNGAN
diharapkan mempunyai keturunan yang baik dan tidak terjebak dalam
perilaku yang bertentangan dengan ajaran Islam.aamiin,insya Alloh
Adab dan Cara Berhubungan Intim ( Jima’) yang baik menurut Islam dapat dibagi dalam 3 keadaan
yaitu :
A. Adab sebelum Jima’
B. Adab saat Jima’
C. Adab setelah Jima’
A. Adab sebelum Jima’
===============
1. Menikah Menikah adalah syarat mutlak untuk dapat melakukan
hubungan intim secara Islam, Menikah juga harus sesuai syarat dan
rukunnya agar sah menurut islam.
Syarat dan Rukun pernikahan adalah : Adanya calon suami dan istri,
wali, dua orang saksi, mahar serta terlaksananya Ijab dan Kabul.
Mahar harus sudah diberikan kepada isteri terlebih dahulu sebelum
suami menggauli isterinya sesuai dengan sabda Rasullullah SAW: “.Ibnu
Abbas berkata: Ketika Ali menikah dengan Fathimah, Rasulullah
Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepadanya: “Berikanlah sesuatu
kepadanya.” Ali menjawab: Aku tidak mempunyai apa-apa. Beliau bersabda:
“Mana baju besi buatan Huthomiyyah milikmu?”. Riwayat Abu Dawud dan
Nasa’i. Hadits shahih menurut Hakim.
Ini artinya Ali harus memberikan mahar dulu sebelum “mendatangi”
Fathimah Dalam Islam, setiap Jima’ yang dilakukan secara sah antara
suami dengan isteri akan mendapat pahala sesuai dengan Sabda
Rasullullah sallahu alaihi wassalam: “Dalam kemaluanmu itu ada
sedekah.” Sahabat lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita
mendapat pahala dengan menggauli istri kita?.” Rasulullah menjawab,
“Bukankah jika kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan
berdosa? Maka begitu juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang
halal, kalian akan berpahala.” (HR. Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu
Khuzaimah)
Menikah sangat banyak kebaikannya yaitu: Menikah sangat dianjurkan
Allah & Rasullullah SAW, menikah akan mendapatkan hak untuk
ditolong Allah, dapat memperbaiki akhlak, meluaskan rezeki, menambah
keluhuran/ kehormatan dan yang pasti anda telah berhasil mengalahkan
setan dkk karena orang yang menikah telah berubah menjadi orang yang
penuh dengan pahala dan jika beribadahpun akan berlipat –lipat
pahalanya dibandingkan ibadahnya saat membujang Shalat 2 rakaat yang
diamalkan orang yang sudah berkeluarga lebih baik, daripada 70 rakaat
yang diamalkan oleh jejaka (atau perawan)” (HR. Ibnu Ady dalam kitab Al
Kamil dari Abu Hurairah)
Sabda Rasulullah saw.: Wahai kaum pemuda! Barang siapa di antara
kamu sekalian yang sudah mampu memberi nafkah, maka hendaklah ia
menikah, karena sesungguhnya menikah itu lebih dapat menahan pandangan
mata dan melindungi kemaluan (alat kelamin). Dan barang siapa yang
belum mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi
penawar bagi nafsu. (Shahih Muslim No.2485) Demikianlah untuk
dijadikan pengetahuan bagi yang belum menikah
2. Memilih Hari dan Waktu yang baik / sunnah untuk jima’ Semua hari
baik untuk jima’ tapi hari yang terbaik untuk jima’ dan ada
keterangannya dalam hadist adalah hari Jumat sedangkan hari lain yang
ada manfaatnya dari hasil penelitian untuk jima’ adalah hari Kamis.
Sedangkan waktu yang disarankan oleh Allah SWT untuk jima adalah
setelah sholat Isya sampai sebelum sholat subuh dan tengah hari
sesuai firman Allah dam surat An Nuur ayat 58.
Melihat kondisi diatas maka hari dan waktu terbaik untuk jima
adalah : Hari Kamis Malam setelah Isya dan Hari Jumat sebelum sholat
subuh dan tengah hari sebelum sholat jumat. Hal ini didasarkan pada
Hadist berikut:
Barang siapa yang menggauli isterinya pada hari Jumat dan mandi
janabah serta bergegas pergi menuju masjid dengan berjalan kaki, tidak
berkendaraan, dan setelah dekat dengan Imam ia mendengarkan khutbah
serta tidak menyia-nyiakannya, maka baginya pahala untuk setiap langkah
kakinya seperti pahala amal selama setahun,yaitu pahala puasa dan
sholat malam didalamnya (HR Abu Dawud, An nasai, Ibnu Majah dan sanad
hadist ini dinyatakan sahih)
3. Disunahkan mandi sebelum jima’ Mandi sebelum jima’ dan bersikat
gigi bertujuan agar memberikan kesegaran dan kenikmatan saat jima’.
Mandi akan menambah nikmat jima karena badan akan terasa segar dan
bersih sehingga mengurangi gangguan saat jima’. Jangan lupa jika
setelah selesai jima’ dan masih ingin mengulangi lagi sebaiknya
kemaluan dicuci kemudian berwudhu.
4. Sebaiknya sholat sunnah 2 rakaat sebelum jima’ Dari Abdullah bin Mas’ud ia berkata:
Aku memberi nasehat kepada seorang pria yang hendak menikahi pemudi
yang masih gadis, karena ia takut isterinya akan membencinya jika ia
mendatanginya, yaitu perintahkanlah (diajak) agar ia melaksanakan
sholat 2 rakaat dibelakangmu dan berdoa : Ya Allah berkahilah aku dan
keluargaku dan berkahilah mereka untukku. Ya Allah satukanlah kami
sebagaimana telah engkau satukan kami karena kebaikan dan pisahkanlah
kami jika Engkau pisahkan untuk satu kebaikan (HR. Ibnu Abi Syaibah
dan Thabrani dngan sanad Sahih
5. Menggunakan parfum yang disukai suami/ isteri sebelum jima’
Menggunakan parfum oleh perempuan sebelum jima di sunahkan karena akan
lebih lebih meningkatkan gairah suami isteri sehingga meningkatkan
kualitas dalam berhubungan suami isteri. Hal ini didasarkan pada hadist
berikut : Empat macam diantara sunnah-sunnah para Rasul yaitu :
berkasih sayang, memakai wewangian, bersiwak dan menikah (HR. Tirmidzi).
6. Berpakaian dan berdandan yang disukai suami / isteri sebelum jima’
Seorang isteri sebaiknya berdandan dan memakai pakaian yang disukai
suami untuk menyenangkan dan memudahkan suami berjima’. Berpakaian seksi
dikamar tidur dimana hanya suami atau isteri yang melihatnya
diperbolehkan dalam islam karena dapat meningkatkan kualitas hubungan
suami isteri
7. Berdoa meminta perlindungan Allah sebelum Jima’ :
“Dari Ibnu Abbas r.a. ia menyampaikan apa yang diterima dari Nabi
SAW. Beliau bersabda, “Andaikata seseorang diantara kamu semua
mendatangi (menggauli) isterinya, ucapkanlah, “Bismi Allâhi, Allâhumma
Jannibnâ Syaithânâ wajannibi al-syaithânâ mâ razaqtanâ.” (Dengan nama
Allâh. Ya Allâh, hindarilah kami dari syetan dan jagalah apa yang
engkau rizkikan kepada kami dari syetan.” Maka apabila ditakdirkan
bahwa mereka berdua akan mempunyai anak, syetan tidak akan pernah bisa
membahayakannya.” (HR. Bukhâri Kitab Wudhuk Hadist 141).
Jika jima’ untuk dengan tujuan mendapatkan anak bisa berdoa sbb :
“Ya Allah berilah kami keturunan yang baik, bisa dijadikan pembuka
pintu rahmat, sumber ilmu, hikmah serta pemberi rasa aman bagi umat”
Amin
B. Adab saat jima’
1. Jima dalam ruang tertutup tidak ditempat terbuka Jima adalah
hubungan yang sangat pribadi sehingga jika dilakukan ditempat terbuka
(atap langit) dengan tekhnologi lensa terkini dapat saja hubungan itu
terlihat atau direkam oleh karena Jima’ ditempat tertutup lebih baik.)
2. Melakukan cumbu rayu saat jima dan bersikap romantis Islam
mengajarkan jima yang disertai dengan pendahuluan ungkapan perasaan
kasih sayang seperti ucapan romantis, ciuman dan cumbu rayu dan tidak
mengajarkan langsung hajar tanpa pendahuluan .
Hal ini sesuai dengan: Sabda Rasul Allâh SAW: “Siapa pun diantara
kamu, janganlah menyamai isterinya seperti seekor hewan bersenggama,
tapi hendaklah ia dahului dengan perentaraan. Selanjutnya, ada yang
bertanya: Apakah perantaraan itu ? Rasul Allâh SAW bersabda, “yaitu
ciuman dan ucapan-ucapan romantis”. (HR. Bukhâriy dan Muslim).
Ketika Jabir menikahi seorang janda, Rasulullah bertanya kepadanya,
“Mengapa engkau tidak menikahi seorang gadis sehingga kalian bisa
saling bercanda ria? …yang dapat saling mengigit bibir denganmu.” HR.
Bukhari (nomor 5079) dan Muslim (II:1087)
3. Boleh, memberikan rangsangan dengan meraba,atau mencium
Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka
datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu
kehendaki. (QS. 2:223) “Dari Aisyah RA, ia menceritakan, “Aku pernah
mandi bersama Rasulullah dalam satu bejana…” (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Menggunakan selimut sebagai penutup saat berjima Dari ‘Atabah bin
Abdi As-Sulami bahwa apabila kalian mendatangi istrinya (berjima’),
maka hendaklah menggunakan penutup dan janganlah telanjang seperti dua
ekor himar. (HR Ibnu Majah) Maksudnya adalah jangan bertelanjang
seperti Himar yang kelihatan kemaluannya dan pantatnya saat berjima.
tapi pakailah selimut sebagai penutup. atau bertelanjang dalam
selimut.
5. Jima boleh dari mana saja asal tidak lewat jalan belakang
(sodomi) Jima dengan isteri boleh dilakukan darimana arah mana saja
dari depan, samping , belakang ( asal tidak sodomi) atau posisi
berdiri, telungkup, duduk, berbaring dll Isteri-isterimu adalah
(seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat
bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. (QS. 2:223)
Note : Dubur adalah bukan tempat bercocok tanam yang menghasilkan
tanaman (keturunan) tapi tempat pembuangan kotoran Dari Abi Hurairah
Radhiallahu’anhu. bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam
bersabda, “Dilaknat orang yang menyetubuhi wanita di duburnya”. (HR
Ahmad, Abu Daud dan An-Nasai)
6. Boleh dikeluarkan diluar kemaluan isteri (‘Azl) Dari Jabir
berkata: ”Kami melakukan ’azl di masa Rasulullah Shallallahu’alaihi
wasallam dan Rasul mendengarnya tetapi tidak melarangnya” (HR muslim).
C. Adab setelah jima’
1. Tidak langsung meninggalkan suami / isteri setelah jima’ berdiam diri
2. Mencuci kemaluan dan berwudhu jika ingin mengulang Jima’ Dari Abu
Sa’id, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Jika salah
seorang di antara kalian mendatangi istrinya, lalu ia ingin mengulangi
senggamanya, maka hendaklah ia berwudhu.” (HR. Muslim no. 308)
3. Berdoa setelah Jima
4. Mandi besar / Mandi janabah setelah jima’ “Dari Ubai bin Ka`ab
bahwasanya ia berkata : “Wahai Rasul Allâh, apabila ia seorang
laki-laki menyetubuhi isterinya, tetapi tidak mengeluarkan mani, apakah
yang diwajibkan olehnya? Beliau bersabda, ”Hendaknya dia mencuci
bagian-bagian yang berhubungan dengan kemaluan perempuan, berwudhu’ dan
lalu shalat”. Abu `Abd Allâh berkata, “mandi adalah lebih berhati-hati
dan merupakan peraturan hukum yang terakhir. Namun mengetahui tidak
wajibnya mandi kamu uraikan juga untuk menerangkan adanya perselisihan
pendapat antara orang `alim.” (HR. Bukhâriy dalam Kitab Shahihnya/Kitab
Mandi, hadits ke-290 Hal-hal yang dilarang dalam berhubungan suami
isteri jima dalam Islam:
1. Jima’ saat isteri dalam keadaan haid “Mereka bertanya kepadamu
tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah kotoran”. Oleh sebab itu
hendaklah kamu menjauhkan diri dari perempuan di waktu haidh; dan
janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka
telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan
Allâh kepadamu. Sesungguhnya Allâh menyukai orang-orang yang taubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah/2: 222)
2. Jima’ lewat jalan belakang (sodomi) Dari Abi Hurairah
Radhiallahu’anhu. bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam
bersabda, “Dilaknat orang yang menyetubuhi wanita di duburnya”. (HR
Ahmad, Abu Daud dan An-Nasai) Dari Amru bin Syu’aib berkata bahwa
Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Orang yang
menyetubuhi wanita di duburnya sama dengan melakukan liwath (sodomi)
kecil.. (HR Ahmad)
3. Jima dengan tidak menggunakan penutup/ telanjang Dari ‘Atabah bin
Abdi As-Sulami bahwa apabila kalian mendatangi istrinya (berjima’),
maka hendaklah menggunakan penutup dan janganlah telanjang seperti dua
ekor himar. (HR Ibnu Majah)
Semoga Manfaat…
Dari Berbagai Sumber.
Johor Bahru'12 september 2012
=========19;41=======-
w,taufiq.wwwwww
Tidak ada komentar:
Posting Komentar