PERTANYAAN
Vladimirs Vladinovskiy
Assalamu'alaikum
Saudara2ku seiman seagama
Aku berada di negara Russia,tepatnya aku berada di Zheleznogorskaya oblast
moskwa Russia dom 17.
Dirussia ada beberapa musim,dan musim terbesar adalah musim panas dan
musim dingin.dan ini membuat perubahan waktu yg sangat jauh selisihnya
kalau musim Panas pagi matahari terbit jam,06.00 dan terbenamnya pada pukul 22.00,
Pada musim dingin matahari terbit pagi hari pada pukul 10.00 dan terbenamnya pada pukul 05.00
Yang saya tanyakan pada saudara2 adalah ;
~ Bagaimana jam sholatku,
~ Bagaimana waktu Puasaku waktu sahurku dan waktu buka ku..
(Romadhon Sa'at musim panas)
Mohon pencerahannya dan wajib jawab
JAWABAN
Uponk Sgr Ulilalbab
wa'alaikum salam
bagi daerah yg terbit mataharinya tidak normal. maka waktu sholatnya mengikuti daerah terdekat yg terbit mataharinya normal.
وقال إمام الحرمين وغيره : لا خلاف أن الشمس تغرب عند قوم وتطلع على
آخرين ، والليل يطول عند قوم ويقصر عند آخرين ، وعند خط الاستواء يكون
الليل والنهار مستويين أبداً . وسئل الشيخ أبو حامد عن بلاد بلغار كيف
يصلون فإنه ذكر أن الشمس لا تغرب عندهم إِلا بمقدار ما بين المغرب والعشاء
ثم تطلع فقال : يعتبر صومهم وصلاتهم بأقرب البلاد إليهم ، والأحسن وبه
قال بعض الشيوخ أنهم يقدرون ذلك ويعتبرون الليل والنهار ، كما قال في يوم
الدجال الذي كسنة وكشهر : ( اقدروا له ) حين سأله الصحابي عن الصوم
والصلاة فيه
Imam Haramain dan lainnya berkata “Tiada perbedaan pendapat bahwa
matahari tenggelam disuatu kaum dan terbit dikaum lainnya, malam menjadi
panjang disuatu kaum dan terasa dikaum lainnya, saat berada digaris
katulistiwa malam dan siang selamanya akan sama”
Ditanyakan pada Syekh Abu Hamid tentang daerah Bulgaria bagaima
penduduknya menjalankan shalat karena disebutkan matahari tiada
tenggelam disana kecuali sekedar waktu antara maghrub dan isya’
kemudian mataharinya muncul kembali ?
Syekh Abu Hamid menjawab “Puasa dan shalatnya dipertimbangkan pada daerah terdekat mereka”
Begitu jugalah jawaban sebagian Masyayikh “Diperkirakan dan dan
dipertimbangkan akan malam dan siangnya” dengan berlandaskan sebagaimana
jawaban Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam
tuhfatih habib 'ala sarhil khatib
----------------------------------------
link ; http://www.kl28.net/knol6/?p=view&post=1164533
قَالَ الشَّيْخُ جَلَالُ الدِّينِ إمَامُ الْفَاضِلِيَّةِ: وَهُوَ
يَطْلُعُ إذَا بَقِيَ مِنْ اللَّيْلِ السُّبْعُ اهـ عَنَانِيٌّ. ثُمَّ
قَالَ: وَوَقَعَ السُّؤَالُ عَنْ الشَّمْسِ وَالْقَمَرِ إذَا غَرَبَا هَلْ
يَسِيرَانِ تَحْتَ الْأَرْضِ أَوْ فِي السَّمَاءِ أَمْ لَا؟ وَأُجِيبَ:
بِأَنَّهُمَا إذْ غَرَبَا يَسِيرَانِ تَحْتَ الْأَرْضِ، وَهَذَا عِنْدَ
التَّحْقِيقِ لَا يُنَافِي مَا وَرَدَ فِي السُّنَّةِ مِمَّا ظَاهِرُهُ
خِلَافُ ذَلِكَ وَهَذَا أَوْلَى فِي الْجَمْعِ بَيْنَ الْأَدِلَّةِ اهـ م د
عَلَى التَّحْرِيرِ مَعَ زِيَادَةٍ. ثُمَّ رَأَيْت فِي كَشْفِ
الْأَسْرَارِ لِابْنِ الْعِمَادِ مَا نَصُّهُ: سُؤَالٌ، الشَّمْسُ إذَا
غَرَبَتْ أَيْنَ تَذْهَبُ؟ قَالَ الطُّرْطُوشِيُّ فِي شَرْحِ
الرِّسَالَةِ: اُخْتُلِفَ فِي ذَلِكَ فَقِيلَ يَبْتَلِعُهَا حُوتٌ،
وَقِيلَ تَغْرُبُ فِي عَيْنٍ حَمِئَةٍ كَمَا قَالَ تَعَالَى.
وَالْحَمِئَةُ بِالْهَمْزِ ذَاتُ حَمْأَةٍ وَطِينٍ وَقُرِئَ حَامِيَةٍ
بِغَيْرِ هَمْزٍ أَيْ حَارَّةٍ سَاخِنَةٍ. قَالَ الطُّرْطُوشِيُّ وَقِيلَ
إنَّهَا تَطْلُعُ مِنْ سَمَاءٍ إلَى سَمَاءٍ حَتَّى تَسْجُدَ تَحْتَ
الْعَرْشِ وَتَقُولُ: يَا رَبِّ إنَّ أَقْوَامًا يَعْصُونَك. فَيَقُولُ
اللَّهُ تَعَالَى لَهَا: ارْجِعِي مِنْ حَيْثُ جِئْت فَتَنْزِلُ مِنْ
سَمَاءٍ إلَى سَمَاءٍ حَتَّى تَطْلُعَ مِنْ الْمَشْرِقِ،=== وَقَالَ
إمَامُ الْحَرَمَيْنِ وَغَيْرُهُ: لَا خِلَافَ أَنَّ الشَّمْسَ تَغْرُبُ
عِنْدَ قَوْمٍ وَتَطْلُعُ عَلَى آخَرِينَ، وَاللَّيْلُ يَطُولُ عِنْدَ
قَوْمٍ وَيَقْصُرُ عِنْدَ آخَرِينَ، وَعِنْدَ خَطِّ الِاسْتِوَاءِ يَكُونُ
اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ مُسْتَوِيَيْنِ أَبَدًا. وَسُئِلَ الشَّيْخُ
أَبُو حَامِدٍ عَنْ بِلَادِ بُلْغَارَ كَيْفَ يُصَلُّونَ فَإِنَّهُ ذُكِرَ
أَنَّ الشَّمْسَ لَا تَغْرُبُ عِنْدَهُمْ إلَّا بِمِقْدَارِ مَا بَيْنَ
الْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ ثُمَّ تَطْلُعُ فَقَالَ: يُعْتَبَرُ صَوْمُهُمْ
وَصَلَاتُهُمْ بِأَقْرَبِ الْبِلَادِ إلَيْهِمْ، وَالْأَحْسَنُ، وَبِهِ
قَالَ بَعْضُ الشُّيُوخِ إنَّهُمْ يُقَدِّرُونَ ذَلِكَ وَيَعْتَبِرُونَ
اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ،====== كَمَا قَالَ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ - فِي يَوْمِ الدَّجَّالِ الَّذِي كَسَنَةٍ وَكَشَهْرٍ:
«اُقْدُرُوا لَهُ» حِينَ سَأَلَهُ الصَّحَابِيُّ عَنْ الصَّوْمِ
وَالصَّلَاةِ فِيهِ، وَبُلْغَارُ بِضَمِّ الْبَاءِ الْمُوَحَّدَةِ
وَإِسْكَانِ اللَّامِ وَبِالْغَيْنِ الْمُعْجَمَةِ وَبِالرَّاءِ
الْمُهْمَلَةِ فِي آخِرِهِ: أَقْصَى بِلَادِ التَّرْكِ، وَذَكَرَ لِي
بَعْضُهُمْ عَمَّنْ أَخْبَرَهُ أَنَّ الشَّمْسَ إذَا غَرَبَتْ عِنْدَهُمْ
مِنْ هَهُنَا طَلَعَ الْفَجْرُ وَصَارَ يَمْشِي قَلِيلًا، ثُمَّ تَطْلُعُ
الشَّمْسُ، وَبِهَذَا الْجَوَابِ الْمَذْكُورِ يَحْصُلُ الْجَوَابُ عَنْ
تَرَدُّدٍ أَبْدَاهُ ---------
الكتاب: تحفة الحبيب على شرح الخطيب = حاشية البجيرمي على الخطيب ~ الجزء 1 ص 193
المؤلف: سليمان بن محمد بن عمر البُجَيْرَمِيّ المصري الشافعي (المتوفى: 1221هـ)
الناشر: دار الفكر
untuk pertanyaan di atas FOKUS antara tanda === dan ===
artinya sudah di tulis di atas atau intinya yaitu mengikuti daerah terdekat yg terbit mataharinya normal
وقد أوضح الفقهاء بناء على ذلك وقت كل صلاة على النحو الآتي، وأجمع
المسلمون على أن الصلوات الخمس مؤقتة بمواقيت معلومة محدودة، ثبتت في
أحاديث صحاح جياد، وتجب الصلاة بأول الوقت وجوباً موسعاً إلى أن يبقى من
الوقت ما يسعها فيضيق الوقت حينئذ. وفي المناطق القطبية ونحوها يقدرون
الأوقات بحسب أقرب البلاد إليهم، أو بميقات مكة المكرمة.
---كتاب " الفقه الإسلامي "، للدكتور وهبة الزحيلي، ج 1، ص 582،
fukos pada...
وفي المناطق القطبية ونحوها يقدرون الأوقات بحسب أقرب البلاد إليهم
Untuk daerah KUTUB dan sekitarnya. cara menentukan waktu sholat mengikuti daerah terdekat
Nunu Nurul Qomariyah
Bagi kita di Indonesia yang tinggal di daerah tropis, waktu tempuh
(durasi) menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan kurang lebih 12 jam.
Sedangkan di wilayah lain beriklim sub-tropis di sebelah utara atau
selatan garis khatulistiwa yang memiliki 4 musim, ibadah puasa yang
dilakoni tergantung musim yang tiba. Jika jatuh di musim panas, maka
siang hari lebih lama ketimbang malam hari. Dengan demikian puasa yang
dijalankan lebih lama. Bisa 16 jam, 18 jam atau bahkan lebih. Pula
sebaliknya jika jatuh di musim dingin, ibadah puasa yang dijalankan
lebih pendek atau kurang dari 12 jam.
Namun demikian, atas kehendak Allah SWT semata, perhitungan kalender
hijriah yang dianut umat Islam berbeda dengan kalender masehi
(gregorian), di mana 1 tahun hijriah akan selalu berbeda jumlah
harinya. Perbedaan ini mengakibatkan efek rotasi bumi dan pergiliran
musim terutama bagi mereka yang tinggal di daerah sub-tropis. Sehingga
datangnya bulan Ramadhan akan bergiliran antara musim panas dan
dingin. Bagi kaum yang mau berpikir, di sinilah letak keadilan Yang
Maha Pemurah, bahwa suatu wilayah tidak akan selamanya mendapati
Ramadhan di musim panas saja. Dan sebaliknya tidak selalu di musim
dingin. Senantiasa ada pergiliran setiap sekian tahun sekali di mana
Ramadhan datang di musim panas, akan tetapi terkadang Ramadhan datang
di musim dingin.
Bagaimana dengan wilayah yang mengalami siang selama 24 jam dalam
sehari pada waktu tertentu dan sebaliknya mengalami malam selama 24 jam
dalam sehari? Menurut lembaga fiqih internasional, Majelis Majma`
Al-Fiqh Al-Islami dan Hai`ah Kibarul Ulama di Mekkah al-Mukarramah
Saudi Arabia, dalam kondisi semacam itu, masalah jadwal puasa dan juga
shalat disesuaikan dengan jadwal puasa dan shalat wilayah yang terdekat
dengannya di mana masih ada pergantian siang dan malam setiap harinya.
Bagaimana wilayah yang tidak mengalami hilangnya mega merah (syafaqul ahmar)
sampai datangnya waktu shubuh. Sehingga tidak bisa dibedakan antara
mega merah saat maghrib dengan mega merah saat shubuh? Kedua lembaga
fiqih tersebut berpendapat, maka yang dilakukan adalah menyesuaikan
waktu shalat `isya-nya saja dengan waktu di wilayah lain yang terdekat
yang masih mengalami hilangnya mega merah maghrib. Begitu juga waktu
untuk imsak puasa, disesuaikan dengan wilayah yang terdekat yang masih
mengalami hilangnya mega merah maghrib dan masih bisa membedakan antara
dua mega itu.
Sedangkan soal ketiga, bagaimana dengan wilayah yang masih mengalami
pergantian malam dan siang dalam satu hari, meski panjangnya siang
sangat singkat sekali atau sebaliknya? Dalam kondisi ini, maka waktu
puasa dan juga shalat tetap sesuai dengan aturan baku dalam syariat
Islam. Puasa tetap dimulai sejak masuk waktu shubuh meski baru jam
02.00 dinihari. Dan waktu berbuka tetap pada saat matahari tenggelam
meski waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 malam.
“Makan minumlah hingga terang bagimu benang putih (khaith
abyadh) dari benang hitam (khaith aswad), yaitu fajar. Kemudian
sempurnakanlah puasa itu sampai malam, janganlah kamu campuri mereka
itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid.” (QS. Al-Baqarah : 187).
Pendapat kedua lembaga fiqih internasional di atas mendapat
sanggahan tatkala disodorkan fakta puasa di daerah ekstrim. Yakni
adanya perbedaan siang dan malam yang sangat mencolok di mana malam
hanya terjadi sekitar 30 menit atau sebaliknya, dimana siang hanya
terjadi hanya 15 menit misalnya, mungkinkah pendapat itu relevan?
Terbayangkah seseorang melakukan puasa di musim panas dari terbit fajar
hingga terbenam matahari selama 23 jam 45 menit. Atau sebaliknya di
musim dingin, dia berpuasa hanya selama 15 menit?
Atas pertanyaan di atas, dikemukakan pendapat lain sebagai berikut. Pertama,
mengikuti waktu hijaz. Jadwal puasa dan shalatnya mengikuti jadwal
yang ada di hijaz (Mekkah, Madinah dan sekitarnya). Karena wilayah ini
dianggap tempat terbit dan muncul Islam sejak pertama kali. Lalu
diambil waktu siang yang paling lama di wilayah itu untuk dijadikan
patokan mereka yang ada di kutub utara dan selatan.
Kedua, mengikuti Waktu Negara Islam terdekat Pendapat lain
mengatakan bahwa jadwal puasa dan shalat orang-orang di kutub mengikuti
waktu di wilayah negara Islam yang terdekat. Dimana di negeri ini
berpemerintahan sultan/khalifah muslim.
Lantaran hasil ijtihad para ulama, tentu saja kedua pendapat yang
telah dikemukakan di atas memiliki kelebihan dan kelemahan
masing-masing. Ketika dihadapkan pada persoalan di atas, kita boleh
memilih pendapat mana yang dirasa baik dan tidak memberatkan. Dalam
ajaran Islam yang kita yakini, Allah SWT tidak akan memberatkan
kesanggupan seseorang di luar batas kemampuan yang dimiliki.
***
Berpijak dari hal yang telah kami kemukakan di atas, tanpa kita
sadari, seiring perputaran malam dan siang selama bulan Ramadhan ini,
dan adanya perbedaan waktu antara satu wilayah dengan wilayah lainnya,
kita (saya dan anda di suatu belahan bumi yang lain) secara kiasan
menjalankan ibadah puasa selama 24 jam penuh. Maksud saya, misalnya,
sekalipun saya di Indonesia sudah berbuka puasa, muslim di Sri Langka,
India dan Pakistan masih menjalankan ibadah puasa.
Saat muslim Sri Langka, India dan Pakistan berbuka puasa, masyarakat
muslim di kawasan Timur Tengah tengah mempersiapkan buka puasa. Dan
semakin ke barat lagi, barangkali tengah menunaikan shalat ashar,
dhuhur, bahkan shalat shubuh. Dan seterusnya sebagaiamana kumandang
adzan yang terus berputar mengelilingi bumi.
Inilah fenomena yang jarang kita sadari, bahwa di bulan Ramadhan ini
selama 24 jam penuh muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa.
Walaupun pelaksanaannya mengikuti perbedaan waktu yang ada antara satu
wilayah dengan wilayah lainnya.
Wallau A’lam bis-Showab.
http://sosbud.kompasiana.com/2011/08/28/puasa-selama-24-jam-penuh/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar