ERTANYAAN
Husen Abdul Aziz
Assalmualaikum
apakah boleh laki2 ikut mandaikan jenazah wanita ???
JAWABAN
Hamba Sahaya
Laki laki lebih tepat memandikan mayat laki2,begitupun
sbaliknya,suami boleh memandikan mayat istrinya,dan istri yg tdk
termasuk amat(hamba perempuan) boleh memandikan mayat
suaminya--walaupun ia tlh menikah lagi dgn laki laki laen(tanpa
menyentuh kulit)menggunakan kaos tgn,klw yg menyalahi yg demikian
itu,sah memandikannya,sbb yg demikian itu sunnah..
klw tdk ada yg hadir kecuali laki laki laen untuk memandikannya
mayat wanita,atau hanya ada wanita laen untuk memandikan mayat laki
laki,maka tayamumilah mayat itu.
laki laki atau wanita boleh memandikan mayat yg sekira tdk
dicintai(tidak membangkitkan syahwat),spt memandikan mayat anak laki
laki dan perempuan,boleh melihat dan menyapunya,laki laki yg paling
utama memandikan laki laki ialah mereka yg paling utama
menyolatkannya(yaitu bapak simayat,kakeknya,anak anaknya,cucunya lalu
saudaranya,,,
( ibaroh dr kitab fathul mu'in(fashlun fissholaati 'alal mayyit )
Mbah Pardan Milanistie
Dari 'Aisyah Rodhiallohu 'anha ia berkata, "pada suatu hari
Rosulloh Shollallohu 'alaihi wasallam pulang ke rumahku setelah
mengantar ke kuburan Baqi', saat itu alu merasa kepalaku sakit sekali
sehingga aku berkata ; "Oh, betapa sakitnya kepalaku ini! ' Rosululloh
Shollallohu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidak masalah, karena
seandainya engkau meninggal lebih dulu dariku, maka aku sendiri yang
akan memandikanmu, mengkafanimu, memsholatimu, dan menguburkanmu"
(HR.Ahmad no 25950.)
Siroj Munir
Yang lebih utama memandikan laki-laki, adalah laki-lakai, dan yang
memandikan perempuan adalah perempuan, Dan diperbolehkan bagi seorang
lelaki untuk memandikan istrinya, kecuali istri yang ditalaq roj'i
(talak satu atau dua), begitu pula sebaliknya bagi seorang istri (yang
tidak ditholaq roj'i) diperbolehkan memandikan suaminya. Meski seorang
istri boleh memandikan suaminya, dan juga sebaliknya, namun disunatkan
yang memandikan serang laki-laki adalah juga laki-laki, dan yang
memandikan perempuan seorang perempuan.
Sedangkan untuk mayit anak kecil yang belum sampai pada batasan
syahwat (nyahwati) boleh dimandikan oleh laki-laki ataupun perempuan,
meski bukan muhrimnya.
Dan apabila tidak ada orang yang bisa memandikan mayit selain ajnabi
(laki-laki yang bukan muhrim) danajnabiyah (wanita yang bukan
muhrim).. Maka mayit tersebut tidak perlu dimandikan, namun cukudi
tayammumi.
والرجل أولى بالرجل والمرأة أولى بالمرأة وله غسل حليلته من زوجة غير
رجعية ولو نكح غيرها وأمة ولو كتابية ولزوجة غير رجعية غسل زوجها ولو نكحت
غيره بلا مس منها له ولا من الزوج أو السيد لها فإن لم يحضر إلا أجنبي في
الميتة المرأة وإلا أجنبية في الرجل يمم الميت. نعم الصغير الذي لم يبلغ
حد الشهوة يغسله الرجال والنساء ومثله الخنثى الكبير عند فقد المحرم
(Al-Iqna' Lisy-Syarbini, Juz : 1 Hal : 200 )
قوله: (أولى بالرجل) أي الأفضل ذلك فيقدم حتى على الحليلة والحاصل أن
قوله " والرجل أولى بالرجل " أي وجوبا إن كان المعنى أولى من المرأة
الأجنبية، وندبا إن كان المراد أولى من المرأة المحرم؛ وكذا يقال في قوله "
والمرأة أولى من المرأة " أي وجوبا أو ندبا كما مر
( Hasyiyah Al-Bujairomi Alal Khotib, Juz : 2 Hal : 268 )
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
nama kitab hanafi yang melarang suami memandikan jenazah istri apa y ustad?
BalasHapusnama kitab hanafi yang melarang suami memandikan jenazah istri apa y ustad?
BalasHapus