oleh : Mbah Godek
TAWASSUL
بغية المسترشدين (ص: 639)
: التوسل بالأنبياء والأولياء في حياتهم وبعد وفاتهم مباح شرعاً ، كما وردت به السنة الصحيحة ، كحديث آدم عليه السلام حين عصى ، وحديث من اشتكى عينيه ، وأحاديث الشفاعة ، والذي تلقيناه عن مشايخنا وهم عن مشايخهم وهلم جرا ، أن ذلك جائز ثابت في أقطار البلاد وكفى بهم أسوة ، وهم الناقلون لنا الشريعة ، وما عرفنا إلا بتعليمهم لنا ، فلو قدّرنا أن المتقدمين كفروا كما يزعمه هؤلاء الأغبياء لبطلت الشريعة المحمدية ، وقول الشخص المؤمن يا فلان عند وقوعه في شدة داخل في التوسل بالمدعوّ إلى الله تعالى وصرف النداء إليه مجاز لا حقيقة ، والمعنى يا فلان أتوسل بك إلى ربي أن يقيل عثرتي أو يردّ غائبي مثلاً ، فالمسؤول في الحقيقة هو الله تعالى ، وإنما أطلق الاستعانة بالنبي أو الولي مجازاً ، والعلاقة بينهما أن قصد الشخص التوسل بنحو النبي صار كالسبب ، وإطلاقه على المسبب جائز شرعاً وعرفاً وارد في القرآن والسنة ، كما هو مقرّر في علم المعاني والبيان ، نعم ينبغي تنبيه العوام على ألفاظ تصدر منهم تدل على القدح في توحيدهم ، فيجب إرشادهم وإعلامهم بأن لا نافع ولا ضارّ إلا الله تعالى ، لا يملك غيره لنفسه ضرّاً ولا نفعاً إلا بإرادة الله تعالى ، قال تعالى لنبيه عليه الصلاة والسلام : {قل إني لا أملك لكم ضرّاً ولا رشداً}
Memohon pada Alloh dengan wasilah para Nabi dan para wali baik ketika masih hidup ataupun sudah wafat merupakan perkara mubah menurut pandangan syara' sebagaimana hal itu dijelaskan hadis-hadis shohih seperti hadis yg menerangkan seseorang pertaubatan adam alaihis salam ketika ia durhaka,atau hadis yg menerangkan seseorang yg mengadukan sakit matanya kepada Nabi saw.dan juga hadis yg menerangkan syafaat
menurut keterangan yg aku peroleh oleh guru-guruku dan mereka pun juga meriwayatkan dari guru-guru mereka bahwa sesungguhnya tawassul itu merupakan perbuatan yg diperbolehkan dan telah dilakukan diberbagai penjuru bumi.mereka itu sudah cukup dijadikan suri tauladan sebab mereka itu adalah para ulama' yg membawa syariat kecuali dengan pengajaran mereka
seandainya ulama-ulama terdahulu kita anggap kufur (karena melakukan tawassul) niscaya syariat yg dibawa Nabi Muhammad akan batal (tidak bisa dipakai)
perkataan seorang mukmin....wahai syeh atau mbah wali fulan... ketika ia dalam beban penderitaan,merupakan bentuk permohonan dengan wasilah orang yg dipanggil tersebut,dengan demikian mengarahkan panggilan kepada (wali) yg dipanggil tersebut merupakan kalimat majaz dan sama sekali tidak dikehendaki menurut hakikatnya.dengan begitu perkataan tersebut dapat diartikan wahai syeh fulan,aku mohon kepada Alloh dengan wasilah engkau agar diampuni kesalahanku atau dikembalikan padaku seseorang yg pergi,,,dengan demikian yg dimintai pada hakikatnya adalah Alloh.sedangkan pengucapan permintaan pertolongan pada seorang nabi atau wali merupakan majaz belaka
memang benar demikian,namun sebaiknya orang-orang awam diberi peringatan mengenai kata-kata yg sering keluar dari mulut mereka yg bisa merusak akidah dan tauhid.maka wajib hukumnya memberitahukan dan membimbing mereka bahwa tidak ada yg bisa mencegah atau merusak sesuatu kecuali hanya Alloh,selain Alloh tidak memiliki kekuatan untuk merusak atau memberikan manfaat kecuali atas kehendak Alloh
dan Alloh pun berfirman katakanlah Muhammad sesungguhnya aku ini tidak mendatangkan sesuatu kemudlorotan dan tidak pula suatu petunjuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar