Minggu, 06 Mei 2012

181 : BANYAK TERTAWA MENGERASKAN HATI

 PERTANYAAN


Oichibi Maxid

Assalamu'alaikum

apa disni ada dokumen tentng bnyak tertwa hati menjdi keras??
terma kash?

JAWABAN


Aryo Mangku Langit

Bismillah>>
Ning Oichibi Maxid

“Janganlah engkau banyak tertawa, karena banyak tawa itu akan mematikan hati dan menghilangkan cahaya wajah “ (Hadist Bukhari Muslim)
==========================
===========
Pertanyaannya mengapa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam melarang kita banyak tertawa? Mengapa tertawa bisa mematikan , atau sekurang-kurangnya menanduskan hati? Bukankah tertawa itu sehat, tanda kegembiraan, serta penangkal kesedihan?


Tertawa sih Boleh
akan Tetapi jangan Isrof
Disinilah letak di tegahnya Isrof/berlebihan atau menurut bang Haji Oma Irama adalah
T E R L A A A L U U U<<<<
Didalam otak manusia terdapat hormon yang mengatur kebahagiaan dan kesedihan. Hormon yang mengatur kebahagiaan diwakili oleh SEROTONIN . Jika kadar serotonin dalam otak stabil dan seimbang, kita akan TENANG. Jika kadarnya terlalu rendah , kita akan RESAH dan GELISAH. Namun sebaliknya , Jika kadarnya berlebih, kita cendrung “TERLALU TENANG” alias APATIS. Jadi Allah Subhanahu Wataa’la menciptakan segala sesuatu itu selalu pas, seimbang serta memenuhi prinsip mizan. Terlalu kurang atau terlalu lebih biasanya akan mendatangkan masalah.,,

Dwi Handoko

lalu bagaimana hukumnya orang yg bersorak2 pada saat merayakan kemenangan....???,Kang Uastad Aryo Mangku Langit kembali saya bertanya tentang hal ini....^_^


Aryo Mangku Langit

Bismillah>
alhamdulillah
Semua boleh kang mas Dwi Handoko

Asal jangan T E R L A A L U U >>>
orang bersorak sorai menyambut kemenangan itu wajar
yg tidak wajar apabila menang malah diam TERLALU TENANG/apatis

jadi tetaplah dalam koridor yg sewajarnya=sedang-sedang saja


Adam Sriyono

Dari Aisyah isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahwa dia berkata:
مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُسْتَجْمِعًا ضَاحِكًا حَتَّى أَرَى مِنْهُ لَهَوَاتِهِ إِنَّمَا كَانَ يَتَبَسَّمُ
“Saya tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan tenggorokan beliau, beliau biasanya hanya tersenyum.” (HR. Al-Bukhari no. 6092 dan Muslim no. 1497)

1 komentar: