Sabtu, 23 Maret 2013

630 : NIKAHNYA ORANG BUTA , TULI DAN BISU

PERTANYAAN

Farida GAndanhan Sonyeo


assalamu'alaikum

bagaimana nikahnya orang buta, tuli dan juga bisu ?

dia gak bisa dengar,lihat tulisan gakbisa,mengucap qobul dak bisa,bisanya cuma lewat rabaan


'JAWABAN
Brojol Gemblung

tuli, bisu, dan buta.. Ini kan gelap semuanya,

Kalau orang bisu saja maka jelas ada solusinya, begitupun orang buta saja juga ada solusinya dan sah menikah menurut qaul ashah dg persyaratan sebagaimana orang bisu. Tapi kalau tuli + buta + bisu bagaimana solusinya??! Orang terlahir dalam keadaan buta + tuli ini tidak mukallaf, yakni tidak terkena khithab hukum syari'at.

================================================
ibaroh orang buta , tuli dan bisu tidak mukallaf

ﻧﻬﺎﻳﺔ ﺍﻟﺰﻳﻦ : 9

ﻣﻜﻠﻒ ﺃﻱ ﺑﺎﻟﻎ ﻋﺎﻗﻞ ﺳﻠﻴﻢ ﺍﻟﺤﻮﺍﺱ ﺑﻠﻐﺘﻪ ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﻓﻼ ﺗﺠﺐ ﻋﻠﻰ ﺻﺒﻲ ﻭﻻ ﻋﻠﻰ ﻣﺠﻨﻮﻥ ﻟﻢ ﻳﺘﻌﺪ ﺑﺴﺒﺐ ﺟﻨﻮﻧﻪ ﻛﻤﻦ ﻭﺛﺐ ﻭﺛﺒﺔ ﻟﻢ ﻳﺮﺩ ﺑﻬﺎ ﺯﻭﺍﻝ ﻋﻘﻠﻪ ﻭﻻ ﻋﻠﻰ ﺳﻜﺮﺍﻥ ﺑﻐﻴﺮ ﻣﺆﺛﻢ ﻟﻌﺪﻡ ﺗﻜﻠﻴﻔﻬﻢ ﻟﻘﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺭﻓﻊ ﺍﻟﻘﻠﻢ ﻋﻦ ﺛﻼﺙ ﻋﻦ ﺍﻟﻨﺎﺋﻢ ﺣﺘﻰ ﻳﺴﺘﻴﻘﻆ ﻭﻋﻦ ﺍﻟﺼﺒﻲ ﺣﺘﻰ ﻳﻜﺒﺮ ﻭﻋﻦ ﺍﻟﻤﺠﻨﻮﻥ ﺣﺘﻰ ﻳﻌﻘﻞ ﺃﻭ ﻳﻔﻴﻖ ﺭﻭﺍﻩ ﺍﺑﻦ ﻣﺎﺟﻪ ﻭﺍﻟﺤﺎﻛﻢ ﻭﻣﻦ ﻧﺸﺄ ﺑﺸﺎﻫﻖ ﺟﺒﻞ ﻭﻟﻢ ﺗﺒﻠﻐﻪ ﺩﻋﻮﺓ ﺍﻹﺳﻼﻡ ﻏﻴﺮ ﻣﻜﻠﻒ ﺑﺸﻲﺀ

ﻭﻛﺬﺍ ﻣﻦ ﺧﻠﻖ ﺃﻋﻤﻰ ﺃﺻﻢ ﻓﺈﻧﻪ ﻏﻴﺮ ﻣﻜﻠﻒ ﺑﺸﻲﺀ ﺇﺫ ﻻ ﻃﺮﻳﻖ ﻟﻪ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺑﺬﻟﻚ ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﻧﺎﻃﻘﺎ ﻷﻥ ﺍﻟﻨﻄﻖ ﺑﻤﺠﺮﺩﻩ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﻃﺮﻳﻘﺎ ﻟﻤﻌﺮﻓﺔ ﺍﻷﺣﻜﺎﻡ ﺍﻟﺸﺮﻋﻴﺔ ﺑﺨﻼﻑ ﻣﻦ ﻃﺮﺃ ﻋﻠﻴﻪ ﺫﻟﻚ ﺑﻌﺪ ﺍﻟﻤﻌﺮﻓﺔ ﻓﺈﻧﻪ ﻣﻜﻠﻒ

ﻭﻟﻮ ﺃﺳﻠﻢ ﻣﻦ ﻟﻢ ﺗﺒﻠﻐﻪ ﺍﻟﺪﻋﻮﺓ ﻭﺟﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻘﻀﺎﺀ ﻷﻧﻪ ﻣﻨﺰﻝ ﻣﻨﺰﻟﺔ ﻣﺴﻠﻢ ﻧﺸﺄ ﺑﻌﻴﺪﺍ ﻋﻦ ﺍﻟﻌﻠﻤﺎﺀ ﺑﺨﻼﻑ ﻣﻦ ﺧﻠﻖ ﺃﻋﻤﻰ ﺃﺻﻢ ﻓﺈﻧﻪ ﺇﻥ ﺯﺍﻝ ﻣﺎﻧﻌﻪ ﻻ ﻗﻀﺎﺀ ﻋﻠﻴﻪ ﻷﻧﻪ ﻟﻴﺲ ﻓﻴﻪ ﺃﻫﻠﻴﺔ ﺍﻟﺨﻄﺎﺏ
===========
Fokus :

ﻭﻛﺬﺍ ﻣﻦ ﺧﻠﻖ ﺃﻋﻤﻰ ﺃﺻﻢ ﻓﺈﻧﻪ ﻏﻴﺮ ﻣﻜﻠﻒ ﺑﺸﻲﺀ ﺇﺫ ﻻ ﻃﺮﻳﻖ ﻟﻪ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﺑﺬﻟﻚ ﻭﻟﻮ ﻛﺎﻥ ﻧﺎﻃﻘﺎ ﻷﻥ ﺍﻟﻨﻄﻖ ﺑﻤﺠﺮﺩﻩ ﻻ ﻳﻜﻮﻥ ﻃﺮﻳﻘﺎ ﻟﻤﻌﺮﻓﺔ ﺍﻷﺣﻜﺎﻡ ﺍﻟﺸﺮﻋﻴﺔ

demikian juga orang yg tercipta dalam keadaan buta tuli, sungguh dia tidak tertuntut dg apapun karena tidak ada jalan / solusi baginya untuk mengerti hal itu (dakwah Islam) meskipun dia bisa bicara. Karena bisa bicara saja itu bukanlah jalan untuk mengetahui hukum-hukum syari'at.


Kudung Khantil Harsandi Muhammad



AL MAULUUDU A'MAA ASHOMMU CHUKMUHU KAL-MAJNUUNI
====
Seorang anak yang terlahir dalam keadaan buta dan tuli hukumnya seperti halnya orang gila.

WALIYYUL MAJNUUNI WA MAA ULCHIQO BIHI MIMMAA MARRO WA IN KAANA LAHU NAU'U TAMYIIZIN ABUN FA-ABUUHU FA-WASHIIHIMAA AU ACHADIHIMAA TSUMMAL CHAAKIMU TSUMMA SULACHAAUL MUSLIMIINA 'INDA FAQDIHI AU JUURIHI.
FA YATASHORROFU FII MAALIHI BITARBIYATIHIM.
WA YUZAWWIJUHU GHOIRUL WASHIY MIMMAN DZUKIRO BI-DHUHUURIL CHAAJATI KA-TAWAQQOONIN AU KHIDMATIN.
===
Walinya majnun dan orang yang samakan dengannya, meskipun ia memiliki semacam sifat tamyiz adalah Bapaknya, lalu kakeknya, lalu orang yang diwasiati oleh keduanya atau salah satunya, lalu hakim, kemudian orang shaleh ketika hakim tidak ada atau menyimpang.
Maka, bagi para wali tersebut boleh menggunakan hartanya majnun guna biaya perawatannya, dll.


Dan boleh bagi selain orang yang diwasiati untuk menikahkan majnun bila dibutuhkan, seperti hasratnya pada wanita atau butuhnya orang yang merawatnya.

BUGHYATUL MUSTARSYIDIN hal.139-140


Sebagai perbandingan saja, pendapat mazhab lain.
----
WA QOOLA AL-ABHARIYYU YUMNA'U AL-BAI'U LIMAN WULIDA A'MAA AU 'AMIYA QOBLA TAMYIIZIL ALWAANI.
WAL-KHILAAFU FIIMAA YATAWAQQOFU 'ALAA-R RU'YATI.
WA AMMAL MASYMUUMU KA-MISKIN, WAL MADZUUQU KA-'ASALIN FA-LAA KHILAAFA FIIHI.
WA MACHALLUHU IN LAM YAKUN AL-A'MAA AKHROSA ASHOMMA. WA ILLAA MUNI'AT MU'AAMALATUHU WA MUNAAKACHATUHU ILLAA MIN WALIYYIHI-L MUJBIRI.
===
Syaikh Al Abhuriy menuturkan ; Tidak diperkenankan melakukan praktek jual bagi orang yang terlahir dalam keadaan buta atau buta sebelum bisa membedakan warna. Perbedaan ulama ini dalam jual beli yang tergantung adanya penglihatan. Sedang untuk barang yang cukup dibau sepeti minyak misk, dan yang cukup dirasa seperti madu, maka tidak ada perbedaan antar ulama.
Hal ini apabila si Buta tidak juga BISU serta TULI. Kalau demikian, maka baginya tidak diperbolehkan melakukan transaksi dan pernikahan kecuali oleh wali mujbirnya.

MINAHUL JALIL IX/452


WA AMMAA-L A'MAA-L ASHOMMU FA-LAA TAJUUZU SYAHAADATUHU FII SYAIIN WA LAA MU'AAMALATUHU KAL-MAJNUUNI.
WA INNAMAA YUWALLIY 'ALAIHIMAA MAN YATAWALLAA AMROHUMAA BIL-MASHLACHATI
=====
Orang Buta sekaligus Tuli tidak sah bersaksi dalam apapun, dan (tidak sah) aktifitas transaksinya sebagaimana orang gila.
Dan yang bisa memegang kendali atas keduanya hanya orang yang mempunyai hak kekuasaan mengurusi segala perkara dari keduanya dengan maslahat.

HASYIYAH ASH-SHOOWI ALA ASY-SYARCH ASH-SHOGHIR IX/388




Ini ibarot tambahan

ﺍﻟﺒﻬﺠﺔ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﺍﻟﺘﺤﻔﺔ :

ﻭَﻣِﻦْ ﺃﺻَﻢَّ ﺃﺑْﻜَﻢَ ﺍﻟْﻌُﻘُﻮﺩُ ** ﺟَﺎﺋِﺰَﺓٌ ﻭَﻳَﺸْﻬَﺪُ ﺍﻟﺸُّﻬُﻮﺩُ

ﻭﻣﻦ ﺃﺻﻢ ﺃﺑﻜﻢ ﺍﻟﻌﻘﻮﺩ: ﻣﻦ ﻧﻜﺎﺡ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻌﺎﻭﺿﺎﺕ ﻭﺍﻟﺘﺒﺮﻋﺎﺕ. ﺟﺎﺋﺰﺓ: ﻷﻧﻪ ﻳﺪﺭﻙ ﺍﻷﺷﻴﺎﺀ ﺑﺒﺼﺮﻩ، ﻭﻳﻔﻬﻢ ﻋﻨﻪ ﻣﺎ ﺃﺭﺍﺩ ﺑﺈﺷﺎﺭﺗﻪ ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ: ﻭﻳﺸﻬﺪ ﺍﻟﺸﻬﻮﺩ: ﻋﻠﻴﻪ ﺑﺎﻹﻳﺠﺎﺏ ﻭﺍﻟﻘﺒﻮﻝ.

ﺑِﻤُﻘْﺘَﻀَﻰ ﺇﺷﺎﺭﺓٍ ﻗﺪ ﺃَﻓْﻬَﻤَﺖْ ** ﻣﻘْﺼُﻮﺩَﻩُ ﻭﺑﺮﺿﺎﻩُ ﺃَﻋْﻠَﻤَﺖْ

ﺑﺤﻴﺚ ﻻ ﻳﺸﻜﻮﻥ ﻓﻲ ﻣﺮﺍﺩﻩ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ.

ﻓَﺈﻥْ ﻳَﻜُﻦْ ﻣَﻊْ ﺫَﺍﻙَ ﺃَﻋْﻤَﻰ ﺍﻣْﺘَﻨَﻌَﺎ ** ﻟِﻔَﻘْﺪِﻩِ ﺍﻹﻓْﻬَﺎﻡَ ﻭَﺍﻟْﻔَﻬْﻢَ ﻣَﻌَﺎ

ﻓﺈﻥ ﻳﻜﻦ ﻣﻊ ﺫﺍﻙ: ﺍﻟﺼﻤﻢ ﻭﺍﻟﺒﻜﻢ. ﺃﻋﻤﻰ ﺍﻣﺘﻨﻌﺎ: ﺃﻱ ﺍﻟﻌﻘﺪ ﻣﻌﻪ ﻭﺍﻟﺸﻬﺎﺩﺓ ﻋﻠﻴﻪ. ﻟﻔﻘﺪﻩ ﺍﻷﻓﻬﺎﻡ: ﻟﻐﻴﺮﻩ. ﻭﺍﻟﻔﻬﻢ: ﻣﻨﻪ. ﻣﻌﺎ. ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻳﻌﻘﺪ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻨﻜﺎﺡ ﻭﻧﺤﻮﻩ ﻭﻟﻴﻪ ﻭﻣﺜﻠﻪ ﻓﻲ ﻣﻨﻊ ﻣﻌﺎﻣﻠﺘﻪ ﺑﻨﻔﺴﻪ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺃﺻﻢ ﺃﻋﻤﻰ ﻟﻮﺟﻮﺩ ﺍﻟﻌﻠﺔ ﺍﻟﻤﺬﻛﻮﺭﺓ، ﻭﻓﻬﻢ ﻣﻨﻪ ﺃﻧﻪ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﺃﺑﻜﻢ ﺃﻋﻤﻰ ﻭﻫﻮ ﻳﺴﻤﻊ ﺗﺠﻮﺯ ﻣﻌﺎﻣﻠﺘﻪ ﻷﻥ ﺍﻹﺷﺎﺭﺓ ﻣﻨﻪ ﻣﻤﻜﻨﺔ.



Sunde Pati

siipp

tambahan ibaroh

شرح المنهاج (3/ 298)

ولو خلق أعمى أصم أخرس فهو غير مكلف كمن لم تبلغه الدعوة

umpama ada orang tercipta dalam keadaan buta ,tuli dan bisu maka orang tersebut tidak mukallaf sperti halnya orang yg tidak pernah kemasukan dakwah

==========================
 ورابعها سلامة احدى حواس السمع والبصر فلا تجب الصلاة على من خلق اصم اعمى ولو ناطقا فلا يجب عليه القضاء ان زال مانعه

yg ke-4 dari syarat wajib sholat adalah selamatnya salah satu pendengaran dan penglihatan,maka tiada kewajiban sholat bagi orang yg tercipta dalam keadaan tuli sekaligus buta walaupun masih bisa bicara dan begitu juga tidak wajib qodlo' baginya jika mani'nya (buta dan tulinya) sembuh

Kasyifatus saja hal 51


link dokumen :

 https://www.facebook.com/groups/kasarung/doc/567368566621219/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar