PERTANYAAN
Nisfi Sitta
Assalamu alaikum
derek tanglet poro alim..
1. Bolehkah marah dlm hati?
2. Bgaimana hukumnya sese0rang menggunakan bhasa alay 'astajim' untk astagfirullahal adhim, dan 'ya awoh' untk ya Allah, krna bnyak d jumpai saat ni, mungkin sja tdak brmaksud mlecehkan hnya biar d bilang gaul saja..
M0h0n bantuannya, matur sembah nuwun
JAWABAN
Siroj Munir
wa'alaikum salam
jawaban untuk nomer 1
>> Pengertian marah menurut bahasa, marah artinya adalah tidak ridho / tidak terima. Syekh Abul Baqo’ mengatakan : “Marah adalah keinginan untuk membahayakan orang yang membuatnya marah. Syekh Al-Jurjani mengatakan : “Marah adalah perubahan yang dihasilkan ketika darah jantung “mendidih” agar dada terasa lega”. Dan arti marah menurut istilah agama tidak keluar dari artinya menurut bahasa.
Dari keterangan diatas disimpulkan bahwa kemarahan itu bermula dari tidak terima akan ucapan atau perlakuan seseorang sehingga menimbulkan keinginan untuk membalasnya dan menimbulkan perubahan secara fisik yang ditimbulkan karena “memanasnya” darah”.
Jadi, kemarahan yang hanya ada dihati itu juga sudah dikategorikan marah.
غضب
التعريف: الغضب مصدر: غضب، يقال: غضب عليه يغضب غضبا وغضبة، ومغضبة، وغضب له: أي غضب على غيره من أجله، هذا إذا كان حيا، فإن كان ميتا يقال: غضب به. وهو في اللغة: نقيض الرضا، وقال أبو البقاء: الغضب إرادة الإضرار بالمغضوب عليه، وقال الجرجاني: الغضب تغير يحصل عند غليان دم القلب ليحصل عنه التشفي للصدر. والمعنى الاصطلاحي لا يخرج عن المعنى اللغوي
(Referensi : Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, Juz : 31 Hal : 258)
Dilihat dari sudut pandang hal-hal yang menyebabkan kemarahan, marah itu adakalanya terpuji dan adakalanya tercela :
1.Marah yang terpuji, yaitu kemarahan yang timbul karena membela suatu kebenaran, membela agama dan menentang keharaman maka kemarahan seperti ini adalah kemarah yang terpuji. Bahkan apabila ada orang yang tidak marah ketika ada kemaksiatan itu menunjukkan sedikitnya rasa “cemburu”nya pada agama dan berarti merelakan suatu kerendahan. Itu juga berarti dia meninggalkan kemungkaran tersebar dan terus berkembang. Dalam satu hadits diriwayatkan :
مَا انْتَقَمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِنَفْسِهِ فِي شَيْءٍ يُؤْتَى إِلَيْهِ حَتَّى يُنْتَهَكَ مِنْ حُرُمَاتِ اللَّهِ، فَيَنْتَقِمَ لِلَّهِ
“Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam sama sekali tak pernah marah untuk membela dirinya kecuali apabila keharoman Alloh telah dilanggar, pada saat itulah beliau akan marah” (Shohih Bukhori, no.6853)
2.Marah yang tercela, yaitu kemarahan yang timbul karena suatu kebatilan yang disorong oleh sifat sombong dan merasa sebagai orang yang besar. Kemarahan seperti ini termasuk dalam kemarahan yang dicela dalam agama, sebagaimana Alloh mencela orang-orang yang biasa melakukan kebatilan dan marah untuk membela kebatilan itu ;
وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللَّهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالْإِثْمِ فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ
"Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya” (Al-Baqoroh : 206)
Sedangkan apbila kemarahan itu ditimbulkan karena seseorang berbuat jahat padanya, maka yang lebih afdhol adalah menahan kemarahan dan memaafkan orang yang mendholiminya atau berbuat buruk padanya. Alloh berfirman :
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (Ali Imron : 134).
الغضب بحسب الأسباب المحركة له قد يكون محمودا أو مذموما
فالغضب المحمود ما كان في جانب الحق والدين، والذب عن الحرم، والغضب في هذه المواقف محمود، وضعفه من ثمراته عدم الغيرة على الحرم، والرضا بالذل، وترك المنكرات تنتشر وتنمو، جاء في الحديث: ما انتقم رسول الله صلى الله عليه وسلم لنفسه في شيء قط، إلا أن تنتهك حرمة الله فينتقم بها لله. وورد عنه صلى الله عليه وسلم أنه قال: أتعجبون من غيرة سعد؟ لأنا أغير منه والله أغير مني
والمذموم ما كان في سبيل الباطل، ويهيجه الكبر، والاستعلاء، والأنفة، وهذا الغضب مذموم شرعا، قال تعالى في وصف الذين يتمادون في الباطل، ويغضبون له: {وإذا قيل له اتق الله أخذته العزة بالإثم} . وقال في ذم الكفار بما تظاهروا من الحمية الصادرة بالباطل: {إذ جعل الذين كفروا في قلوبهم الحمية حمية الجاهلية} وهذا مذموم.
أما إذا كان لنفسه كأن يجهل عليه أحد أو يسيء إليه، فالأفضل له كظم الغيظ، والعفو عمن ظلمه أو أساء إليه. قال تعالى في معرض المدح: {والكاظمين الغيظ والعافين عن الناس والله يحب المحسنين
Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Fiqhiyah, Juz : 31 Hal : 258 - 259
Mbah Pardan Milanistie
Cobi urun rembug prertanyaan ke 2
1. Lafdzul jalalah adalah ALLOH merupakan salah
satu hukum tajwid yang paling wajib’ salah
satu hokum tajwid adalah mengucapkan
taghlizul lam (menebalkan LAM) pada lafadz
ALLOHsehingga terbaca adalah ALLOH bukan
ALLAH apa lagi Awoh Hukum mempelajari tajwid adalah
Fardlu Kifayah sedangkan menerapkan dalam
membaca AL-Quran apalagi sampai
mengucapkan kata ALLOH adalah wajib karena
ALLOH adalah tuhannya umat Islam dan hUkum
ini tidak dapat tergantikan apalagi hanya
karena mengikuti aturan ejaan atau ikut ikutan trend yang jelas2 tidak bersumber pada ilmu syar'i yang jelas-jelas
hanya buatan manusia.
Nisfi Sitta
Assalamu alaikum
derek tanglet poro alim..
1. Bolehkah marah dlm hati?
2. Bgaimana hukumnya sese0rang menggunakan bhasa alay 'astajim' untk astagfirullahal adhim, dan 'ya awoh' untk ya Allah, krna bnyak d jumpai saat ni, mungkin sja tdak brmaksud mlecehkan hnya biar d bilang gaul saja..
M0h0n bantuannya, matur sembah nuwun
JAWABAN
Siroj Munir
wa'alaikum salam
jawaban untuk nomer 1
>> Pengertian marah menurut bahasa, marah artinya adalah tidak ridho / tidak terima. Syekh Abul Baqo’ mengatakan : “Marah adalah keinginan untuk membahayakan orang yang membuatnya marah. Syekh Al-Jurjani mengatakan : “Marah adalah perubahan yang dihasilkan ketika darah jantung “mendidih” agar dada terasa lega”. Dan arti marah menurut istilah agama tidak keluar dari artinya menurut bahasa.
Dari keterangan diatas disimpulkan bahwa kemarahan itu bermula dari tidak terima akan ucapan atau perlakuan seseorang sehingga menimbulkan keinginan untuk membalasnya dan menimbulkan perubahan secara fisik yang ditimbulkan karena “memanasnya” darah”.
Jadi, kemarahan yang hanya ada dihati itu juga sudah dikategorikan marah.
غضب
التعريف: الغضب مصدر: غضب، يقال: غضب عليه يغضب غضبا وغضبة، ومغضبة، وغضب له: أي غضب على غيره من أجله، هذا إذا كان حيا، فإن كان ميتا يقال: غضب به. وهو في اللغة: نقيض الرضا، وقال أبو البقاء: الغضب إرادة الإضرار بالمغضوب عليه، وقال الجرجاني: الغضب تغير يحصل عند غليان دم القلب ليحصل عنه التشفي للصدر. والمعنى الاصطلاحي لا يخرج عن المعنى اللغوي
(Referensi : Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, Juz : 31 Hal : 258)
Dilihat dari sudut pandang hal-hal yang menyebabkan kemarahan, marah itu adakalanya terpuji dan adakalanya tercela :
1.Marah yang terpuji, yaitu kemarahan yang timbul karena membela suatu kebenaran, membela agama dan menentang keharaman maka kemarahan seperti ini adalah kemarah yang terpuji. Bahkan apabila ada orang yang tidak marah ketika ada kemaksiatan itu menunjukkan sedikitnya rasa “cemburu”nya pada agama dan berarti merelakan suatu kerendahan. Itu juga berarti dia meninggalkan kemungkaran tersebar dan terus berkembang. Dalam satu hadits diriwayatkan :
مَا انْتَقَمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِنَفْسِهِ فِي شَيْءٍ يُؤْتَى إِلَيْهِ حَتَّى يُنْتَهَكَ مِنْ حُرُمَاتِ اللَّهِ، فَيَنْتَقِمَ لِلَّهِ
“Rosululloh shollallohu ‘alaihi wasallam sama sekali tak pernah marah untuk membela dirinya kecuali apabila keharoman Alloh telah dilanggar, pada saat itulah beliau akan marah” (Shohih Bukhori, no.6853)
2.Marah yang tercela, yaitu kemarahan yang timbul karena suatu kebatilan yang disorong oleh sifat sombong dan merasa sebagai orang yang besar. Kemarahan seperti ini termasuk dalam kemarahan yang dicela dalam agama, sebagaimana Alloh mencela orang-orang yang biasa melakukan kebatilan dan marah untuk membela kebatilan itu ;
وَإِذَا قِيلَ لَهُ اتَّقِ اللَّهَ أَخَذَتْهُ الْعِزَّةُ بِالْإِثْمِ فَحَسْبُهُ جَهَنَّمُ وَلَبِئْسَ الْمِهَادُ
"Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah", bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. dan sungguh neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya” (Al-Baqoroh : 206)
Sedangkan apbila kemarahan itu ditimbulkan karena seseorang berbuat jahat padanya, maka yang lebih afdhol adalah menahan kemarahan dan memaafkan orang yang mendholiminya atau berbuat buruk padanya. Alloh berfirman :
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan” (Ali Imron : 134).
الغضب بحسب الأسباب المحركة له قد يكون محمودا أو مذموما
فالغضب المحمود ما كان في جانب الحق والدين، والذب عن الحرم، والغضب في هذه المواقف محمود، وضعفه من ثمراته عدم الغيرة على الحرم، والرضا بالذل، وترك المنكرات تنتشر وتنمو، جاء في الحديث: ما انتقم رسول الله صلى الله عليه وسلم لنفسه في شيء قط، إلا أن تنتهك حرمة الله فينتقم بها لله. وورد عنه صلى الله عليه وسلم أنه قال: أتعجبون من غيرة سعد؟ لأنا أغير منه والله أغير مني
والمذموم ما كان في سبيل الباطل، ويهيجه الكبر، والاستعلاء، والأنفة، وهذا الغضب مذموم شرعا، قال تعالى في وصف الذين يتمادون في الباطل، ويغضبون له: {وإذا قيل له اتق الله أخذته العزة بالإثم} . وقال في ذم الكفار بما تظاهروا من الحمية الصادرة بالباطل: {إذ جعل الذين كفروا في قلوبهم الحمية حمية الجاهلية} وهذا مذموم.
أما إذا كان لنفسه كأن يجهل عليه أحد أو يسيء إليه، فالأفضل له كظم الغيظ، والعفو عمن ظلمه أو أساء إليه. قال تعالى في معرض المدح: {والكاظمين الغيظ والعافين عن الناس والله يحب المحسنين
Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Fiqhiyah, Juz : 31 Hal : 258 - 259
Mbah Pardan Milanistie
Cobi urun rembug prertanyaan ke 2
1. Lafdzul jalalah adalah ALLOH merupakan salah
satu hukum tajwid yang paling wajib’ salah
satu hokum tajwid adalah mengucapkan
taghlizul lam (menebalkan LAM) pada lafadz
ALLOHsehingga terbaca adalah ALLOH bukan
ALLAH apa lagi Awoh Hukum mempelajari tajwid adalah
Fardlu Kifayah sedangkan menerapkan dalam
membaca AL-Quran apalagi sampai
mengucapkan kata ALLOH adalah wajib karena
ALLOH adalah tuhannya umat Islam dan hUkum
ini tidak dapat tergantikan apalagi hanya
karena mengikuti aturan ejaan atau ikut ikutan trend yang jelas2 tidak bersumber pada ilmu syar'i yang jelas-jelas
hanya buatan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar