reka boleh
menjual belikan barang-barang najis seperti bulu babi dan kulit bangkai
karena bias di manfaatkan kecuali yang memang terdapat larangan untuk
menjual belikannya seperti minuman keras, (daging) babi, bangkai dan
darah sebagaimana mereka yang juga membolehkan binatang buas dan najis
yang bias di manfaatkan untuk di makan, tolak ukurnya menurut mereka
(madhab hanafi) adalah semua yang beranfaat itu halal menurut syara’
karena semua makhluk yang ada memang di ciptakan untuk kemanfaatan
manusia” al-Fiqh al-Islami Wa Adillatuh IV/181-182
Menurut
Malikiyyah :
ويصح بيع الحشرات والهوام كالحيات والعقارب اذا كان ينتفع
به والضابط عندهم (المالكية) ان كل ما فيه منفعة تحل شرعا لان الاعيان خلقت
لمنفعة الانسان بدليل قوله تعالى هو الذي خلق لكم ما فى الارض جميعا
“Boleh menjual belikan binatang melata dan berbisa seperti ular,
kalajengking bila memang memberi manfaat tolak ukurnya menurut mereka
(madhab maliki) adalah semua yang beranfaat itu halal menurut syara’
karena semua makhluk yang ada memang di ciptakan untuk kemanfaatan
manusia dengan dalil firman Allah ta’aalaa (Dia-lah Allah, yang
menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu – QS 2:29.)
” al-Fiqh
al-Islami Wa Adillatuh IV/446-447 >>
فرع) بيع الهرة الاهلية
جائز بلا خلاف عندنا إلا ما حكاه البغوي في كتابه في شرح مختصر المزني عن
ابن العاص أنه قال لا يجوز وهذا شاذ باطل مردود والمشهور جوازه وبه قال
جماهير العلماء نقله القاضى عياض عن الجمهور وقال ابن المنذر أجمعت الامة
على أن اتخاذه جائز ورخص في بيعه ابن عباس وابن سيرين والحكم وحماد ومالك
والثوري والشافعي وأحمد واسحق وأبو حنيفة وسائر أصحاب الرأي قال وكرهت
طائفة بيعه منهم أبو هريرة ومجاهد وطاووس وجابر بن زيد قال ابن المنذر إن
ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم النهى عن بيعه فبيعه باطل وإلا فجائز هذا
كلام ابن المنذر واحتج من منعه بحديث أبى الزبير قال سألت جابرا عن ثمن
الكلب والسنور فقال زجر النبي صلى الله عليه وسلم(المجموع - (ج 9 / ص229 )
LANJUTAN JUAL BELI KUCING
>> Jual beli kucing ditafsil, bila kucing rumahan mayoritas
ulama termasuk kalangan syafi'iyyah memperbolehkannya sedang bila kucing
LIAR diharamkan.
ومنها أن النبي صلى الله عليه وسلم نهى عن ثمن الهرة
قال القفال: المراد الهرة الوحشية إذ ليس فيها منفعة استئناس ولا غيره.قلت:
مذهبنا أنه يصح بيع الهرة الأهلية نص عليه الشافعي رضي الله عنه
وغيره.والجواب عن الحديث من أوجه ذكرها الخطابي.أحدها: أنه تكلم في
صحته.والثاني: جواب القفال.والثالث: أنه نهي تنزيه.والمقصود: أن الناس
يتسامحون به ويتعاورونه هذه أجوبه الخطابي لكن الأول باطل فإن الحديث في
صحيح مسلم من رواية جابر رضي الله عنه والله أعلم.
Sebagian larangan jual
beli adalah “sesungguhnya Nabi SAW melarang uang (dari penjualan)
kucing”al-Qaffal berkata : Yang dimaksud adalah kucing liar karena tidak
ada kemanfaatan didalamnya baik bersifat sebagai penghibur atau
lainnya. Aku (an-nawawy) berkata “Menurut madzhab kami (syafi’iyyah)
bahwa menjual kucing rumahan boleh dan sah sebagaimana yang telah
ditetapkan oleh as-Syaafi’i ra dam lainnya” Sedang jawaban dari hadits
diatas dapat diambil dari beberapa argumen seperti yang dikemukakan oleh
al-Khiththooby :
1. Hadits diatas ditanyakan kesahihannya
2.
Sebagaimana jawaban al-Qaffal diatas
3. Pelarangan dalam hadits diatas
adalah pelarangan yang bersifat tanzih bukan mengarah pada pengharaman
dalam pengertian melarang kebiasaan manusia yang saling toleransi dan
mencari-cari kucing (untuk diperjual belikan hingga melailaikan
segalanya dan tiada berfaedah).
Namun argumen yang pertama yang
meragukan kesahihan hadits ini adalah batal karena hadits ini terdapat
pada shahih Muslim dari riwayat sahabat Jabir ra. Raudhah at-Thoolibiin
I/422
وَيَجُوزُ بَيْعِ الْهِرَّةِ الْأَهْلِيَّةِ وَالنَّهْيُ عن ثَمَنِ
الْهِرَّةِ كما في مُسْلِمٍ مُتَأَوَّلٌ أَيْ مَحْمُولٌ على الْوَحْشِيَّةِ
إذْ ليس فيها مَنْفَعَةُ اسْتِئْنَاسِ وَلَا غَيْرُهُ أو الْكَرَاهَةُ فيه
لِلتَّنْزِيهِ قال في الرَّوْضَةِ وَالْمَقْصُودُ
أَنَّ الناس يَتَسَامَحُونَ بِهِ
Dan boleh menjual belikan kucing
rumahan.Sedang pelarangan pengambilan uang hasil penjualan kucing dalam
hadits Muslim dita’wil bahwa kucing yang dimaksud dalam hadits tersebut
adalah kucing liar karena tiada manfaat sebagai penghibur dan lainnya
didalamnya atau kemakruhan tersebut tergolong makruh tanzih.An-Nawaawy
dalam kitab ar-Raudhah menjelaskan “
Yang dimaksud dalam hadits tersebut
adalah semua orang.
Asnaa al-Mathaalib II/31 * (
فرع)بيع الهرة الاهلية
جائز بلا خلاف عندنا إلا ما حكاه البغوي في كتابه في شرح مختصر المزني عن
ابن العاص أنه قال لا يجوز وهذا شاذ باطل مردود والمشهور جوازه وبه قال
جماهير العلماء نقله القاضى عياض عن الجمهور وقال ابن المنذر أجمعت الامة
على أن اتخاذه جائز ورخص في بيعه ابن عباس وابن سيرين والحكم وحماد ومالك
والثوري والشافعي وأحمد واسحق وأبو حنيفة وسائر أصحاب الرأي قال وكرهت
طائفة بيعه منهم أبو هريرة ومجاهد وطاووس وجابر بن زيد قال ابن المنذر إن
ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم النهى عن بيعه فبيعه باطل وإلا فجائز هذا
كلام ابن المنذر واحتج من منعه بحديث أبى الزبير قال سألت جابرا عن ثمن
الكلب والسنور فقال زجر النبي صلى الله عليه وسلم عن ذلك) رواه مسلم *
واحتج أصحابنا بأنه طاهر منتفع به ووجد فيه جميع شروط البيع بالخيار فجاز
بيعه كالحمار والبغل والجواب عن الحديث من وجهين (أحدهما) جواب أبى العباس
بن العاص وأبي سليمان الخطابى والقفال وغيرهم أن المراد الهرة الوحشية فلا
يصح بيعها لعدم الانتفاع بها الا على الوجه الضعيف القائل بجواز أكلها
(والثاني) أن المراد نهى تنزيه والمراد النهى على العادة بتسامح الناس فيه
ويتعاوزونه في العادة فهذان الجوابان هما المعتمدان
CABANG Menjual kucing
rumahan boleh dan tidak ada perbedaan pendapat diantara kami
(syafi’iyyah) kecuali pendapat yang dihikayahkan oleh al-baghowy dalam
kitabnya ‘Syarh Muhtashar al-Mazany’ dari Ibn ‘Ash yang menyatakan tidak
diperbolehkannya dan ini adalah pendapat yang SYADZ (ganjil), batal dan
tertolak.
Pendapat yang mashur memoerkenankannya dan inilah yang
dipakai oleh mayoritas Ulama seperti keterangan yang dinukil oleh
al-Qaadhi al-‘Iyaadh. Ibn Mundzir berkata “Para Imam-Imam sepakat bahwa
memeliharanya boleh, dan membolehkan juga menjual belikannya Ibn Abbas,
Ibn Siriin, al-Hakam, Hammad, Imam malik, at-Tsauri, as-Syafi’i, Ahmad
Bin Hanbal, Ishaq, Abu hanifah dan para cendekia lainnya.
Sebagian ulama
cenderung memakruhkan menjual belikannya, diantaranya adalah Abu
Hurairah, Mujahid, Thoowus, Jaabir Bin Zaid
” Selanjutnya Ibn Mundzir
menyatakan “Bila terdapati pelarangan dari baginda nabi Muhammad SAW
pelarangannya maka menjual belikannya batal, bila tidak maka boleh”
Sedang pendapat yang melarang berdasarkan hadits riwayat Abu Zubair, ia
berkata “Aku bertanya pada sahabat Jabir tentang uang hasil penjualan
anjing dan kucing, ia menjawab : Nabi SAW melarangnya” (HR. Muslim).
Para pengikut as-Syafi’i berargumentasi “ia adalah binatang suci yang
bermanfaat dan ditemukan didalamnya semua syarat jual beli dengan masa
khiyar maka boleh menjualnya sebagaimana keledai dan Bighal (peranakan
keledai dan kuda).Argumentasi tentang hadits larangan diatas adalah :
1. Diambil dari jawaban yang dikemukakan oleh Abu Abbas Bin ‘Ash, Abu
Sulaiman al-Khatthaabi, al-Qaffaal dan lainnya bahwa yang dimaksud
dengan kucing dalam hadits nabi diatas adalah kucing liar, maka tidak
boleh menjual belikannya karena tidak ada kemanfaatan didalamnya keculai
menurut pendapat dhoif yang menyatakan bolehnya memakan dagingnya.
2.
Yang dimaksud larangan dalam hadits diatas adalah larangan yang bersifat
tanzih bukan mengarah pada pengharaman dalam pengertian melarang
kebiasaan manusia yang saling toleransi dan mencari-cari kucing (untuk
diperjual belikan).Dua argumen inilah jawaban yang mu’tamad (kuat dan
terpilih) dalam mengurai hadits diatas. Al-Majmuu’ ala Syarh
al-Muhadzdzab IX/229.
Wallaahu A'lamu Bis Showaab
link dokumen :
https://www.facebook.com/groups/kasarung/doc/615368458487896/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar