Selasa, 09 Oktober 2012

339 : HUKUM TUJUH BULANAN ( TINGKEPAN )

 PERTANYAAN


Rayate Lee Lampahan I



Assalamu 'alaikum wr wb..
siang saudara2 huda...
Mau tanya jika ibu hamil sudah mau menginjak umur 7 bulan,harus/wajibkah mengadakan syukuran/tingkepan?
terima kasih..


JAWABAN

>> Alif Jum'an Azend


Deskripsi masalah

Sudah menjadi hal yang lumrah, bila kehadiran buah hati adalah sesuatu yang sangat diharapkan oleh pasangan suami istri, sehingga ketika sang istri tercinta hamil mereka mengadakan acara-acara tertentu demi kebaikan sang buah hati, diantaranya: acara 3 bulanan (neloni; Jawa) 4 bulanan (ngupati:Jawa) dan 7 bulanan (mitoni: Jawa).

PP. LANGITAN Tuban
Pertanyaan
a. Adakah dasar dalam syariat tentang hal-hal di atas (acara neloni,ngupati dan mitoni)?

Jawaban

a. Secara khusus tidak ditemukan dasar dalam syariat. Hanya saja, dalam fikih disampaikan bahwa apabila dalam kegiatan tersebut tidak terdapat hal-hal yang dilarang agama bahkan merupakan kebajikan seperti sodaqoh, qiro'atul qur'an dan sholawat kepada Nabi serta tidak meyakini bahwa penentuan waktu itu adalah sunnah, maka hukumnya diperbolehkan

REFERENSI :

- Qurrotul 'Ain hal. 158
- Tafsir Ibnu Katsir juz 3 hal. 525
- Fatawy al Fiqhiyyah al Kubro juz 2 hal. 7
- I'anah al Thalibin juz 3 hal. 414
- Bughyah al Mustarsyidin hal. 74

HASIL KEPUTUSAN
BAHTSUL MASAIL FMPP ke-23 SE-JAWA MADURA
di PP. Bahrul Ulum Tambakberas Jombang
Rabu-Kamis, 25-26 Mei 2011 M. / 22-23 J. Akhir 1432 H.


>> Masaji Antoro

Wa'alaikumsalam
Walimah al-Hamli bukan tergolong walimah yang disyariatkan dalam Islam, selagi dalam pelaksanaannya tidak disertai hal-hal yang tercela maka tidak menjadi BID’AH yang QABIIH (tercela).
سؤال ما قولكم في حكم وليمة الحمل...... الجواب والله الموفق للصواب ان وليمة الحمل المذكورة في السؤال ليست من الولائم المشروعية فهي بدعة وقد تكون بدعة قبيحة لما يصحبها العادات الذميمة

PERTANYAAN
Bagaimana pendapat tuan tentang Walimah al-Haml ?

JAWABAN
Semoga Allah selalu memberikan taufiq pada kebenaran, sesungguhnya walimah al-haml yang ditanyakan dalam soal diatas tidak tergolong walimah-walimah yang diperlakukan oleh syariat Islam, walimah tersebut termasuk bidah dan bahkan bisa menjadi bid’ah yang jelek bila disertai dengan adat-adat yang tercela.
Qurrah al-‘Aiin Bi Fataawa as-Syaikh Ismail az-Zain Hal. 182

قَالَ الشَّافِعِيُّ ، رَحِمَهُ اللَّهُ : " الْوَلِيمَةُ الَّتِي تُعْرَفُ : وَلِيمَةُ الْعُرْسِ ، وَكُلُّ دَعْوَةٍ عَلَى إِمْلَاكٍ أَوْ نِفَاسٍ أَوْ خِتَانٍ أَوْ حَادِثِ سُرُورٍ ، فَدُعِيَ إِلَيْهَا رَجُلٌ ، فَاسْمُ الْوَلِيمَةِ يَقَعُ عَلَيْهَا

Imam as-Syafi’i berkata “Walimah yang dikenal (dalam islam) adalah walimah ‘Urs dan setiap jamuan yang diadakan atas dasar mendapatkan sesuatu, persalinan, khitanan atau kebahagiaan yang baru diperoleh kemudian jamuan tersebut dijadikan undangan maka nama walimah layak disematkan padanya”
Al-Haawy fii Fiqh as-Syaafi’i IX/555

ISTILAH-ISTILAH WALIMAH YANG DIKENAL DALAM ISLAM

ويقال لدعوة الختان إعذار ولدعوة الولادة عقيقة ولسلامة المرأة من الطلق خرس وقيل الخرس لطعام الولادة ولقدوم المسافر نقيعة ولإحداث البناء وكيرة ولما يتخذ للمصيبة وضيمة ولما يتخذ بلا سبب مأدبة

Jamuan khitanan disebut “ I’DZAAR ”, Jamuan kelahiran disebut “ AQIQAH “, jamuan terselamatkannya wanita dari jatuhnya talak disebut “ KHARS “ namun pendapat lain menyatakan khars adalah jamuan untuk kelahiran anak, Jamuan sampainya seseorang dari bepergian disebut “ NAQI’AH “, Jamuan seusai membangun rumah disebut “ WAKIIRAH “, jamuan selamat dari bencana disebut “ WADHIMAH “, dan jamuan yang diadakan tanpa alasan disebut “ MA’DABAH “.
Raudhah at-Thoolibiin III/64

وَالْوَلَائِمُ سِتٌّ : وَلِيمَةُ الْعُرْسِ : وَهِيَ الْوَلِيمَةُ عَلَى اجْتِمَاعِ الزَّوْجَيْنِ . وَوَلِيمَةُ الْخُرْسِ : وَهِيَ الْوَلِيمَةُ عَلَى وِلَادَةِ الْوَلَدِ . وَوَلِيمَةُ الْإِعْذَارِ : وَهِيَ الْوَلِيمَةُ عَلَى الْخِتَانِ . وَوَلِيمَةُ الْوَكِيرَةِ : وَهِيَ الْوَلِيمَةُ عَلَى بِنَاءِ الدَّارِ . قَالَ الشَّاعِرُ : كُلُّ الطَّعَامِ تَشْتَهِي رَبِيعَةُ الْخُرْسُ وَالْإِعْذَارُ وَالْوَكِيرَهْ وَوَلِيمَةُ النَّقِيعَةِ : وَهِيَ وَلِيمَةُ الْقَادِمِ مِنْ سَفَرِهِ ، وَرُبَّمَا سَمُّوا النَّاقَةَ الَّتِي تُنْحَرُ لِلْقَادِمِ نَقِيعَةً ، قَالَ الشَّاعِرُ : إِنَّا لَنَضْرِبُ بِالسُّيُوفِ رُءُوسَهُمْ ضَرْبَ الْقُدَارِ نَقِيعَةَ الْقُدَّامِ وَوَلِيمَةُ الْمَأْدُبَةِ : هِيَ الْوَلِيمَةُ لِغَيْرِ سَبَبٍ . فَإِنَّ خُصَّ بِالْوَلِيمَةِ جَمِيعُ النَّاسِ سُمِّيَتْ جَفَلَى ، وَإِنْ خُصَّ بِهَا بَعْضُ النَّاسِ ، سُمِّيَتْ نَقَرَى

Macam Walimah yang dikenal dalam Islam ada enam
• Walimah ‘Urs : Walimah yang diadakan atas dasar pertemuan dua insan dalam membentuk rumah tangga
• Walimah Khurs : Walimah yang diadakan atas dasar lahirnya seorang anak
• Walimah I’dzaar : Walimah yang diadakan atas dasar khitanan
• Walimah Wakiirah : Walimah yang diadakan atas dasar membangun rumah
• Walimah Naqii’ah : Walimah yang diadakan atas dasar kedatangan seseorang dari bepergian
• Walimah Ma’dabah : Walimah yang diadakan atas dasar tanpa sebabBila undangan walimah tersebut mencakup semua lapisan masyarakat dinamakan ‘JAFLAA’, bila hanya sebatas kalangan tertentu saja dinamakan ‘NAQRAA’.
Al-Haawy fii Fiqh as-Syaafi’i IX/555
Wallaahu A'lamu Bis showaab

http://www.piss-ktb.com/2012/03/1355-walimah-al-haml-mitoni-neloni.html

1 komentar:

  1. Walimatul Hamli Atau Tingkeban Atau Mitoni Hukumnya SUNNAH.
    Saya Santri Ploso.
    Titik

    BalasHapus