PERTANYAAN
Nunu Nurul Qomariyah
Assalamu'alaikum
terinspirasi dari status kang Siroj,
bolehkah suami menjimak istrinya yang sedang istihadhah?
JAWABAN
Sang Penyair Berdarah
wa'alaikum salam
BOLEH
وأفتى بعضهم بحرمة جماع من تنجس ذكره قبل غسله أي إن وجد الماء وينبغي
تخصيصه بغير السلس لتصريحهم بحل وطء المستحاضة مع جريان دمها وغير من يعلم
من عادته أن الماء يفتره عن جماع يحتاج إليه
حواشي الشرواني
tuhfahtul muhtaj juz 1/302
TELAH BERFATWA SEBAGIAN
ULAMA(ASYAFI'IYYAH)AKAN KEHARAMAN BERJIMAK BAGI ORANG YG DALAM KEADAAN
NAJIS DZAKARNYA SEBELUM MEMBASUH/MENSUCIKANNYA(YAKNI JIKA MEMANG ADA
AIR UNTUK MEMBASUHNYA).
DALAM HAWASYI ASY SYARWANI DIJELASKAN PENGECUALIAN UNTUK MADZI(DI
MA'FU) ALASANNYA ADALAH MASYAQQOH.DAN KEMA'FUAN INIPUN HANYA DI HUSUSKAN
DLM JIMAK(SELAINNYA MAKA TETAP WAJIB MENSUCIKANNYA).
TENTU SAJA KETENTUAN HARAMNYA JIMAK TERSEBUT ADA PENGECUALIAN BAGI
ORANG YG MENGIDAP BESER BERAT(SEBENTAR SEBENTAR KENCING) KARNA
MEMANGPUN TELAH JELAS AKAN DIPERBOLEHKANNYA BERJIMAK SAAT ISTRI DALAM
KEADAAN ISTIHADLOH BETAPAPUN DI SERTAI DARAH YG MENGALIR.
PENGECUALIAN SELAIN DARI PADA BESER JUGA ADA DALAM LANJUTANNYA YAITU WAGHOIRI MAN YA'LAMU MIN 'AADAATIHI ......
WALLAAHU A'LAM.
Ibnu Ma'mun
ikut nambah ibarah yang mudah di pahami atas kebolehan bersenggama saat istihadhoh.
[فرع: وطء المستحاضة]
: يجوز للزوج وطء زوجته المستحاضة وإن كان الدم جاريًا.
البيان في مذهب الامام الشافعي ج 1 ص 416
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar