Senin, 19 November 2012

393 : HUKUM LAKI2 MEMANDIKAN JENAZAH PEREMPUAN DAN SEBALIKNYA

ERTANYAAN


Husen Abdul Aziz



Assalmualaikum

apakah boleh laki2 ikut mandaikan jenazah wanita ???


JAWABAN

Hamba Sahaya

Laki laki lebih tepat memandikan mayat laki2,begitupun sbaliknya,suami boleh memandikan mayat istrinya,dan istri yg tdk termasuk amat(hamba perempuan) boleh memandikan mayat suaminya--walaupun ia tlh menikah lagi dgn laki laki laen(tanpa menyentuh kulit)menggunakan kaos tgn,klw yg menyalahi yg demikian itu,sah memandikannya,sbb yg demikian itu sunnah..

klw tdk ada yg hadir kecuali laki laki laen untuk memandikannya mayat wanita,atau hanya ada wanita laen untuk memandikan mayat laki laki,maka tayamumilah mayat itu.

laki laki atau wanita boleh memandikan mayat yg sekira tdk dicintai(tidak membangkitkan syahwat),spt memandikan mayat anak laki laki dan perempuan,boleh melihat dan menyapunya,laki laki yg paling utama memandikan laki laki ialah mereka yg paling utama menyolatkannya(yaitu bapak simayat,kakeknya,anak anaknya,cucunya lalu saudaranya,,,

( ibaroh dr kitab fathul mu'in(fashlun fissholaati 'alal mayyit )


Mbah Pardan Milanistie


Dari 'Aisyah Rodhiallohu 'anha ia berkata, "pada suatu hari Rosulloh Shollallohu 'alaihi wasallam pulang ke rumahku setelah mengantar ke kuburan Baqi', saat itu alu merasa kepalaku sakit sekali sehingga aku berkata ; "Oh, betapa sakitnya kepalaku ini! ' Rosululloh Shollallohu 'alaihi wasallam bersabda, "Tidak masalah, karena seandainya engkau meninggal lebih dulu dariku, maka aku sendiri yang akan memandikanmu, mengkafanimu, memsholatimu, dan menguburkanmu" (HR.Ahmad no 25950.)


Siroj Munir

Yang lebih utama memandikan laki-laki, adalah laki-lakai, dan yang memandikan perempuan adalah perempuan, Dan diperbolehkan bagi seorang lelaki untuk memandikan istrinya, kecuali istri yang ditalaq roj'i (talak satu atau dua), begitu pula sebaliknya bagi seorang istri (yang tidak ditholaq roj'i) diperbolehkan memandikan suaminya. Meski seorang istri boleh memandikan suaminya, dan juga sebaliknya, namun disunatkan yang memandikan serang laki-laki adalah juga laki-laki, dan yang memandikan perempuan seorang perempuan.

Sedangkan untuk mayit anak kecil yang belum sampai pada batasan syahwat (nyahwati) boleh dimandikan oleh laki-laki ataupun perempuan, meski bukan muhrimnya.

Dan apabila tidak ada orang yang bisa memandikan mayit selain ajnabi (laki-laki yang bukan muhrim) danajnabiyah (wanita yang bukan muhrim).. Maka mayit tersebut tidak perlu dimandikan, namun cukudi tayammumi.

والرجل أولى بالرجل والمرأة أولى بالمرأة وله غسل حليلته من زوجة غير رجعية ولو نكح غيرها وأمة ولو كتابية ولزوجة غير رجعية غسل زوجها ولو نكحت غيره بلا مس منها له ولا من الزوج أو السيد لها فإن لم يحضر إلا أجنبي في الميتة المرأة وإلا أجنبية في الرجل يمم الميت. نعم الصغير الذي لم يبلغ حد الشهوة يغسله الرجال والنساء ومثله الخنثى الكبير عند فقد المحرم

(Al-Iqna' Lisy-Syarbini, Juz : 1 Hal : 200 )

قوله: (أولى بالرجل) أي الأفضل ذلك فيقدم حتى على الحليلة والحاصل أن قوله " والرجل أولى بالرجل " أي وجوبا إن كان المعنى أولى من المرأة الأجنبية، وندبا إن كان المراد أولى من المرأة المحرم؛ وكذا يقال في قوله " والمرأة أولى من المرأة " أي وجوبا أو ندبا كما مر

( Hasyiyah Al-Bujairomi Alal Khotib, Juz : 2 Hal : 268 )

2 komentar:

  1. nama kitab hanafi yang melarang suami memandikan jenazah istri apa y ustad?

    BalasHapus
  2. nama kitab hanafi yang melarang suami memandikan jenazah istri apa y ustad?

    BalasHapus